Senin, 25 Februari 2008

KEMATIAN AYAH HITLER

Di kota Leonding, Austria, pada pagi hari yang sangat dingin hari Sabtu, tanggal 3 Januari, 1903, Alois Hitler, 65, pergi keluar untuk jalan-jalan, berhenti di restoran favorit dan duduk untuk pesan segelas wine. Dia roboh sebelum wine diberikan kepadanya dan meninggal dalam beberapa menit akibat pendarahan paru-paru. Alois telah lama menderita penyakit sebelum kematiannya.

Adolf muda, sekarang 13 tahun, terjatuh dan menangis dengan keras saat melihat tubuh ayahnya terbaring. Upacara pemakaman ayahnya di sebuah geraja kecil di Leonding dihadiri banyak orang. Surat kabar di dekat Linz menerbitkan suatu berita kematian yang di dalamnya termasuk pernyataan berikut: "Kata-kata kasar yang kadang keluar dari bibirnya tidak dapat menahan hati yang hangat yang berdetak dibalik bagian luarnya yang tampak kasar."

Bagi Adolf, tidak akan ada lagi kata-kata kasar dan debat dengan ayahnya, terutama tentang pilihan karirnya. Ayah Hitler menginginkan Adolf menjadi pegawai sipil seperti dirinya. Hitler muda, punya cita-cita menjadi seniman besar. Sekarang Hitler bebas dari kata-kata yang mengatur dan kekuasaan otoriter ayahnya. Sesungguhnya, Adolf muda sekarang adalah pemimpin rumah tangga, suatu posisi yang penting pada waktu itu.

Secara finansial, ayahnya meninggalkan jaminan yang cukup untuk keluarga Hitler. Ibu Hitler menerima separuh dari pensiun bulanan suaminya, ditambah uang kematian. Adolf mendapatkan sedikit setiap bulan, ditambah sedikit warisan. Keluarga Hitler juga memiliki sebuah rumah di Leonding yang telah dibayar tunai.

Untuk kenyamanan, Hitler muda tinggal di rumah sewa remaja di Linz, dekat sekolah teknik. Ini menghemat hari-hari panjang pulang-pergi dari Leonding. Pada akhir pekan, dia pulang ke ibunya.

Hitler diingat oleh wanita yang menjalankan rumah sewa sebagai anak yang gelisah dan canggung, yang menghabiskan banyak waktu dengan membaca dan menggambar. Walaupun Hitler gemar membaca, dia adalah siswa yang malas dan enggan membantu di sekolah.

Pada musim gugur 1903, ketika kembali ke sekolah setelah libur musim panas, segalanya menjadi bertambah buruk. Sejalan dengan nilainya yang buruk dalam matematika dan bahasa Perancis, kelakuan Hitler juga sangat buruk, tampak bahwa dia akan gagal. Tanpa perlakuan disiplin di rumah dan tanpa perhatian dari gurunya di sekolah, Hitler melakukan kenakalan dan lelucon yang ditujukan pada guru yang tidak disukainya.

Diantara kenakalan Hitler – memberi jawaban yang berlawanan, menghina, membantah pertanyaan yang diajukan guru dan membuat gembira anak-anak lainnya sehingga kadang-kadang memberi tepuk tangan padanya. Dengan anak-anak itu, dia juga melepaskan kecoak di kelas, mengubah susunan bangku, dan membuat kebingungan di kelas dengan melakukan hal yang berlawanan dengan yang dikatakan guru.

Bertahun-tahun kemudian, bahkan sebagai Führer, Hitler menceritakan kenakalan masa sekolahnya secara detail pada para jenderalnya sebagai lelucon di tengah-tengah perang dunia.

Hanyalah guru sejarah Hitler, Dr. Leopold Pötsch, dan yang menceritakan kepahlawanan Jerman dari masa lampau yang tetap menarik perhatiannya dan dihormatinya. Pada masa awal remajanya, Hitler telah tertarik dengan nasionalisme Jerman bersamaan dengan minatnya pada seni dan arsitekur.

Hitler muda meletakkan semua harapannya untuk menjadi seniman besar, terutama setelah prospeknya di sekolah menengah semakin suram. Beberapa guru juga menginginkan Hitler dikeluarkan dari sekolah karena masalah yang ditimbulkannya.

Seorang guru mengingat Hitler muda sebagai seorang yang "... bereaksi bermusuhan waktu mendapatkan teguran atau nasehat; pada saat yang sama, dia menuntut kepatuhan tak bersyarat dari teman-temannya, membayangkan dirinya sebagai pemimpin, pada saat yang sama melakukan beberapa kenakalan merusak yang tidak biasa dilakukan anak-anak seusianya."

Pada bulan Mei 1904, pada usia 15 tahun, Adolf Hitler menerima pengukuhan Sakramen Katholik di katedral Linz. Sebagai anak muda dia pernah bercita-cita menjadi pendeta. Tetapi pada saat itu dia telah bosan dan tidak tertarik dengan imannya dan selalu mengganggu untuk menarik perhatian selama upacara yang religius itu.

Tak lama setelah itu, Hitler meninggalkan sekolah menengah di Linz. Dia telah diberi nilai lulus dalam bahasa Perancis dalam suatu ujian yang dibuat sebagai syarat agar dia tidak kembali ke sekolah itu lagi. Pada bulan September 1904, dia memasuki sekolah menengah lain, di Steyr, sebuah kota kecil 25 mil dari Linz. Dia tinggal di rumah sewa disana, berbagi kamar dengan seorang anak lelaki lainnya. Mereka kadang-kadang menghibur diri dengan bermain tembak-tembakan dengan mulut.

Hitler mendapat nilai yang buruk pada semester pertama di sekolah barunya, tidak lulus matematika, Bahasa Jerman, Perancis, dan bahkan mendapatkan nilai yang jelek untuk menulis tangan. Dia meningkatkan diri selama semester kedua dan diberitahu bahwa dia akan lulus jika mengambil ujian khusus pada musim gugur itu. Selama musim panas, Hitler menderita akibat pendarahan pada paru-paru, suatu penyakit turunan.

Hitler mendapatkan kembali kesehatannya dan lulus ujian pada bulan September 1905, dan merayakannya dengan teman-temannya dengan minum-minuman keras. Dia ditemukan terbaring di tepi jalan raya keesokan harinya, dibangunan oleh wanita penjual susu. Setelah peristiwa itu dia berjanji tidak menggunakan alkohol dan tidak pernah mabuk lagi.

Tetapi Hitler tidak dapat membawa dirinya sampai ke ujian akhir diplomanya. Dengan menggunakan alasan kesehatannya yang buruk, dia meninggalkan sekolah pada usia 16 tahun dan tidak pernah kembali. Sejak saat itu dia menjadi pengajar dirinya sendiri, melanjutkan hobi beratnya membaca dan menafsirkan apa yang dibacanya sekehendak hatinya, hidup dalam mimpi-mimpinya dan menciptakan kebenarannya sendiri.

Tidak ada komentar: