Rabu, 27 Februari 2008

HITLER MENCALONKAN JADI PRESIDEN

Hanya tiga minggu setelah kematian keponakan tercintanya akibat bunuh diri, Adolf Hitler bertemu dengan Presiden Jerman berusia 84 tahun, Paul von Hindenburg, untuk pertama kalinya.

Hitler menarik dirinya keluar dari tekanan yang menyakitkan setelah kematian Geli. Dua kali sebelumnya dia jatuh dalam jurang keputusasaan, dan bangkit dengan kekuatan baru – pada tahun 1918, terbaring di rumah sakit mengalami kebutaan akibat gas beracun, setelah mendengar kekalahan Jerman di akhir perang dunia satu – dan pada tahun 1924, di penjara setelah kegagalan Kudets Beer Hall.

Pada bulan Oktober 1931, mantan kopral terkemuka Austria itu bertemu dengan mantan Field Marshal. Hitler sedikit dibingungkan oleh orang tua itu dan berbicara panjang lebar untuk membuatnya terkesan. Hindenburg sama sekali tidak terkesan dan kemudian berkata Hitler mungkin cocok untuk jabatan Kepala Kantor Pos, tetapi bukan untuk posisi yang tinggi seperti Kanselir Jerman.

Pada bulan Oktober 1931 ditandai sebagai awal dari intrik politik yang akan menghancurkan republik muda Jerman dan menjadikan Hitler sebagai Führer Jerman.

Pertentangan politis terus-menerus terjadi antara partai-partai politik di Reichstag menghasilkan pemerintahan yang tidak efektif.

Menambah rumitnya masalah, adalah adanya lebih dari seratus anggota Nazi hasil pemilu di Reichstag. Di bawah kepemimpinan Hermann Göring, mereka secara tetap mengganggu rapat secara vulgar, tingkah laku yang suka ribut membantu mengikis demokrasi di Jerman.

Orang-orang Jerman merasa putus asa untuk bebas dari kesesengsaraan luar biasa akibat Depresi Besar (Great Depersion), yang sudah berlangsung dua tahun. Jutaan orang mengganggur, ribuan bisnis kecil bangkrut, tunawisma dan kelaparan merupakan kemungkinan yang nyata bagi setiap orang.

Peradaban menjadi terbengkalai di Berlin ketika orang-orang berkelahi di jalanan, saling membunuh dalam kekacauan.

Tetapi dari pemimpin terpilih mereka, masyarakat tidak mendapat apapun kecuali tidak adanya keputusan. Dalam jumlah yang bertambah besar mereka berpaling pada orang yang tegas, Adolf Hitler, dan janjinya untuk masa depan yang lebih baik.

Republik Jerman sekarang menghadapi masalah baru. Pada tahun 1932, sesuai undang-undang seharusnya dilakukan pemilihan presiden. Tetapi Hindenburg, perekat demokrasi yang tercerai berai, telah terlalu tua dan berkata bahwa dirinya tidak tertarik mencalonkan diri lagi.

Sekalipun dia dapat diyakinkan untuk dicalonkan, dia akan berusia 92 tahun waktu tujuh tahun masa jabatannya berakhir, dengan Hitler membayangi di belakangnya sepanjang waktu. Jika dia meninggal sebelum masa jabatannya berakhir, maka dia dapat dikatakan gagal, maka kesempatan Hitler akan datang lebih cepat.

Pada awal tahun 1932, Adolf Hitler menerima telegram dari Kanselir Bruening yang mengundangnya untuk datang ke Berlin untuk mendiskusikan kemungkinan memperpanjang masa jabatan Hindenburg sekarang. Hitler sangat senang atas adanya undangan itu.

"Sekarang mereka ada di sakuku! Mereka telah mengenaliku sebagai partner dalam negoisasi mereka!" – kata Hitler pada Rudolph Hess.

Hitler menghadiri pertemuan dan mendengarkan usulan mereka, tetapi tidak memberikan tanggapan. Tidak ada alasan untuk menolong kanselir yang akan membuat republik tetap berdiri.

Pada bulan Februari 1932, Presiden Hindenburg dengan enggan menyetujui untuk mencalonkan lagi dan mengumumkan pencalonannya untuk pemilihan ulang. Hitler memutuskan untuk berhadapan dengannya dan mencalonkan diri sebagai presiden.

"Roti dan Kebebasan," adalah slogan yang mempunyai pengaruh besar yang digunakan Hitler selama masa kampanye Nazi melawan Presiden Hindenburg yang tua dan lelah.

Joseph Goebbels melakukan kampanye propaganda yang hebat untuk Hitler, melebihi pemilu tahun 1930 yang lalu. Poster Nazi ditempelkan dimana-mana. Ada jadwal pidato bergelombang untuknya dan Hitler. Nazi melakukan ribuan rapat umum setiap hari di seluruh Jerman. Mereka menyebar jutaan pamflet dan salinan surat kabar Nazi. Goebbels juga menggunakan teknologi baru, membuat rekaman suara dan film tentang Hitler untuk dibagikan.

Presiden Hindenburg pada dasarnya tidak melakukan apa-apa. Dia memanfaatkan reputasinya dan menghitung pemilih Jerman yang ingin menyingkirkan kaum radikal dari kekuasaan. Goebbels mempunyai harapan tinggi agar Hitler terangkat dan masuk dalam kantor kepresidenan. Hitler, bagaimanapun, masih ragu-ragu. Kampanyenya tidak akan dapat menggeser presiden tua itu. Tetapi kampanye juga merupakan sebuah kesempatan untuk memenangkan dukungan untuk dia dan partainya dan memperluas pengaruh Nazi.

Banyak orang Jerman melihat Nazi sebagai gelombang masa depan. Setelah menarik perhatian dengan sukses pada pemilu tahun 1930, ribuan anggota baru masuk ke dalam partai. Sekarang, pada musim semi tahun 1932, dengan adanya enam juta pengangguran, kekacauan di Berlin, kelaparan dan kehancuran, ancaman Marxisme, dan masa depan yang tidak jelas – jutaan orang berpaling pada Hitler.

Pada pemiliha presiden yang dilakukan pada tanggal 13 Maret 1932, Hitler mendapat lebih dari sebelas juta suara (11,339,446) atau 30% dari total suara. Hindenburg mendapat 18,651,497 suara atau 49%.

Hindenburg gagal mendapatkan suara mayoritas yang dibutuhkan, menghasilkan dilakukannya pemilihan ulang. Goebbels dan banyak pemimpin Nazi merasa sangat kecewa.

Tetapi Hitler segera menyarankan pada mereka untuk memulai kampanye dengan penuh semangat untuk pemilihan ulang yang dilakukan pada tanggal 10 April, kurang dari satu bulan lagi.

Dalam kampanye berikutnya, Hitler melintasi Jerman dengan pesawat terbang, turun dari awan menuju ke pendukung fanatiknya yang terus bertambah, di rapat umum yang lebih besar. Dia memberi mereka pesan positif, menjanjikan sesuatu untuk semua orang, kemudian naik kembali ke awan. "Dalam Reich Ketiga setiap gadis Jerman akan mendapatkan suami!" – janji Hitler suatu ketika.

Tetapi, seperti semua politikus, Hitler merupakan subyek skandal. Sebuah surat kabar yang dijalankan oleh partai lawannya, Social Democrat, entah bagaimana mendapatkan surat-surat antara Kepala SA Ernst Röhm dan seorang dokter laki-laki, mengenai ketertarikan mereka pada laki-laki. Hitler tahu bahwa Röhm adalah seorang homosexual dan mengabaikannya selama bertahun-tahun karena Röhm sangat berguna baginya.

Sejauh ini isu yang diperhatikan Hitler adalah apakah Röhm telah memperkosa anak lelaki di bawah umur. Pengacara Nazi Hans Frank menyelidiki dan memastikan pada Hitler bahwa dia tidak menemukan bukti. Hitler sedikit tenang. Jadi, Ernst Röhm, kepala pasukan tempur yang mengerikan akan tetap, setidaknya untuk saat ini, sebagai kepala SA, yang sekarang berjumlah lebih dari 400,000.

Kampanye presiden berlanjut dengan Nazis melakukan kampanye yang lebih hebat lagi dengan Hitler membuat beberapa kampanye berhenti satu hari. Presiden Hindenburg melakukan kurang dari sebelumnya dan tidak melakukan pidato tunggal, menyebabkan rumor tentang kesehatannya.

Pada hari minggu yang gelap dan hujan, tanggal 10 April 1932, rakyat memilih. Mereka memberi Hitler 13,418,547 atau 36%, suatu peningkatan dua juta dari yang sebelumnya, dan Hindenburg 19,359,983 atau 53%, peningkatan di bawah satu juta.

Orang tua berusia 85 tahun terpilih kembali dengan suara mayoritas untuk masa jabatan tujuh tahun. Tetapi semua orang tidak tenang. Hitler dan Nazi telah menunjukkan popularitas yang besar.

Berlin sekarang berada dalam suasana campur aduk, ketakutan, intrik, rumor dan kekacauan. Diantara kekacauan itu muncullah seorang bernama Kurt von Schleicher, seorang panglima angkatan bersenjata yang berambisi tinggi, dikemudikan oleh gagasan bahwa dia, bukan Hitler, yang mungkin memerintah Jerman.

Republik Jerman sekarang sama goyahnya dengan badan tua pemimpin yang gemetaran menghadapi Schleicher dan Hitler, akan segera dikuburkan.

Tidak ada komentar: