Jumat, 29 Februari 2008

KEJATUHAN REPUBLIK

Di antara suasana campur aduk di Berlin yang meliputi intrik politik, desas-desus, dan kekacauan, pasukan storm trooper Nazi, SA, berdiri sebagai pihak yang kehadirannya tidak menyenangkan. Pada musim semi tahun 1932, banyak orang di pemerintahan demokratik Jerman percaya bahwa seragam coklat itu akan mengambil alih dengan kekerasan.

Terdapat lebih dari 400,000 storm trooper dibawah pimpinan kepala SA Ernst Röhm. Banyak anggota SA menganggap diri mereka angkatan bersenjata revolusioner yang sesungguhnya dan bertindak sesuai dengan anggapan itu. Adolf Hitler harus menguasai mereka dari waktu ke waktu sehingga mereka tidak merusak rencana yang disusunnya dengan hati-hati untuk menjatuhkan republik.

Hitler tahu bahwa dia tidak akan berhasil menjadi Führer Jerman tanpa dukungan institusi yang sudah ada seperti angkatan bersenjata Jerman dan industrialis Jerman yang kuat, yang keduanya waspada terhadap SA yang revolusioner.

Pada bulan April 1932, Heinrich Bruening, Kanselir Jerman, menginvoke undang-undang pasal 48 dan mengeluarkan suatu keputusan yang melarang SA dan SS di seluruh Jerman. Nazi merasa sakit hati dan mengharapkan Hitler untuk melawan larangan itu. Tetapi Hitler, selalu selangkah di depan mereka, tahu yang lebih baik. Dia menyetujui, karena mengetahui bahwa republik sedang berada di kaki terakhir mereka dan kesempatan itu akan datang mengikuti dia.

Kesempatan itu muncul dalam bentuk Kurt von Schleicher, perencana, panglima angkatan bersenjata yang berambisi memimpin Jerman. Tetapi dia membuat kesalahan (yang berakibat fatal) dengan meremehkan Hitler. Schleicher telah saling kenal dengan Hitler dan merupakan salah seorang yang merancang pertemuan Hitler dengan Hindenburg, suatu pertemuan yang berlangsung buruk bagi Hitler.

Pada tanggal 8 Mei 1932, Schleicher mengadakan pertemuan rahasia dengan Hitler dan menawarkan beberapa usulan. Larangan pada SA dan SS akan dicabut, Reichstag akan dibubarkan dan pemilihan baru akan diadakan, dan Kanselir Bruening akan disingkirkan, jika Hitler mendukungnya dalam pemerintahan nasionalis konservatif. Hitler setuju.

Pengkhianatan yang mahir dari Schleicher di belakang layar di Berlin pertama menghasilkan penghinaan dan pengusiran Jenderal Wilhelm Groener, teman terpercaya yang membantu President Hindenburg dalam waktu lama dan teman dari republik. Di Reichstag, Groener, yang mendukung pelarangan SA, mendapat caci maki dan teriakan di depan publik dari Hermann Göring serta didukung oleh Goebbels dan seluruh anggota Nazi.

"Kami menyelimuti dia dengan semacam ejekan-ejekan sehingga seluruh ruangan bergetar dan goncang dengan tertawaan. Akhirnya orang hanya dapat menaruh belas kasihan kepadanya. Orang itu sudah tamat." – tulis Joseph Goebbels dalam buku hariannya pada tahun 1932.

Groener dipaksa mengundurkan diri oleh Schleicher. Dia memohon tanpa hasil pada Hindenburg dan akhirnya mengundurkan diri pada tanggal 13 Mei. Target Schleicher berikutnya adalah Kanselir Bruening.

Heinrich Bruening satu-satunya orang di Jerman yang tersisa dalam menghadapi Hitler dengan kepentingan masyarakat di hatinya. Dia bertanggung jawab atas pemilihan kembali Hindenburg untuk menyingkirkan Hitler dan memelihara republik. Dia juga bekerja keras di tingkat internasional untuk membantu ekonomi Jerman dengan mencari akhir pembahasan pampasan perang. Tetapi kebijaksanaan ekonomi dalam negeri membawa hasil yang suram. Saat situasi ekonomi Jerman memburuk, dengan pengangguran hampir mencapai enam juta, Bruening dijuluki "Kanselir Lapar."

Bruening juga melanjutkan kebiasaan berbahaya dengan mengubah keputusan. Dia menginvoke pasal 48 undang-undang Jerman beberapa kali untuk memecahkan kebuntuan politik di Berlin.

Bagi Schleicher dan Hitler, Bruening terlalu sederhana dan harus pergi. Schleicher bekerja keras menyingkirkan Bruening guna mengurangi dukungan kepada Hindenburg. Bruening berada dalam masalah dengan Hindenburg, yang menyalahkan dia karena huru-hara politik yang membuatnya harus mencalonkan untuk periode kedua pada usia 85 melawan 'Kopral Bohemian' Adolf Hitler.

Bruening juga membuat kesalahan waktu mengusulkan tanah-tanah yang luas milik aristokrat yang bangkrut akan dipecah-pecah dan dibagikan pada para petani, seperti yang dilakukan kaum Marxist. Aristokrat-aristokrat itu, bersama dengan para industrialis besar, telah bersama-sama mengumpulkan uang untuk membelikan tanah buat Hindenburg. Saat Hindenburg melakukan libur paskah di sana pada pertengahan Mei, dia mendengar semua keluhan mereka tentang Bruening. Secara terus-menerus, Schleicher bekerja menentang Bruening dengan baik.

Pada tanggal 29 Mei 1932, Hindenburg memanggil Bruening dan memintanya untuk mengundurkan diri. Keesokan harinya, Heinrich Bruening membawa surat pengunduran dirinya, dengan demikian secara efektif mengakhiri demokrasi di Jerman.

Schleicher sekarang yang mengendalikan. Dia memilih sebagai Kanselir bonekanya, seorang tidak terkenal bernama Franz von Papen yang diragukan kemampuannya sebagai pejabat tinggi. Hindenburg, bagaimanapun, menyukai Papen dan mendukung dia untuk mendapatkan kedudukan itu.

Papen sang aristokrat menyusun kabinet dengan orang-orang sepertinya. Kabinet yang tidak efektif dari kaum aristokrat dan industrialis memimpin suatu negara yang berada diambang anarkhi.

Ketika Adolf Hitler ditanya Presiden Hindenburg apakah dia akan mendukung Papen sebagai Kanselir, dia menjawab ya. Pada tangggal 4 Juni, Reichstag dibubarkan dan pemilihan umum baru diadakan pada akhir Juli. Pada tanggal 15 Juni, larangan terhadap SA dan SS dicabut. Janji rahasia yang dibuat antara Nazi dengan Schleicher telah dipenuhi.

Pembunuhan dan kekerasan segera meletus dalam skala yang tak pernah terjadi sebelumnya di Jerman. Kelompok seragam coklat Nazi menjelajahi jalanan sambil bernyanyi dan mencari gara-gara.

"Blut muss fliessen, Blut muss fliessen! Blut muss fliessen Knuppelhageldick! Haut'se doch zusammen, haut'se doch zusammen! Diese gotverdammte Juden Republik!" – nyanyi storm tropper Nazi.

(terjemahan)

"Darah harus mengalir, darah harus mengalir! Darah harus mengalir seperti tongkat besar seperti salam! Mari kita hancurkan, mari kita hancurkan! Republik Yahudi terkutuk itu!"

Nazi menemukan banyak kaum komunis di jalanan yang menginginkan pertempuran dan mereka mulai saling menembak. Ratusan kontak senjata terjadi. Pada tanggal 17 Juli, Nazi dibawah kawalan polisi dengan congkak berbaris menuju daerah komunis dekat Hamburg di propinsi Prussia. Tembak menembak besar terjadi mengakibatkan 19 orang terbunuh dan hampir 300 orang terluka. Peristiwa itu dikenal dengan sebutan "Minggu Berdarah."

Papen menginvoke pasal 48 dan mengumumkan hukum darurat perang di Berlin dan juga mengambil alih propinsi Prussia Jerman atas namanya sendiri sebagai Komisaris Negara. Jerman semakin dekat dengan aturan otoriter.

Hitler sekarang memutuskan Papen terlalu sederhana dan harus pergi.

"Saya mengakui kabinetmu hanya sebagai pemecahan sementara dan akan tetap melanjutkan usaha saya untuk menjadikan partai saya sebagai yang terbesar dalam negeri. Kedudukan kanselir kemudian harus diberikan pada saya." - Hitler berkata pada Papen.

Pemilihan bulan Juli akan membuktikan kesempatan itu. Nazi, merasakan kemenangan total, kampanye dengan energi fanatik. Hitler sekarang bicara pada pemujanya di Jerman lebih dari 100,000 kali. Fenomena dari skala besar 'Pemujaan Führer' dimulai. Pada tanggal 31 Juli, rakyat memilih dan memberi Nazi 13,745,000 suara, 37% dari total suara, memberikan 230 kursi di Reichstag pada mereka. Partai Nazi sekarang menjadi terbesar dan terkuat di Jerman.

Pada tanggal 5 Agustus, Hitler mengajukan daftar permintaan pada Schleicher – sang kanselir, jalan yang memungkinkan dia menjalankan pemerintahan dengan suatu dekrit, tiga pos di kabinet untuk Nazi, membentuk menteri propaganda, menguasai menteri dalam negeri, dan kontrol atas Prussia. Sedangkan untuk Schleicher, dia akan mendapat kedudukan sebagai Menteri pertahanan sebagai imbal baliknya.

Schleicher mendengarkan, tetapi tidak berkata ya atau tidak, tetapi membiarkan Hitler mengetahuinya sendiri kelak.

Dengan penuh harapan, Hitler menunggu tanggapan dari Schleicher dan bahkan memesan tablet kenangan untuk menandai tempat terjadinya pertemuan bersejarah dengan Schleicher.

Sementara itu, SA mulai berkumpul di Berlin mengantisipasi untuk mengambil alih kekuasaan. Tetapi presiden tua Hindenburg segera mengakhiri mimpi Hitler. Hindenburg sekarang tidak mempercayai Hitler dan tidak menjadikannya sebagai Kanselir, terutama setelah tingkah laku dari SA.

Pada tanggal 13 Agustus, Schleicher dan Papen bertemu dengan Hitler dan memberinya kabar buruk. Hal terbaik yang dapat mereka berikan sebagai kompromi adalah- jabatan wakil kanselir dan Menteri dalam negeri Prussia.

Hitler menjadi histeris. Dengan suatu pemandangan yang membuat Schleicher dan Papen terkesima, dia melontarkan kata-kata ancaman kekerasan dan pembunuhan, mengatakan akan membiarkan SA selama tiga hari untuk melakukan penganiayaan di seluruh Jerman.

Kemudian pada hari yang sama, Hitler dipanggil ke istana President Hindenburg. Mantan Kopral Austria terkemuka mendapat cacian yang pedas dari Mantan Field Marshal setelah sekali lagi meminta jabatan kanselir dan menolak bekerja sama dengan Papen dan Schleicher.

Di hadapan orang tua Prussia bermata baja itu, Hitler tunduk. Pertaruhan untuk kemenangan total telah gagal. Dia memberikan cuti selama dua minggu kepada SA dan pergi ke Berchtesgaden untuk memulihkan kekecewaannya. Mereka harus menunggu, katanya pada mereka. Sedikit lebih lama.

Pada tanggal 12 September, Reichstag yang diketuai ketua baru Hermann Göring mengambil suara untuk memberikan mosi tidak percaya pada Papen dan pemerintahannya. Tetapi sebelum pengambilan suara dilakukan, Papen mengirimkan suatu surat perintah untuk membubarkan Reichstag dan mengadakan suatu pemilihan umum lagi.

Ini merupakan suatu masalah. Masyarakat sekarang sudah lelah dengan pemilihan umum. Goebbels dalam masa yang sulit untuk dapat mencapai hasil yang sama untuk Nazi seperti beberapa bulan sebelumnya.

Di tengah-tengah masa kampanye, Eva Braun pacar Hitler, menembak lehernya sendiri dalam suatu usaha bunuh diri. Hitler masih dihantui oleh keponakan tercintanya yang bunuh diri beberapa tahun yang lalu. Eva Braun sangat mencintai Hitler tetapi tidak mendapatkan perhatian seperti yang diinginkannya. Hitler terburu-buru ke rumah sakit dan memutuskan untuk memperhatikan dia sejak saat itu.

Kekacauan ini memperlambat kampanye Nazi yang memang seret sejak awal. Masalah lebih banyak lagi setelah Goebbels dan sejumlah anggota Nazi dan kaum komunis terlibat pertempuran dalam pemogokan pekerja transportasi di Berlin, sehingga banyak pemilih kelas menengah menjauh.

Pemberitaan buruk berkaitan dengan kaum merah (komunis) ditambah pemberitaan buruk yang didapat Hitler setelah pertemuannya dengan Hindenburg menghasilkan kehilangan pemilih. Ditambah juga sikap liar SA. Pada 6 November, Nazi kehilangan dua juta suara dan tiga puluh empat kursi di Reichstag. Tampaknya Nazi telah kehilangan kesempatan. Hitler menjadi depresi.

Tetapi pemerintahan di Berlin masih tidak berjalan dengan baik. Posisi Papen sebagai kanselir secara buruk melemah. Dan Schleicher sekarang bekerja di belakang layar untuk merongrong dia. Pada tanggal 17 November, Papen menemui Hindenburg dan mengatakan padanya bahwa dia tidak mampu membentuk suatu koalisi yang dapat berkeja sama, maka dia mengundurkan diri.

Dua hari berikutnya, Hitler meminta untuk bertemu dengan Hindenburg. Sekali lagi Hitler menginginkan untuk menjadi Kanselir. Sekali lagi dia harus gagal. Kali ini, Hindenburg bersikap lebih bersahabat, meminta pada Hitler, sebagai sesama tentara, untuk bersepakat dengannya dan bekerja sama dengan partai-partai lainnya untuk membentuk suatu mayoritas, dengan kata lain, pemerintahan koalisi. Hitler berkata tidak.

Tanggal 21 November, Hitler bertemu Hindenburg lagi dan mencoba pendekatan lain. Dia membaca pernyataan yang sudah disiapkan yang menyatakan pemerintahan parlementer telah gagal dan hanya Nazi yang diperhitungkan dapat menghentikan penyebaran komunisme. Dia minta pada Hindenburg untuk menjadikannya pemimpin dari kabinet presidensil. Hindenburg berkata tidak, dan hanya mengulang permintaannya sendiri sebelumnya.

Pemerintahan Jerman menuju kemacetan.

Sementara itu, sekelompok industrialis berpengaruh, banker, dan pemimpin bisnis terkemuka mengirimkan petisi kepada Hindenburg memintanya untuk menyetujui Hitler sebagai kanselir. Mereka percaya Hitler akan baik untuk bisnis.

Hindenburg berada dalam keadaan terpojok. Dia memanggil Papen dan Schleicher untuk bertanya apa yang akan mereka lakukan. Papen datang dengan ide liar. Dia akan menjadi kanselir lagi dan memerintah hanya dengan dekrit, menghapuskan Reichstag, menggunakan kekuatan tentara dan polisi untuk menekan semua partai politik dan memaksa mereka mematuhi undang-undang. Hal itu berarti kembalinya Kekaisaran, dengan peraturan yang konservatif, dan tingkat aristokratik.

Schleicher menolak, membuat Papen terkejut. Schleicher berkata bahwa dia, bukan Papen, yang akan memimpin pemerintahan dan berjanji pada Hindenburg dia dapat menguasai mayoritas di Reichstag dengan menyebabkan perpecahaan di dalam tubuh Nazi. Schleicher mengatakan bahwa dia dapat membuat Gregor Strasser dan sekitar 60 deputi Nazi menentang Hitler.

Hindenburg sangat tercengang dan akhirnya berpaling kepada Papen dan memintanya untuk membentuk pemerintahannya. Setelah Hindenburg meninggalkan ruangan, Papen dan Schleicher terlibat dalam suatu perang mulut besar.

Pada rapat kabinet hari berikutnya, Schleicher berkata pada Papen bahwa setiap usahanya untuk membentuk pemerintahan baru akan membawa negara dalam kekacauan. Scheichera berkata bahwa angkata bersenjata tidak akan bersama Papen dan mengajukan Major Ott yang mendukung ucapannya. Schleicher telah bekerja di belakang layar untuk mengarahkan angkatan bersenjata sesuai dengan pandangannya. Papen berada dalam masalah besar.

Dia pergi menemui Hindenburg, yang dengan air mata mengalir di pipi, berkata pada Papen bahwa tidak ada alternatif lain saat ini kecuali mengangkat Schleicher sebagai kanselir baru.

"Papen sayang, kamu tidak akan berpikir banyak tentangku jika aku berubah pikiran. Tetapi aku terlalu tua dan tidak mau menerima tanggung jawab atas terjadinya perang sipil. Harapan kita adalah biarkan Schleicher mencoba keberuntungannya." - Presiden Hindenburg berkata pada Papen.

Kurt von Schleicher menjadi kanselir Jerman pada tanggal 2 December 1932. dimulailah serangkaian peristiwa luar biasa intrik politik di belakang layar dan pengkhianatan yang akan menempatkan Hitler di puncak kekuasaan hanya dalam 57 hari.

Untuk memulainya, Schleicher memenuhi janjinya dengan mencoba memecah belah. Dia mengadakan pertemuan rahasia dengan Gregor Strasser, seorang Nazi yang telah bersama Hitler sejak permulaan, dan menjanjikan untuknya kedudukan wakil kanselir dan kontrol atas Prussia.

Bagi Strasser, tawaran itu sangat menggiurkan. Partai Nazi sedang mengalami kemunduran, kehilangan jutaan pemilih dan mengalami masalah keuangan yang berat, yang mengindikasikan bahwa taktik keras Hitler bukan yang terbaik untuk sukses jangka panjang. Strasser juga menunjukkan kebenciannya pada orang-orang brutal yang sekarang berada di sekitar Hitler.

Melalui Papen, Hitler mengetahui apa yang sedang terjadi. Pada tanggal 5 Desember, Strasser dan Führer yang marah bertemu, bersama dengan pemimpin Nazi yang lain, di sebuah hotel di Berlin. Strasser meminta dengan tegas agar Hitler dan Nazi bekerja sama atau setidaknya mentoleransi pemerintahan Schleicher. Göring dan Goebbels menentangnya. Hitler di sisi mereka melawan Strasser.

Dua hari kemudian, Strasser dan Hitler bertemu lagi dan berlanjut dengan perang mulut besar. Strasser menuduh Hitler membawa partai menuju kehancuran. Hitler menuduh Strasser mengkhianatinya.

Hari berikutnya, Strasser menulis surat pada Hitler, mengundurkan diri dari tugasnya sebagai anggota partai Nazi. Hitler dan para pemimpin Nazi terkejut. Salah satu pendiri dan pemimpin yang berpengaruh telah meninggalkan mereka. Partai Nazi tampaknya telah tercerai berai. Hitler menjadi depresi, bahkan mengancam akan menembak dirinya sendiri dengan pistol.

Strasser melakukan liburan di Italy.

"Apapun yang terjadi, catat apa yang kukatakan. Mulai sekarang Jerman berada di tangan seorang Austria, pembohong sejak lahir (Hitler), pegawai yang sesat (Röhm), dan seorang pincang (Goebbels). Dan kukatakan yang terakhir adalah yang terburuk diantara mereka semua. Ini adalah setan dalam bentuk manusia." - Gregor Strasser, 1932.

Untuk Hermann Göring...

"Göring adalah seorang brutal yang egois yang tidak peduli apapun untuk Jerman selama dia mendapatkan suatu kedudukan."

Berkenaan dengan Strasser, Goebbels menulis dalam buku hariannya: "Strasser sudah mati."

Hitler menggangkat pembantu kepercayaannya, Rudolph Hess, untuk mengambil alih tugas Strasser. Selama musim natal, Hitler menjadi sangat depresi atas kegagalan partainya.

Dan bagi banyak pengamat politik terlihat bahwa bahaya dari kediktaktoran Hitler telah berlalu.

Tetapi tahun baru membawa intrik baru. Para banker besar dan industrialis yang mengirim petisi pada Hindenburg untuk kepentingan Hitler masih menyukai gagasan memberikan Hitler kekuasaan. Dan Papen sekarang keluar untuk menjatuhkan Schleicher. Tanggal 4 Januari 1933, Hitler pergi dalam suatu rapat dengan Papen di rumah banker Kurt von Schroeder. Papen mengejutkan Hitler dengan menawarkan menyingkirkan Schleicher dan membuat pemerintahan Papen-Hitler, keduanya sebagai partner yang setara.

Hitler menyukai gagasan menyingkirkan Schleicher dan menegaskan bahwa dia harus menjadi kepala pemerintahan yang sesungguhnya. Dia akan bekerjasama dengan Papen dan menteri-menterinya. Papen menyerah dan menyetujui.

Ketika Schleicher mengetahui hal itu, dia menemui Hindenburg, menuduh Papen berkhianat. Tetapi Hindenburg mempunyai pandangan lunak tentang Papen dan tidak akan ikut campur.

Posisi Schleicher telah melemah. Dia tidak dapat menjalankan pemerintahan karena tidak ada yang cukup percaya padanya untuk bergabung dalam suatu koalisi. Pemerintahan Jerman menjadi lumpuh dengan orang-orang itu dan Hindenburg menjadi semakin hari semakin tidak sabar. Sesuatu harus dilakukan. Hindenburg memberi kuasa pada Papen untuk melanjutkan negoisasi dengan Hitler, tetapi tetap dijaga agar tidak diketahui Schleicher.

Di propinsi kecil Lippe, pemilihan lokal dijadwalkan pada tanggal 15 Januari. Hitler dan Nazi mengambil keuntungan dengan membuat kesan yang besar. Mereka memenuhi tempat itu dengan propaganda dan kampanye besar, berharap dapat menang besar dan membuktikan bahwa mereka telah mendapatkan kembali momentumnya.

Mereka mendapatkan sedikit peningkatan suara dari pemilihan sebelumnya. Tetapi mereka menggunakan surat kabar Nazi yang tersebar luas untuk membesar-besarkan hasilnya dan sekali lagi menegaskan bahwa Hitler dan Nazi adalah gelombang masa depan. Hal itu berhasil dengan baik dan bahkan mengesankan Presiden Hindenburg.

Pada hari minggu, 22 Januari 1933, suatu pertemuan rahasia diadakan di rumah Joachim von Ribbentrop. Dihadiri oleh Papen, anak Hindenburg, Oskar, bersama dengan Hitler dan Göring. Hitler menarik Oskar dan membawanya ke ruangan pribadi dan menjelaskan padanya selama satu jam untuk meyakinkan bahwa Nazi harus di bawa ke pemerintahan dengan syarat dari dia. Oskar muncul dari pertemuan dan meyakinkan bahwa hal itu tak dapat dielakkan. Nazi harus diikutsertakan. Papen kemudian menyatakan kesetiaannya pada Hitler.

Berikutnya, Schleicher menemui Hindenburg dengan suatu proposal – mengumumkan keadaan darurat untuk mengontrol Nazi, membubarkan Reichstag, dan mengadakan pemilihan umum. Hindenburg berkata tidak.

Tetapi kata-kata dari proposal itu bocor keluar, membuat Schleicher menjadi sasaran kemarahan partai-partai pusat dan liberal. Schleicher lalu melangkah mundur, yang membuat dia jadi sasaran kegusaran kelompok anti-Nazi konservatif. Posisinya tanpa harapan.

Pada tanggal 28 Januari, dia menemui Hindenburg dan meminta sekali lagi untuk membubarkan Reichstag. Hindenburg berkata tidak. Schleicher mengundurkan diri.

Papen dan anak presiden, Oskar, bergerak menemui Hindenburg untuk meyakinkan orang tua itu agar menyetujui pemerintahan Hitler-Papen. Hindenburg sekarang adalah seorang tua lemah yang bosan dengan semua intrik-intrik. Dia tampaknya siap menyerah. Hitler merasakan kelemahannya dan memberikan keinginan tambahan bahwa empat pos penting dalam kabinet harus diberikan pada Nazi.

Hal ini tidak ditangkap dengan baik oleh orang tua itu dan dia mulai meragukan Hitler sebagai kanselir. Dia dapat ditentramkan setelah Hitler berjanji bahwa Papen akan mendapat satu dari empat pos itu.

Pada tanggal 29, sebuah isu palsu beredar bahwa Schleicher akan menangkap Hindenburg dan militer akan mengambil alih pemerintahan. Ketika Hindenburg mendengarnya, hal itu mengakhiri keraguannya. Dia memutuskan untuk menyetujui Adolf Hitler sebagai kanselir Jerman berikutnya.

Bagaimanapun, pendapat pada detik-detik terakhir dari pemimpin konservatif, Alfred Hugenberg, hampir menghancurkan semuanya. Pada tanggal 30 Januari, saat Presiden Hindenburg menunggu di ruangan lain untuk memberi Hitler jabatan kanselir, Hugenberg membantah semuanya dengan berdebat dengan Nazi atas permintaan Hitler untuk pemilihan baru. Dia dibujuk Hitler untuk mengalah, atau setidaknya membiarkan Hindenburg memutuskan. Dengan kesepakatan itu mereka melangkah menuju kantor presiden.

Tengah hari tanggal 30 Januari 1933, babak baru dalam sejarah Jerman dimulai saat Adolf Hitler dengan mata berkaca-kaca keluar dari tempat kepresidenan sebagai kanselir Jerman. Dikelilingi oleh para pendukungnya, dia masuk ke mobilnya dan meluncur ke jalan yang dipenuhi masyarakat yang bersorak-sorak.

"Kita berhasil! Kita berhasil!" – seru Adolf Hitler dengan gembira.

Tidak ada komentar: