Jumat, 29 Februari 2008

HITLER MENJADI KANSELIR

Ketika Adolf Hitler berjalan ke kantor kepresidenan Paul von Hindenburg untuk menjadi kanselir, orang tua itu sangat terganggu saat melihat dia.

Dia tetap menunggu saat Hitler dan pemimpin konservatif Alfred Hugenberg berdebat tentang keinginan Hitler mengadakan pemilihan baru. Itu adalah debat terakhir dari suatu jaringan besar pertarungan politik dan pengkhianatan yang akhirnya menghasilkan Adolf Hitler menjadi kanselir Jerman.

Jerman adalah sebuah negara yang dalam sejarahnya hanya mempunyai sedikit pengalaman atau perhatian pada demokrasi. Pada bulan Januari 1933, Adolf Hitler mengambil alih negara republik demokratik Jerman berusia 14 tahun yang dalam banyak pikiran orang hidupnya lebih lama dari kegunaannya. Pada saat ini, tekanan ekonomi dari Depresi Besar digabungkan dengan sikap mementingkan kepentingan sendiri dan keragu-raguan dari politikus hasil pemilihan umum membuat pemerintahan di Jerman seperti jalan di tempat. Orang-orang tanpa pekerjaan, tanpa makanan, ketakutan dan putus asa mengharapkan pembebasan dari semua itu.

Sekarang, orang yang menghabiskan seluruh karir politiknya selalu mencela dan berusaha untuk menghancurkan republik, menjadi pemimpin. Tengah hari pada tanggal 30 Januari, Hitler diambil sumpahnya.

"Aku akan menggunakan kekuatanku untuk kesejahteraan rakyat Jerman, melindungi hukum dan undang-undang rakyat Jerman, bersungguh-sungguh melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadaku, dan memimpin pekerjaanku dikantor secara seimbang dan keadilan bagi semua orang." sumpah yang diambil oleh Adolf Hitler.

Tetapi waktu itu, sumpah itu telah beberapa kali dilanggar oleh kanselir sebelumnya yang berhenti karena putus asa dan karena ambisi pribadi. Kanselir Schleicher dan Papen dengan serius menyarankan pada Hindenburg gagasan untuk mengganti republik dengan pemerintahan diktaktor militer untuk memecahkan krisis kebuntuan politik. Hitler membuat keduanya jatuh.

Ketika Adolf Hitler dengan mata berkaca-kaca keluar dari tempat kepresidenan sebagai kanselir baru, dia disambut oleh Nazi dan para pendukungnya yang percaya padanya, bukan pada undang-undang republik.

"Kita berhasil!" Hitler berteriak dengan gembira pada mereka.

Dia memimpin atas kabinet yang terdiri atas, termasuk dirinya, hanya 3 Nazi dari 11 pos. Hermann Göring adalah menteri tanpa Portofolio dan menteri dalam negeri Prussia. Anggota Nazi, Wilhelm Frick, sebagai menteri dalam negeri. Kecilnya anggota Nazi dalam kabinet direncanakan untuk membantu agar Hitler tetap dapat dikendalikan.

Franz von Papen sebagai wakil kanselir. Hindenburg telah berjanji padanya bahwa Hitler hanya dapat diterima di kantor kepresidenan jika ditemani oleh Papen.

Itu adalah cara lain untuk mengendalikan Hitler. Kenyataannya, Papen bermaksud menggunakan mayoritas konservatif dalam kabinet bersama dengan kemampuan politiknya untuk menjalankan pemerintahan sendiri.

"Dalam dua bulan kita akan mendorong Hitler ke pojok sehingga dia akan mencicit," bual Papen pada rekan-rekan politikusnya.

Papen dan banyak orang bukan Nazi berpikir bahwa menjadikan Hitler sebagai kanselir adalah keuntungan buat mereka. Anggota konservatif dari pemimpin kelas aristokrat terdahulu menginginkan akhir dari republik dan kembali ke pemerintahan otoriter yang akan mengembalikan Jerman pada kejayaan dan mengembalikan semua hak khusus mereka. Mereka ingin kembali ke hari-hari kekaisaran. Bagi mereka, menempatkan Hitler di kekuasaan adalah langkah awal untuk mendapatkan tujuan mereka. Mereka tahu bahwa Hitler tampaknya akan merusak republik. Ketika republik dihapuskan, mereka akan menempatkan seseorang pilihan mereka sendiri menjadi pemimpin, mungkin keturunan dari kaisar.

Para banker besar dan industrialis termasuk Krupp dan I. G. Farben, telah melakukan pendekatan pada Hindenburg dan merancang rencana di belakang layar atas nama Hitler sebab mereka yakin bahwa Hitler baik untuk kegiatan bisnis. Hitler berjanji akan membuka perdagangan bebas serta menjatuhkan komunisme dan pergerakan serikat buruh.

Angkatan bersenjata juga menaruh harapan pada Hitler, mempercayai janji yang telah diulang-ulang untuk merobek-robek perjanjian Versaille dan mengembangkan angkatan bersenjata untuk mengembalikan kejayaan mereka.

Mereka mempunyai satu kesamaan – meremehkan Hitler.

Pada malam hari tanggal 30 Januari, setiap anggota SA dan SS keluar dengan berseragam untuk merayakan Führer-kanselir yang baru, Adolf Hitler. Dengan membawa obor dan menyanyikan lagu Hörst Wessel, mereka disambut ribuan orang saat mereka berbaris melintasi gerbang Brandenburg dan sepanjang jalan Wilhelmstrasse ke istana kepresidenan. Polisi-polisi yang dulu memberi masalah pada mereka sekarang mengenakan ban lengan swastika dan tersenyum pada mereka. Dimana-mana terdengar hentakan sepatu pasukan, drum dan suara parade musik militer.

Mereka memberi salam pada Hindenburg saat orang tua itu melihat dari sebuah jendela di istana kepresidenan. Kemudian mereka menunggu Hitler di tempat kediaman kanselir dalam suatu adegan yang dirancang secara hati-hati oleh Joseph Goebbels. Lautan tangan yang memegang obor menyala membuat cahaya berpendar pada baner-baner Nazi yang berwarna merah dan emas diantara dentuman drum yang lambat menunggu kemunculan Führer. Laki-laki, wanita, anak-anak bersama-sama dengan SA dan SS menunggu. Hitler membiarkan mereka menunggu, membiarkan sampai ketegangan memuncak. Di seluruh Jerman, rakyat mendengarkan di radio, menunggu, dan mendengar massa berteriak untuk Führer mereka.

Ketika dia muncul dalam sorotan lampu, Hitler disambut dengan suatu pencurahan pemujaan berlebihan yang tidak pernah dilihat di Jerman sebelumnya. Bismark, Frederick yang Agung, Kaisar, tidak melihat hal ini.

"Heil! Sieg Heil!," (Hail! Hail Kemenangan!) terdengar paduan suara dari orang-orang yang percaya waktu pembebasan telah tiba dalam wujud orang ini yang sekarang menatap ke bawah pada mereka.

"Ini hampir seperti mimpi – sebuah dongeng. Reich (negara) baru telah lahir. Empat belas tahun kerja telah dianugerahi kemenangan. Revolusi Jerman telah dimulai!" - Joseph Goebbels menulis dalam buku hariannya, 30 Januari 1933.

Seorang teman lama Hitler mengirim telegram pada Presiden Hindenburg mengenai kanselir barunya. Jenderal Erich Ludendorff yang dulu pernah mendukung Hitler dan bahkan berpartisipasi dalam Kudeta Beer Hall yang gagal di tahun 1923.

"Dengan menetapkan Hitler sebagai kanselir negeri ini anda telah menyerahkan tanah suci Jerman kepada pemimpin terbesar sepanjang masa. Saya meramalkan bahwa orang jahat ini akan membawa negara kita ke dalam jurang dan menimbulkan kemalangan tak terkira pada bangsa kita. Generasi mendatang akan mengutuk anda dalam liang kubur anda atas tindakan ini." – kata Ludendorff dalam telegramnya ke Hindenburg.

Dalam beberapa minggu, Hitler akan menjadi diktaktor mutlak Jerman dan menggerakkan rangkaian peristiwa yang akan menghasilkan perang dunia kedua dan kematian hampir 50 juta orang dalam perang dan dalam pembantaian.

Untuk memulai, Hitler akan melihat republik demokratik Jerman jatuh dalam api, secara harafiah. Pada bulan Februari 1933, Nazi menyusun suatu rencana untuk membakar gedung Reichstag dan mengakhiri demokrasi selamanya.

KEJATUHAN REPUBLIK

Di antara suasana campur aduk di Berlin yang meliputi intrik politik, desas-desus, dan kekacauan, pasukan storm trooper Nazi, SA, berdiri sebagai pihak yang kehadirannya tidak menyenangkan. Pada musim semi tahun 1932, banyak orang di pemerintahan demokratik Jerman percaya bahwa seragam coklat itu akan mengambil alih dengan kekerasan.

Terdapat lebih dari 400,000 storm trooper dibawah pimpinan kepala SA Ernst Röhm. Banyak anggota SA menganggap diri mereka angkatan bersenjata revolusioner yang sesungguhnya dan bertindak sesuai dengan anggapan itu. Adolf Hitler harus menguasai mereka dari waktu ke waktu sehingga mereka tidak merusak rencana yang disusunnya dengan hati-hati untuk menjatuhkan republik.

Hitler tahu bahwa dia tidak akan berhasil menjadi Führer Jerman tanpa dukungan institusi yang sudah ada seperti angkatan bersenjata Jerman dan industrialis Jerman yang kuat, yang keduanya waspada terhadap SA yang revolusioner.

Pada bulan April 1932, Heinrich Bruening, Kanselir Jerman, menginvoke undang-undang pasal 48 dan mengeluarkan suatu keputusan yang melarang SA dan SS di seluruh Jerman. Nazi merasa sakit hati dan mengharapkan Hitler untuk melawan larangan itu. Tetapi Hitler, selalu selangkah di depan mereka, tahu yang lebih baik. Dia menyetujui, karena mengetahui bahwa republik sedang berada di kaki terakhir mereka dan kesempatan itu akan datang mengikuti dia.

Kesempatan itu muncul dalam bentuk Kurt von Schleicher, perencana, panglima angkatan bersenjata yang berambisi memimpin Jerman. Tetapi dia membuat kesalahan (yang berakibat fatal) dengan meremehkan Hitler. Schleicher telah saling kenal dengan Hitler dan merupakan salah seorang yang merancang pertemuan Hitler dengan Hindenburg, suatu pertemuan yang berlangsung buruk bagi Hitler.

Pada tanggal 8 Mei 1932, Schleicher mengadakan pertemuan rahasia dengan Hitler dan menawarkan beberapa usulan. Larangan pada SA dan SS akan dicabut, Reichstag akan dibubarkan dan pemilihan baru akan diadakan, dan Kanselir Bruening akan disingkirkan, jika Hitler mendukungnya dalam pemerintahan nasionalis konservatif. Hitler setuju.

Pengkhianatan yang mahir dari Schleicher di belakang layar di Berlin pertama menghasilkan penghinaan dan pengusiran Jenderal Wilhelm Groener, teman terpercaya yang membantu President Hindenburg dalam waktu lama dan teman dari republik. Di Reichstag, Groener, yang mendukung pelarangan SA, mendapat caci maki dan teriakan di depan publik dari Hermann Göring serta didukung oleh Goebbels dan seluruh anggota Nazi.

"Kami menyelimuti dia dengan semacam ejekan-ejekan sehingga seluruh ruangan bergetar dan goncang dengan tertawaan. Akhirnya orang hanya dapat menaruh belas kasihan kepadanya. Orang itu sudah tamat." – tulis Joseph Goebbels dalam buku hariannya pada tahun 1932.

Groener dipaksa mengundurkan diri oleh Schleicher. Dia memohon tanpa hasil pada Hindenburg dan akhirnya mengundurkan diri pada tanggal 13 Mei. Target Schleicher berikutnya adalah Kanselir Bruening.

Heinrich Bruening satu-satunya orang di Jerman yang tersisa dalam menghadapi Hitler dengan kepentingan masyarakat di hatinya. Dia bertanggung jawab atas pemilihan kembali Hindenburg untuk menyingkirkan Hitler dan memelihara republik. Dia juga bekerja keras di tingkat internasional untuk membantu ekonomi Jerman dengan mencari akhir pembahasan pampasan perang. Tetapi kebijaksanaan ekonomi dalam negeri membawa hasil yang suram. Saat situasi ekonomi Jerman memburuk, dengan pengangguran hampir mencapai enam juta, Bruening dijuluki "Kanselir Lapar."

Bruening juga melanjutkan kebiasaan berbahaya dengan mengubah keputusan. Dia menginvoke pasal 48 undang-undang Jerman beberapa kali untuk memecahkan kebuntuan politik di Berlin.

Bagi Schleicher dan Hitler, Bruening terlalu sederhana dan harus pergi. Schleicher bekerja keras menyingkirkan Bruening guna mengurangi dukungan kepada Hindenburg. Bruening berada dalam masalah dengan Hindenburg, yang menyalahkan dia karena huru-hara politik yang membuatnya harus mencalonkan untuk periode kedua pada usia 85 melawan 'Kopral Bohemian' Adolf Hitler.

Bruening juga membuat kesalahan waktu mengusulkan tanah-tanah yang luas milik aristokrat yang bangkrut akan dipecah-pecah dan dibagikan pada para petani, seperti yang dilakukan kaum Marxist. Aristokrat-aristokrat itu, bersama dengan para industrialis besar, telah bersama-sama mengumpulkan uang untuk membelikan tanah buat Hindenburg. Saat Hindenburg melakukan libur paskah di sana pada pertengahan Mei, dia mendengar semua keluhan mereka tentang Bruening. Secara terus-menerus, Schleicher bekerja menentang Bruening dengan baik.

Pada tanggal 29 Mei 1932, Hindenburg memanggil Bruening dan memintanya untuk mengundurkan diri. Keesokan harinya, Heinrich Bruening membawa surat pengunduran dirinya, dengan demikian secara efektif mengakhiri demokrasi di Jerman.

Schleicher sekarang yang mengendalikan. Dia memilih sebagai Kanselir bonekanya, seorang tidak terkenal bernama Franz von Papen yang diragukan kemampuannya sebagai pejabat tinggi. Hindenburg, bagaimanapun, menyukai Papen dan mendukung dia untuk mendapatkan kedudukan itu.

Papen sang aristokrat menyusun kabinet dengan orang-orang sepertinya. Kabinet yang tidak efektif dari kaum aristokrat dan industrialis memimpin suatu negara yang berada diambang anarkhi.

Ketika Adolf Hitler ditanya Presiden Hindenburg apakah dia akan mendukung Papen sebagai Kanselir, dia menjawab ya. Pada tangggal 4 Juni, Reichstag dibubarkan dan pemilihan umum baru diadakan pada akhir Juli. Pada tanggal 15 Juni, larangan terhadap SA dan SS dicabut. Janji rahasia yang dibuat antara Nazi dengan Schleicher telah dipenuhi.

Pembunuhan dan kekerasan segera meletus dalam skala yang tak pernah terjadi sebelumnya di Jerman. Kelompok seragam coklat Nazi menjelajahi jalanan sambil bernyanyi dan mencari gara-gara.

"Blut muss fliessen, Blut muss fliessen! Blut muss fliessen Knuppelhageldick! Haut'se doch zusammen, haut'se doch zusammen! Diese gotverdammte Juden Republik!" – nyanyi storm tropper Nazi.

(terjemahan)

"Darah harus mengalir, darah harus mengalir! Darah harus mengalir seperti tongkat besar seperti salam! Mari kita hancurkan, mari kita hancurkan! Republik Yahudi terkutuk itu!"

Nazi menemukan banyak kaum komunis di jalanan yang menginginkan pertempuran dan mereka mulai saling menembak. Ratusan kontak senjata terjadi. Pada tanggal 17 Juli, Nazi dibawah kawalan polisi dengan congkak berbaris menuju daerah komunis dekat Hamburg di propinsi Prussia. Tembak menembak besar terjadi mengakibatkan 19 orang terbunuh dan hampir 300 orang terluka. Peristiwa itu dikenal dengan sebutan "Minggu Berdarah."

Papen menginvoke pasal 48 dan mengumumkan hukum darurat perang di Berlin dan juga mengambil alih propinsi Prussia Jerman atas namanya sendiri sebagai Komisaris Negara. Jerman semakin dekat dengan aturan otoriter.

Hitler sekarang memutuskan Papen terlalu sederhana dan harus pergi.

"Saya mengakui kabinetmu hanya sebagai pemecahan sementara dan akan tetap melanjutkan usaha saya untuk menjadikan partai saya sebagai yang terbesar dalam negeri. Kedudukan kanselir kemudian harus diberikan pada saya." - Hitler berkata pada Papen.

Pemilihan bulan Juli akan membuktikan kesempatan itu. Nazi, merasakan kemenangan total, kampanye dengan energi fanatik. Hitler sekarang bicara pada pemujanya di Jerman lebih dari 100,000 kali. Fenomena dari skala besar 'Pemujaan Führer' dimulai. Pada tanggal 31 Juli, rakyat memilih dan memberi Nazi 13,745,000 suara, 37% dari total suara, memberikan 230 kursi di Reichstag pada mereka. Partai Nazi sekarang menjadi terbesar dan terkuat di Jerman.

Pada tanggal 5 Agustus, Hitler mengajukan daftar permintaan pada Schleicher – sang kanselir, jalan yang memungkinkan dia menjalankan pemerintahan dengan suatu dekrit, tiga pos di kabinet untuk Nazi, membentuk menteri propaganda, menguasai menteri dalam negeri, dan kontrol atas Prussia. Sedangkan untuk Schleicher, dia akan mendapat kedudukan sebagai Menteri pertahanan sebagai imbal baliknya.

Schleicher mendengarkan, tetapi tidak berkata ya atau tidak, tetapi membiarkan Hitler mengetahuinya sendiri kelak.

Dengan penuh harapan, Hitler menunggu tanggapan dari Schleicher dan bahkan memesan tablet kenangan untuk menandai tempat terjadinya pertemuan bersejarah dengan Schleicher.

Sementara itu, SA mulai berkumpul di Berlin mengantisipasi untuk mengambil alih kekuasaan. Tetapi presiden tua Hindenburg segera mengakhiri mimpi Hitler. Hindenburg sekarang tidak mempercayai Hitler dan tidak menjadikannya sebagai Kanselir, terutama setelah tingkah laku dari SA.

Pada tanggal 13 Agustus, Schleicher dan Papen bertemu dengan Hitler dan memberinya kabar buruk. Hal terbaik yang dapat mereka berikan sebagai kompromi adalah- jabatan wakil kanselir dan Menteri dalam negeri Prussia.

Hitler menjadi histeris. Dengan suatu pemandangan yang membuat Schleicher dan Papen terkesima, dia melontarkan kata-kata ancaman kekerasan dan pembunuhan, mengatakan akan membiarkan SA selama tiga hari untuk melakukan penganiayaan di seluruh Jerman.

Kemudian pada hari yang sama, Hitler dipanggil ke istana President Hindenburg. Mantan Kopral Austria terkemuka mendapat cacian yang pedas dari Mantan Field Marshal setelah sekali lagi meminta jabatan kanselir dan menolak bekerja sama dengan Papen dan Schleicher.

Di hadapan orang tua Prussia bermata baja itu, Hitler tunduk. Pertaruhan untuk kemenangan total telah gagal. Dia memberikan cuti selama dua minggu kepada SA dan pergi ke Berchtesgaden untuk memulihkan kekecewaannya. Mereka harus menunggu, katanya pada mereka. Sedikit lebih lama.

Pada tanggal 12 September, Reichstag yang diketuai ketua baru Hermann Göring mengambil suara untuk memberikan mosi tidak percaya pada Papen dan pemerintahannya. Tetapi sebelum pengambilan suara dilakukan, Papen mengirimkan suatu surat perintah untuk membubarkan Reichstag dan mengadakan suatu pemilihan umum lagi.

Ini merupakan suatu masalah. Masyarakat sekarang sudah lelah dengan pemilihan umum. Goebbels dalam masa yang sulit untuk dapat mencapai hasil yang sama untuk Nazi seperti beberapa bulan sebelumnya.

Di tengah-tengah masa kampanye, Eva Braun pacar Hitler, menembak lehernya sendiri dalam suatu usaha bunuh diri. Hitler masih dihantui oleh keponakan tercintanya yang bunuh diri beberapa tahun yang lalu. Eva Braun sangat mencintai Hitler tetapi tidak mendapatkan perhatian seperti yang diinginkannya. Hitler terburu-buru ke rumah sakit dan memutuskan untuk memperhatikan dia sejak saat itu.

Kekacauan ini memperlambat kampanye Nazi yang memang seret sejak awal. Masalah lebih banyak lagi setelah Goebbels dan sejumlah anggota Nazi dan kaum komunis terlibat pertempuran dalam pemogokan pekerja transportasi di Berlin, sehingga banyak pemilih kelas menengah menjauh.

Pemberitaan buruk berkaitan dengan kaum merah (komunis) ditambah pemberitaan buruk yang didapat Hitler setelah pertemuannya dengan Hindenburg menghasilkan kehilangan pemilih. Ditambah juga sikap liar SA. Pada 6 November, Nazi kehilangan dua juta suara dan tiga puluh empat kursi di Reichstag. Tampaknya Nazi telah kehilangan kesempatan. Hitler menjadi depresi.

Tetapi pemerintahan di Berlin masih tidak berjalan dengan baik. Posisi Papen sebagai kanselir secara buruk melemah. Dan Schleicher sekarang bekerja di belakang layar untuk merongrong dia. Pada tanggal 17 November, Papen menemui Hindenburg dan mengatakan padanya bahwa dia tidak mampu membentuk suatu koalisi yang dapat berkeja sama, maka dia mengundurkan diri.

Dua hari berikutnya, Hitler meminta untuk bertemu dengan Hindenburg. Sekali lagi Hitler menginginkan untuk menjadi Kanselir. Sekali lagi dia harus gagal. Kali ini, Hindenburg bersikap lebih bersahabat, meminta pada Hitler, sebagai sesama tentara, untuk bersepakat dengannya dan bekerja sama dengan partai-partai lainnya untuk membentuk suatu mayoritas, dengan kata lain, pemerintahan koalisi. Hitler berkata tidak.

Tanggal 21 November, Hitler bertemu Hindenburg lagi dan mencoba pendekatan lain. Dia membaca pernyataan yang sudah disiapkan yang menyatakan pemerintahan parlementer telah gagal dan hanya Nazi yang diperhitungkan dapat menghentikan penyebaran komunisme. Dia minta pada Hindenburg untuk menjadikannya pemimpin dari kabinet presidensil. Hindenburg berkata tidak, dan hanya mengulang permintaannya sendiri sebelumnya.

Pemerintahan Jerman menuju kemacetan.

Sementara itu, sekelompok industrialis berpengaruh, banker, dan pemimpin bisnis terkemuka mengirimkan petisi kepada Hindenburg memintanya untuk menyetujui Hitler sebagai kanselir. Mereka percaya Hitler akan baik untuk bisnis.

Hindenburg berada dalam keadaan terpojok. Dia memanggil Papen dan Schleicher untuk bertanya apa yang akan mereka lakukan. Papen datang dengan ide liar. Dia akan menjadi kanselir lagi dan memerintah hanya dengan dekrit, menghapuskan Reichstag, menggunakan kekuatan tentara dan polisi untuk menekan semua partai politik dan memaksa mereka mematuhi undang-undang. Hal itu berarti kembalinya Kekaisaran, dengan peraturan yang konservatif, dan tingkat aristokratik.

Schleicher menolak, membuat Papen terkejut. Schleicher berkata bahwa dia, bukan Papen, yang akan memimpin pemerintahan dan berjanji pada Hindenburg dia dapat menguasai mayoritas di Reichstag dengan menyebabkan perpecahaan di dalam tubuh Nazi. Schleicher mengatakan bahwa dia dapat membuat Gregor Strasser dan sekitar 60 deputi Nazi menentang Hitler.

Hindenburg sangat tercengang dan akhirnya berpaling kepada Papen dan memintanya untuk membentuk pemerintahannya. Setelah Hindenburg meninggalkan ruangan, Papen dan Schleicher terlibat dalam suatu perang mulut besar.

Pada rapat kabinet hari berikutnya, Schleicher berkata pada Papen bahwa setiap usahanya untuk membentuk pemerintahan baru akan membawa negara dalam kekacauan. Scheichera berkata bahwa angkata bersenjata tidak akan bersama Papen dan mengajukan Major Ott yang mendukung ucapannya. Schleicher telah bekerja di belakang layar untuk mengarahkan angkatan bersenjata sesuai dengan pandangannya. Papen berada dalam masalah besar.

Dia pergi menemui Hindenburg, yang dengan air mata mengalir di pipi, berkata pada Papen bahwa tidak ada alternatif lain saat ini kecuali mengangkat Schleicher sebagai kanselir baru.

"Papen sayang, kamu tidak akan berpikir banyak tentangku jika aku berubah pikiran. Tetapi aku terlalu tua dan tidak mau menerima tanggung jawab atas terjadinya perang sipil. Harapan kita adalah biarkan Schleicher mencoba keberuntungannya." - Presiden Hindenburg berkata pada Papen.

Kurt von Schleicher menjadi kanselir Jerman pada tanggal 2 December 1932. dimulailah serangkaian peristiwa luar biasa intrik politik di belakang layar dan pengkhianatan yang akan menempatkan Hitler di puncak kekuasaan hanya dalam 57 hari.

Untuk memulainya, Schleicher memenuhi janjinya dengan mencoba memecah belah. Dia mengadakan pertemuan rahasia dengan Gregor Strasser, seorang Nazi yang telah bersama Hitler sejak permulaan, dan menjanjikan untuknya kedudukan wakil kanselir dan kontrol atas Prussia.

Bagi Strasser, tawaran itu sangat menggiurkan. Partai Nazi sedang mengalami kemunduran, kehilangan jutaan pemilih dan mengalami masalah keuangan yang berat, yang mengindikasikan bahwa taktik keras Hitler bukan yang terbaik untuk sukses jangka panjang. Strasser juga menunjukkan kebenciannya pada orang-orang brutal yang sekarang berada di sekitar Hitler.

Melalui Papen, Hitler mengetahui apa yang sedang terjadi. Pada tanggal 5 Desember, Strasser dan Führer yang marah bertemu, bersama dengan pemimpin Nazi yang lain, di sebuah hotel di Berlin. Strasser meminta dengan tegas agar Hitler dan Nazi bekerja sama atau setidaknya mentoleransi pemerintahan Schleicher. Göring dan Goebbels menentangnya. Hitler di sisi mereka melawan Strasser.

Dua hari kemudian, Strasser dan Hitler bertemu lagi dan berlanjut dengan perang mulut besar. Strasser menuduh Hitler membawa partai menuju kehancuran. Hitler menuduh Strasser mengkhianatinya.

Hari berikutnya, Strasser menulis surat pada Hitler, mengundurkan diri dari tugasnya sebagai anggota partai Nazi. Hitler dan para pemimpin Nazi terkejut. Salah satu pendiri dan pemimpin yang berpengaruh telah meninggalkan mereka. Partai Nazi tampaknya telah tercerai berai. Hitler menjadi depresi, bahkan mengancam akan menembak dirinya sendiri dengan pistol.

Strasser melakukan liburan di Italy.

"Apapun yang terjadi, catat apa yang kukatakan. Mulai sekarang Jerman berada di tangan seorang Austria, pembohong sejak lahir (Hitler), pegawai yang sesat (Röhm), dan seorang pincang (Goebbels). Dan kukatakan yang terakhir adalah yang terburuk diantara mereka semua. Ini adalah setan dalam bentuk manusia." - Gregor Strasser, 1932.

Untuk Hermann Göring...

"Göring adalah seorang brutal yang egois yang tidak peduli apapun untuk Jerman selama dia mendapatkan suatu kedudukan."

Berkenaan dengan Strasser, Goebbels menulis dalam buku hariannya: "Strasser sudah mati."

Hitler menggangkat pembantu kepercayaannya, Rudolph Hess, untuk mengambil alih tugas Strasser. Selama musim natal, Hitler menjadi sangat depresi atas kegagalan partainya.

Dan bagi banyak pengamat politik terlihat bahwa bahaya dari kediktaktoran Hitler telah berlalu.

Tetapi tahun baru membawa intrik baru. Para banker besar dan industrialis yang mengirim petisi pada Hindenburg untuk kepentingan Hitler masih menyukai gagasan memberikan Hitler kekuasaan. Dan Papen sekarang keluar untuk menjatuhkan Schleicher. Tanggal 4 Januari 1933, Hitler pergi dalam suatu rapat dengan Papen di rumah banker Kurt von Schroeder. Papen mengejutkan Hitler dengan menawarkan menyingkirkan Schleicher dan membuat pemerintahan Papen-Hitler, keduanya sebagai partner yang setara.

Hitler menyukai gagasan menyingkirkan Schleicher dan menegaskan bahwa dia harus menjadi kepala pemerintahan yang sesungguhnya. Dia akan bekerjasama dengan Papen dan menteri-menterinya. Papen menyerah dan menyetujui.

Ketika Schleicher mengetahui hal itu, dia menemui Hindenburg, menuduh Papen berkhianat. Tetapi Hindenburg mempunyai pandangan lunak tentang Papen dan tidak akan ikut campur.

Posisi Schleicher telah melemah. Dia tidak dapat menjalankan pemerintahan karena tidak ada yang cukup percaya padanya untuk bergabung dalam suatu koalisi. Pemerintahan Jerman menjadi lumpuh dengan orang-orang itu dan Hindenburg menjadi semakin hari semakin tidak sabar. Sesuatu harus dilakukan. Hindenburg memberi kuasa pada Papen untuk melanjutkan negoisasi dengan Hitler, tetapi tetap dijaga agar tidak diketahui Schleicher.

Di propinsi kecil Lippe, pemilihan lokal dijadwalkan pada tanggal 15 Januari. Hitler dan Nazi mengambil keuntungan dengan membuat kesan yang besar. Mereka memenuhi tempat itu dengan propaganda dan kampanye besar, berharap dapat menang besar dan membuktikan bahwa mereka telah mendapatkan kembali momentumnya.

Mereka mendapatkan sedikit peningkatan suara dari pemilihan sebelumnya. Tetapi mereka menggunakan surat kabar Nazi yang tersebar luas untuk membesar-besarkan hasilnya dan sekali lagi menegaskan bahwa Hitler dan Nazi adalah gelombang masa depan. Hal itu berhasil dengan baik dan bahkan mengesankan Presiden Hindenburg.

Pada hari minggu, 22 Januari 1933, suatu pertemuan rahasia diadakan di rumah Joachim von Ribbentrop. Dihadiri oleh Papen, anak Hindenburg, Oskar, bersama dengan Hitler dan Göring. Hitler menarik Oskar dan membawanya ke ruangan pribadi dan menjelaskan padanya selama satu jam untuk meyakinkan bahwa Nazi harus di bawa ke pemerintahan dengan syarat dari dia. Oskar muncul dari pertemuan dan meyakinkan bahwa hal itu tak dapat dielakkan. Nazi harus diikutsertakan. Papen kemudian menyatakan kesetiaannya pada Hitler.

Berikutnya, Schleicher menemui Hindenburg dengan suatu proposal – mengumumkan keadaan darurat untuk mengontrol Nazi, membubarkan Reichstag, dan mengadakan pemilihan umum. Hindenburg berkata tidak.

Tetapi kata-kata dari proposal itu bocor keluar, membuat Schleicher menjadi sasaran kemarahan partai-partai pusat dan liberal. Schleicher lalu melangkah mundur, yang membuat dia jadi sasaran kegusaran kelompok anti-Nazi konservatif. Posisinya tanpa harapan.

Pada tanggal 28 Januari, dia menemui Hindenburg dan meminta sekali lagi untuk membubarkan Reichstag. Hindenburg berkata tidak. Schleicher mengundurkan diri.

Papen dan anak presiden, Oskar, bergerak menemui Hindenburg untuk meyakinkan orang tua itu agar menyetujui pemerintahan Hitler-Papen. Hindenburg sekarang adalah seorang tua lemah yang bosan dengan semua intrik-intrik. Dia tampaknya siap menyerah. Hitler merasakan kelemahannya dan memberikan keinginan tambahan bahwa empat pos penting dalam kabinet harus diberikan pada Nazi.

Hal ini tidak ditangkap dengan baik oleh orang tua itu dan dia mulai meragukan Hitler sebagai kanselir. Dia dapat ditentramkan setelah Hitler berjanji bahwa Papen akan mendapat satu dari empat pos itu.

Pada tanggal 29, sebuah isu palsu beredar bahwa Schleicher akan menangkap Hindenburg dan militer akan mengambil alih pemerintahan. Ketika Hindenburg mendengarnya, hal itu mengakhiri keraguannya. Dia memutuskan untuk menyetujui Adolf Hitler sebagai kanselir Jerman berikutnya.

Bagaimanapun, pendapat pada detik-detik terakhir dari pemimpin konservatif, Alfred Hugenberg, hampir menghancurkan semuanya. Pada tanggal 30 Januari, saat Presiden Hindenburg menunggu di ruangan lain untuk memberi Hitler jabatan kanselir, Hugenberg membantah semuanya dengan berdebat dengan Nazi atas permintaan Hitler untuk pemilihan baru. Dia dibujuk Hitler untuk mengalah, atau setidaknya membiarkan Hindenburg memutuskan. Dengan kesepakatan itu mereka melangkah menuju kantor presiden.

Tengah hari tanggal 30 Januari 1933, babak baru dalam sejarah Jerman dimulai saat Adolf Hitler dengan mata berkaca-kaca keluar dari tempat kepresidenan sebagai kanselir Jerman. Dikelilingi oleh para pendukungnya, dia masuk ke mobilnya dan meluncur ke jalan yang dipenuhi masyarakat yang bersorak-sorak.

"Kita berhasil! Kita berhasil!" – seru Adolf Hitler dengan gembira.

Rabu, 27 Februari 2008

HITLER MENCALONKAN JADI PRESIDEN

Hanya tiga minggu setelah kematian keponakan tercintanya akibat bunuh diri, Adolf Hitler bertemu dengan Presiden Jerman berusia 84 tahun, Paul von Hindenburg, untuk pertama kalinya.

Hitler menarik dirinya keluar dari tekanan yang menyakitkan setelah kematian Geli. Dua kali sebelumnya dia jatuh dalam jurang keputusasaan, dan bangkit dengan kekuatan baru – pada tahun 1918, terbaring di rumah sakit mengalami kebutaan akibat gas beracun, setelah mendengar kekalahan Jerman di akhir perang dunia satu – dan pada tahun 1924, di penjara setelah kegagalan Kudets Beer Hall.

Pada bulan Oktober 1931, mantan kopral terkemuka Austria itu bertemu dengan mantan Field Marshal. Hitler sedikit dibingungkan oleh orang tua itu dan berbicara panjang lebar untuk membuatnya terkesan. Hindenburg sama sekali tidak terkesan dan kemudian berkata Hitler mungkin cocok untuk jabatan Kepala Kantor Pos, tetapi bukan untuk posisi yang tinggi seperti Kanselir Jerman.

Pada bulan Oktober 1931 ditandai sebagai awal dari intrik politik yang akan menghancurkan republik muda Jerman dan menjadikan Hitler sebagai Führer Jerman.

Pertentangan politis terus-menerus terjadi antara partai-partai politik di Reichstag menghasilkan pemerintahan yang tidak efektif.

Menambah rumitnya masalah, adalah adanya lebih dari seratus anggota Nazi hasil pemilu di Reichstag. Di bawah kepemimpinan Hermann Göring, mereka secara tetap mengganggu rapat secara vulgar, tingkah laku yang suka ribut membantu mengikis demokrasi di Jerman.

Orang-orang Jerman merasa putus asa untuk bebas dari kesesengsaraan luar biasa akibat Depresi Besar (Great Depersion), yang sudah berlangsung dua tahun. Jutaan orang mengganggur, ribuan bisnis kecil bangkrut, tunawisma dan kelaparan merupakan kemungkinan yang nyata bagi setiap orang.

Peradaban menjadi terbengkalai di Berlin ketika orang-orang berkelahi di jalanan, saling membunuh dalam kekacauan.

Tetapi dari pemimpin terpilih mereka, masyarakat tidak mendapat apapun kecuali tidak adanya keputusan. Dalam jumlah yang bertambah besar mereka berpaling pada orang yang tegas, Adolf Hitler, dan janjinya untuk masa depan yang lebih baik.

Republik Jerman sekarang menghadapi masalah baru. Pada tahun 1932, sesuai undang-undang seharusnya dilakukan pemilihan presiden. Tetapi Hindenburg, perekat demokrasi yang tercerai berai, telah terlalu tua dan berkata bahwa dirinya tidak tertarik mencalonkan diri lagi.

Sekalipun dia dapat diyakinkan untuk dicalonkan, dia akan berusia 92 tahun waktu tujuh tahun masa jabatannya berakhir, dengan Hitler membayangi di belakangnya sepanjang waktu. Jika dia meninggal sebelum masa jabatannya berakhir, maka dia dapat dikatakan gagal, maka kesempatan Hitler akan datang lebih cepat.

Pada awal tahun 1932, Adolf Hitler menerima telegram dari Kanselir Bruening yang mengundangnya untuk datang ke Berlin untuk mendiskusikan kemungkinan memperpanjang masa jabatan Hindenburg sekarang. Hitler sangat senang atas adanya undangan itu.

"Sekarang mereka ada di sakuku! Mereka telah mengenaliku sebagai partner dalam negoisasi mereka!" – kata Hitler pada Rudolph Hess.

Hitler menghadiri pertemuan dan mendengarkan usulan mereka, tetapi tidak memberikan tanggapan. Tidak ada alasan untuk menolong kanselir yang akan membuat republik tetap berdiri.

Pada bulan Februari 1932, Presiden Hindenburg dengan enggan menyetujui untuk mencalonkan lagi dan mengumumkan pencalonannya untuk pemilihan ulang. Hitler memutuskan untuk berhadapan dengannya dan mencalonkan diri sebagai presiden.

"Roti dan Kebebasan," adalah slogan yang mempunyai pengaruh besar yang digunakan Hitler selama masa kampanye Nazi melawan Presiden Hindenburg yang tua dan lelah.

Joseph Goebbels melakukan kampanye propaganda yang hebat untuk Hitler, melebihi pemilu tahun 1930 yang lalu. Poster Nazi ditempelkan dimana-mana. Ada jadwal pidato bergelombang untuknya dan Hitler. Nazi melakukan ribuan rapat umum setiap hari di seluruh Jerman. Mereka menyebar jutaan pamflet dan salinan surat kabar Nazi. Goebbels juga menggunakan teknologi baru, membuat rekaman suara dan film tentang Hitler untuk dibagikan.

Presiden Hindenburg pada dasarnya tidak melakukan apa-apa. Dia memanfaatkan reputasinya dan menghitung pemilih Jerman yang ingin menyingkirkan kaum radikal dari kekuasaan. Goebbels mempunyai harapan tinggi agar Hitler terangkat dan masuk dalam kantor kepresidenan. Hitler, bagaimanapun, masih ragu-ragu. Kampanyenya tidak akan dapat menggeser presiden tua itu. Tetapi kampanye juga merupakan sebuah kesempatan untuk memenangkan dukungan untuk dia dan partainya dan memperluas pengaruh Nazi.

Banyak orang Jerman melihat Nazi sebagai gelombang masa depan. Setelah menarik perhatian dengan sukses pada pemilu tahun 1930, ribuan anggota baru masuk ke dalam partai. Sekarang, pada musim semi tahun 1932, dengan adanya enam juta pengangguran, kekacauan di Berlin, kelaparan dan kehancuran, ancaman Marxisme, dan masa depan yang tidak jelas – jutaan orang berpaling pada Hitler.

Pada pemiliha presiden yang dilakukan pada tanggal 13 Maret 1932, Hitler mendapat lebih dari sebelas juta suara (11,339,446) atau 30% dari total suara. Hindenburg mendapat 18,651,497 suara atau 49%.

Hindenburg gagal mendapatkan suara mayoritas yang dibutuhkan, menghasilkan dilakukannya pemilihan ulang. Goebbels dan banyak pemimpin Nazi merasa sangat kecewa.

Tetapi Hitler segera menyarankan pada mereka untuk memulai kampanye dengan penuh semangat untuk pemilihan ulang yang dilakukan pada tanggal 10 April, kurang dari satu bulan lagi.

Dalam kampanye berikutnya, Hitler melintasi Jerman dengan pesawat terbang, turun dari awan menuju ke pendukung fanatiknya yang terus bertambah, di rapat umum yang lebih besar. Dia memberi mereka pesan positif, menjanjikan sesuatu untuk semua orang, kemudian naik kembali ke awan. "Dalam Reich Ketiga setiap gadis Jerman akan mendapatkan suami!" – janji Hitler suatu ketika.

Tetapi, seperti semua politikus, Hitler merupakan subyek skandal. Sebuah surat kabar yang dijalankan oleh partai lawannya, Social Democrat, entah bagaimana mendapatkan surat-surat antara Kepala SA Ernst Röhm dan seorang dokter laki-laki, mengenai ketertarikan mereka pada laki-laki. Hitler tahu bahwa Röhm adalah seorang homosexual dan mengabaikannya selama bertahun-tahun karena Röhm sangat berguna baginya.

Sejauh ini isu yang diperhatikan Hitler adalah apakah Röhm telah memperkosa anak lelaki di bawah umur. Pengacara Nazi Hans Frank menyelidiki dan memastikan pada Hitler bahwa dia tidak menemukan bukti. Hitler sedikit tenang. Jadi, Ernst Röhm, kepala pasukan tempur yang mengerikan akan tetap, setidaknya untuk saat ini, sebagai kepala SA, yang sekarang berjumlah lebih dari 400,000.

Kampanye presiden berlanjut dengan Nazis melakukan kampanye yang lebih hebat lagi dengan Hitler membuat beberapa kampanye berhenti satu hari. Presiden Hindenburg melakukan kurang dari sebelumnya dan tidak melakukan pidato tunggal, menyebabkan rumor tentang kesehatannya.

Pada hari minggu yang gelap dan hujan, tanggal 10 April 1932, rakyat memilih. Mereka memberi Hitler 13,418,547 atau 36%, suatu peningkatan dua juta dari yang sebelumnya, dan Hindenburg 19,359,983 atau 53%, peningkatan di bawah satu juta.

Orang tua berusia 85 tahun terpilih kembali dengan suara mayoritas untuk masa jabatan tujuh tahun. Tetapi semua orang tidak tenang. Hitler dan Nazi telah menunjukkan popularitas yang besar.

Berlin sekarang berada dalam suasana campur aduk, ketakutan, intrik, rumor dan kekacauan. Diantara kekacauan itu muncullah seorang bernama Kurt von Schleicher, seorang panglima angkatan bersenjata yang berambisi tinggi, dikemudikan oleh gagasan bahwa dia, bukan Hitler, yang mungkin memerintah Jerman.

Republik Jerman sekarang sama goyahnya dengan badan tua pemimpin yang gemetaran menghadapi Schleicher dan Hitler, akan segera dikuburkan.

Selasa, 26 Februari 2008

SUKSES DAN BUNUH DIRI

Tahun 1930 dan 1931 merupakan tahun yang baik bagi Hitler secara politik. Partai Nazi sekarang menjadi partai terbesar kedua di Jerman. Hitler menjadi pengarang paling laris, dengan Mein Kampf terjual lebih dari 50,000 kopi, membuatnya mendapat penghasilan yang baik. Partai Nazi juga mempunyai markas baru di Munich, Brown House.

Uang mengalir dari industrialis Jerman yang memandang Nazi sebagai gelombang masa depan. Mereka berinvestasi pada Hitler dengan harapan akan memperoleh keuntungan saat dia berkuasa. Uang mereka digunakan untuk membayar gaji anggota Nazi yang terus meningkat dan bahan bakar untuk mesin propaganda Goebbel.

Staf Jenderal Jerman juga menginvestasikan dukungan bagi Hitler, berharap dia bersungguh-sungguh dengan apa yang dikatakannya tentang merobek perjanjian Versailles yang membatasi angkatan bersenjata hanya 100,000 orang dan juga mencegah modernisasi. Para Jenderal didukung oleh penampilan Hitler sebagai saksi pada saat pengadilan tiga anggota muda angkatan bersenjata yang dituduh menyebarkan doktrin Nazi di angkatan bersenjata Jerman.

Hitler menggunakan penampilannya di ruang pengadilan untuk mengirim pesan kepada Staf Jenderal bahwa tidak ada niat untuk menggantikan pasukan reguler dengan pasukan Nazi dan kalau berkuasa, Nazi akan menaikkan angkatan bersenjata Jerman ke tingkat kebesaran baru. Itu adalah tepat seperti yang ingin didengarkan oleh para Jenderal.

Bagaimanapun, SA, pasukan storm trooper Nazi, membuat masalah bagi Hitler. Banyak kekerasan terjadi, anggota SA yang cenderung sosialis ingin menjadi angkatan bersenjata revolusioner Jerman baru. Mereka juga memalukan Hitler dengan membuat kerusakan di jalanan walaupun diperintahkan untuk bersikap tenang. Hitler menggunakan pasukan bodyguard pribadinya, SS, di bawah pimpinan, Heinrich Himmler, menumpas pemberontakan kecil SA di Berlin yang dipimpin Kapten Walter Stennes.

Hitler memasang pimpinan terkemuka SA, Ernst Röhm, sebagai pemimpin baru untuk menata ulang dan meredakan SA, yang sekarang berjumlah lebih dari 60,000 anggota. SA dan kepemimpinannya akan tetap menjadi masalah bagi Hitler selama bertahun-tahun, memuncak dalam krisis besar beberapa tahun di jalanan.

Dalam kehidupan pribadinya, Adolf Hitler akan menghadapi krisis yang akan sangat menguncangkannya.

Kembali ke musim panas tahun 1928, Hitler menyewa rumah kecil di Berchtesgaden yang mempunyai pemandangan indah pegunungan Bavaria dan bertahun-tahun kemudian akan menjadi lokasi dari villanya.

Bagi Hitler, yang saat itu berusia 39 tahun, itu adalah tempat pertama yang dapat benar-benar disebut rumah. Dia tinggal di rumah desa kecil dan mengundang saudara tirinya, Angela, untuk meninggalkan Vienna dan datang untuk mengurusi pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Angela datang bersama dua anak perempuannya, Friedl dan Geli.

Geli adalah seorang gadis berumur dua puluh tahun dengan warna rambut pirang gelap dan kehangatan Vienna, kualitas yang luar biasa menarik orang yang umurnya hampir dua kali lipat. Hitler sangat cinta padanya. Dia bertingkah seperti remaja yang baru pertama kali mengenal cinta. Hitler pergi belanja dengannya dan dengan sabar berdiri saat dia mencoba pakaian. Dia mengajaknya ke teater, cafe, konser dan bahkan pertemuan partai.

Hubungan antara Hitler dan keponakannya secara umum dapat diterima secara sosial sesuai dengan adat setempat karena Geli adalah anak dari saudara tirinya.

Geli muda menikmati perhatian dari orang yang menjadi terkenal itu. Orang-orang akan singgah dan meminta sovenir dari Hitler atau tanda tangan saat mereka duduk di cafe. Terdapat juga pelengkap kekuasaan, body guard SS, sopir pribadi, dan ajudan yang taat.

Tetapi Geli mempunyai kecenderungan untuk menggoda. Walaupun dia suka perhatian dari orang yang lebih tua ini, dia merindukan berhubungan dengan orang muda. Dia mempunyai sejumlah kisah cinta, termasuk dengan sopir Hitler, yang berakibat sopir itu ditembak mati.

Meskipun Hitler cemburu dan menentang kisah cinta Geli, dia sendiri tergoda dengan gadis berambut pirang berusia tujuh belas tahun bernama Eva Braun, yang bekerja di toko photography yang dijalankan oleh photographer pribadi Hitler, Heinrich Hoffmann.

Sikap cemburu dan posesif Hitler pada keponakannya membuat Geli mengalami peningkatan claustrophobia (rasa takut pada ruang sempit), terutama saat gadis itu pindah bersama Hitler ke sebuah apartemen 9 ruang di Munich. Kemanapun Geli pergi, dia dikawal dua anggota Nazi dan kembali ke rumah tepat pada waktu yang diperintahkan pamannya. Dia tidak dapat melakukan apapun tanpa izin Hitler. Dan setiap saat dia mencoba lepas dari pengekangan pamannya, dia akan diawasi lebih ketat.

Hubungan Hitler dengan Geli memburuk. Banyak terjadi perdebatan dengan keras.

Pada bulan September 1931, Hitler memerintahkan dia untuk tetap tinggal di apartemennya dan tidak pergi ke Vienna saat Hitler pergi. Ini membuat Geli sangat marah. Pertengkaran hebat terjadi. Dia berusaha keras untuk pergi. Hitler berkata tidak.

Saat Hitler berada di luar mobilnya untuk pergi ke pertemuan SA, Geli pergi ke jendela dan berteriak pada Hitler di bawah meminta sekali lagi agar dia diperbolehkan pergi. Hitler berteriak kembali padanya "Tidak!"

Hitler pergi dengan perasaan gelisah tentang keseluruhan situasi.

Pagi hari berikutnya, dalam perjalanan ke Hamburg, mobil Hitler dihentikan oleh sebuah taxi. Rudolph Hess menelepon ke hotel yang baru ditinggalkan Hitler dan ingin bicara secepatnya dengan dia.

Saat Hitler mengangkat telepon, dia diberitahu bahwa keponakannya telah menembak dirinya sendiri. Dalam kepanikan, Hitler kembali ke Munich. Tetapi saat dia tiba di apartemennya, tubuh Geli sudah disingkirkan. Geli telah menembak dirinya sendiri tepat di jantungnya dengan pistol.

Cinta dalam hidup Hitler telah pergi, dan dalam keadaan mengerikan. Persoalan semakin rumit ketika ada rumor dari pers yang menduga dia dibunuh, mungkin atas perintah Hitler. Hitler menjadi sangat tertekan dan menghabiskan hari-harinya dengan mondar-mandir tanpa berhenti untuk makan atau tidur.

Hermann Göring kemudian mengatakan bahwa Adolf Hitler tidak pernah sama lagi dengan sebelum kematian keponakan yang dicintainya. Hitler di kemudian hari berkata bahwa Geli adalah satu-satunya wanita yang pernah dicintainya. Dia selalu memasang potretnya di dinding, dihiasi dengan bunga saat hari lahir dan hari kematiannya. Kapanpun dia membicarakan tentang Geli, sering dengan mata berkaca-kaca.

Anehnya, tak lama setelah kematian Geli, Hitler melihat dengan jijik sepotong ham yang disajikan saat makan pagi dan menolak memakannya, mengatakan bahwa seperti memakan mayat. Sejak saat itu, dia menolak makan daging.

JERMAN MEMILIH NAZI

Adolf Hitler dan Nazi melakukan suatu kampanye modern pada tahun 1930 tidak seperti yang pernah dilihat di Jerman sebelumnya. Hitler melakukan perjalanan ke pelosok negeri mengirimkan lusinan pembicara utama, menghadiri pertemuan-pertemuan, berjabat tangan, memberi tanda tangan, pose untuk foto, dan bahkan mencium bayi.

Joseph Goebbels secara brilian mengatur ribuan pertemuan, pawai-pawai yang meriah, menempelkan poster dimana-mana dan mencetak jutaan kopi edisi khusus surat kabar Nazi.

Jerman berada dalam genggaman Depresi Besar dengan populasi yang menderita kemiskinan, kesengsaraan, dan ketidakpastian, diantara meningkatnya ketidakstabilan politik.

Bagi Hitler, master pembuat pidato, penantian panjang untuk melepaskan bakatnya pada rakyat Jerman telah tiba. Dia akan menemukan dalam orang-orang yang tertekan itu, pendengar yang sangat ingin mendengar. Dalam pidatonya, Hitler menawarkan pada rakyat Jerman apa yang sangat mereka inginkan, harapan. Dia memberi mereka janji samar-samar dan menghindari detailnya. Dia menggunakan kata-kata sederhana, diulang berkali-kali.

Penampilan kampanyenya dijadwalkan dengan teliti. Hadirin selalu menunggu, dengan ketegangan memuncak, dipecahkan oleh prosesi yang khidmat dari seragam coklat dengan bendera keemasan, diiringi terompet musik militer, dan akhirnya kemunculan Hitler di tengah-tengah teriakan "Heil!" pengaruh dari hall tertutup dengan tata lampu gaya teaterikal dan dekorasi swastika memenuhi ruangan dan sangat mencolok.

Hitler memulai tiap pidatonya dengan pelan, nada rendah, secara perlahan meningkatkan suara dan tekanannya kemudian mencapai klimak dengan kemarahan yang meledak-ledak. Dia menggabungkannya dengan sikap tangan yang terlatih untuk mencapai efek yang maksimum. Dia dengan mahirnya memainkan emosi pendengarnya membawa mereka ke tingkat kesenangan yang semakin tinggi sampai mereka terbelalak, menjerit, massa yang riuh-rendah tunduk pada kehendaknya dan memandang dia dengan pemujaan berlebihan.

Hitler menawarkan sesuatu kepada setiap orang; pekerjaan bagi pengangguran, kemakmuran bagi pebisnis yang gagal, keuntungan untuk industri, ekspansi untuk angkatan bersenjata, keharmonisan sosial dan akhir dari perbedaan kelas bagi pelajar muda yang idealis, dan memulihkan kejayaan Jerman pada yang putus asa. Dia berjanji membawa suatu orde diantara kekacauan, perasaaan menyatu bagi semua dan kesempatan untuk memiliki. Dia akan membuat Jerman kuat lagi, mengakhiri pampasan perang pada sekutu, merobek-robek perjanjian Versailles, menyingkirkan korupsi, menjatuhkan Marxisme, dan melakukan kekerasan pada Yahudi.

Dia menarik semua kelas di Jerman. Nama partai Nazi sendiri adalah mencakup semua – Partai Buruh Jerman Sosialis Nasional.

Semua anggota Nazi, dari Hitler, sampai ke pemimpin terkecil di blok-blok kota, bekerja tanpa mengenal lelah untuk memasukkan pesan mereka ke dalam pikiran orang Jerman.

Pada hari pemilihan umum tanggal 14 September 1930, Nazi mendapatkan 6,371,000 suara, delapan belas persen lebih dari total pemilih, dan berhak mendapatkan107 kursi di dewan (Reichstag). Itu adalah kemenangan yang mempesona Hitler. Dalam semalam, Partai Nazi berubah dari partai terkecil menjadi partai terbesar kedua di Jerman.

Hal itu mendorong Hitler ke prestise nasional dan internasional dan membangkitkan keingintahuan pers dunia. Dia dihujani permintaan wawancara. Jurnalis asing ingin mengetahui – apa yang dimaksudkannya dengan – merobek-robek perjanjian Versailles dan mengakhiri pembayaran pampasan perang? – dan Jerman tidak bertanggung jawab terhadap perang dunia satu?

Pergi sudah gambaran Charlie Chaplin pada Hitler sebagai seorang fanatik yang menggelikan di belakang Kudeta Beer Hall. Revolusi beer hall telah digantikan oleh manipulator massa yang ahli.

Pada tanggal 13 Oktober 1930, berpakaian coklat-coklat, anggota Nazi terpilih berbaris dengan serentak memasuki Reichstag dan mengambil kursi mereka. Ketika nama mereka dipanggil, masing-masing berteriak, "Hadir! Heil Hitler!"

Mereka tidak punya maksud bekerjasama dengan pemerintahan demokratik, karena mengetahui bahwa merupakan keuntungan bagi mereka untuk membiarkan segala sesuatunya menjadi lebih buruk di Jerman, sehingga meningkatkan daya tarik Hitler bagi orang-orang yang kesusahan.

Pasukan Nazi dengan berpakaian sipil merayakan kemenangan pemilu dengan memecahkan toko-toko jendela, restoran dan department store milik Yahudi, suatu tanda hal semacam itu akan terjadi di masa datang.

Sekarang, bagi demokrasi Jerman yang sedang menggelepar, jarum jam berdetik dan kali ini ada di sisi Hitler.

DEPRESI BESAR DIMULAI

Saat bursa saham jatuh di Wall Street pada Selasa 29 Oktober 1929, itu mengakibatkan pasar uang di seluruh dunia berputar dengan efek yang mencelakakan.

Ekonomi Jerman sangat peka karena dibangun atas dasar pinjaman asing, terutama pinjaman dari Amerika dan sangat tergantung pada perdagangan luar negeri. Ketika waktu pembayaran pinjaman tiba dan pasar dunia untuk barang-barang Jerman mengering, industri Jerman dengan mendadak berhenti.

Saat tingkat produksi jatuh, para pekerja Jerman diberhentikan, bank-bank seluruh Jerman bangkrut. Tabungan yang merupakan hasil bertahun-tahun kerja keras, dengan cepat menyusut. Inflasi segera menyusul membuat semakin sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan yang mahal akibat menurunnya nilai uang.

Dalam semalam, standar hidup kelas menengah kebanyakan masyarakat Jerman hancur oleh peristiwa yang terjadi di luar Jerman, di luar kontrol mereka. Depresi besar dimulai dan mereka jatuh dalam kemiskinan dan kesengsaraan dan mulai mencari solusi, solusi apapun.

Adolf Hitler tahu kesempatannya telah datang.

Pada masa-masa baik sebelum Depresi Besar partai Nazi berkembang sangat lambat, hanya mencapai 100,000 anggota dalam negara yang berpenduduk enam puluh juta. Tetapi partai Nazi, walaupun berukuran kecil, secara ketat terkontrol, organisasi berdisiplin tinggi fanatik yang menunggu waktu untuk beraksi.

Sejak kegagalan di Beer Hall tahun 1923, Hitler telah mengubah taktik dan banyak bermain dengan mengikuti aturan demokrasi. Hitler melakukan spekulasi pada tahun 1923, berusaha untuk menjatuhkan republik demokrasi Jerman yang masih muda dengan kekerasan, dan gagal. Sekarang dia memutuskan untuk menjatuhkannya secara sah dalam pemilihan umum, sementara pada saat yang sama membangun pemerintahan bayangan Nazi yang suatu hari akan menggantikan pemerintahan demokrasi.

Hitler memulai karir politiknya sebagai revolusioner jalanan akibat ketidakpuasaannya sebagai veteran perang dunia satu dan cenderung pada kekerasan. Pada tahun 1930 dia sangat berbeda, atau begitu kelihatannya. Hitler terhitung mempunyai pendukung dari beberapa industrialis Jerman, dan masyarakat kelas sosial menengah ke atas, berbeda jauh dengan pendukung yang tak terpelajar saat dia mulai karirnya.

Dia sengaja meluaskan daya tariknya karena hal itu sangat penting. Sekarang dia butuh meluaskan daya tariknya ke massa yang lebih besar dari pemilih di Jerman. Modal utamanya adalah kemampuannya melakukan pidato dan perasaan yang tajam untuk mengetahui apa yang ingin didengar rakyat.

Pada pertengahan tahun 1930, diantara tekanan ekonomi akibat Depresi Besar, pemerintahan demokratik Jerman mulai runtuh.

Gustav Stresemann, mentri luar negeri Jerman terkemuka, telah meninggal pada bulan 1929, sebelum kejatuhan Wall Street. Dia bekerja bertahun-tahun untuk menstabilkan dan memulihkan ekonomi Jerman dan meninggal karena terlalu melelahkan diri sendiri dalam proses.

Krisis dari Depresi Besar membawa perpecahan dalam partai-partai politik di Reichstag. Mereka malah pecah dalam percekcokan, kelompok-kelompok tanpa kompromi, daripada melakukan perserikatan untuk membuat undang-undang yang diperlukan. Pada bulan Maret 1930, Heinrich Bruening, anggota partai pusat katholik, menjadi kanselir.

Walaupun banyak yang menginginkan program finansial untuk membantu rakyat Jerman, Kanselir Bruening menghadapi perlawanan yang keras untuk rencananya. Untuk memecahkan kebuntuan, dia menemui Presiden Hindenburg dan meminta orang tua itu untuk memberlakukan pasal 48 dari undang-undang Jerman yang memberi kekuasaan darurat pada presiden untuk memerintah dengan dekrit. Hal ini menimbulkan kegusaran dari pihak oposisi, yang meminta penarikan dekrit.

Karena terpaksa, Bruening meminta Hindenburg pada bulan Juli 1930 untuk membubarkan Reichstag sesuai dengan peraturan parlemen dan meminta pemilihan baru.

Pemilihan ditentukan pada tanggal 14 September. Hitler dan Nazi mulai beraksi. Waktu untuk kampenye telah tiba.

Rakyat Jerman telah bosan dengan tawar menawar politik di Berlin. Mereka bosan dengan kesengsaraan, bosan menderita, bosan menjadi lemah. Saat itu adalah zaman keputusasaan dan mereka akan mendengarkan siapapun, bahkan Adolf Hitler.

TAHUN-TAHUN YANG TENANG

Adolf Hitler menjelaskan tahun-tahun yang tenang antara tahun 1926 sampai 1929 sebagai suatu waktu yang membahagiakan dalam hidupnya. Dalam pemandangan pegunungan di atas desa Berchtesgaden di provinsi Bavaria Jerman, dia menemukan rumah yang ideal. Dia menghabiskan waktunya dengan mencari inspirasi, dengan mengamati pemandangan pegunungan dan memimpikan masa depan penuh kemenangan baginya dan bagi negara Jerman.

Mimpi itu terpusat pada penegasan supremasi dari ras Jerman, mendapatkan lebih banyak ruang hidup (Lebensraum) untuk rakyat Jerman, dan berhadapan dengan kasar dengan orang Yahudi dan Marxist.

Pada bulan Mei 1926, Hitler dapat mengatasi semua perseteruan yang ada dalam partai Nazi dan memastikan gelar pemimpin tertinggi (Führer). Perbedaan ideologi dan perseteruan antara fraksi dalam partai Nazi diselesaikan Hitler melalui kekuasaannya terhadap pendekatan personal selama pertemuan-pertemuan tertutup dengan pemimpin-pemimpin yang bertikai.

Partai sendiri mengalami pertumbuhan lambat, berjumlah hanya sekitar 17,000 pada awal tahun 1926. Hitler telah dilarang berbicara di depan publik sampai tahun 1927 oleh pemerintahan Bavaria. Dia masih dalam masa pembebasan bersyarat, menghadapi kemungkinan untuk dideportasi ke Austria.

Dengan banyak kentungannya, bagaimananpun, dia menikmati diikuti oleh masyarakat kelas atas yang secara aneh tertarik pada orang yang karismatik tapi canggung secara sosial ini. Hitler merasa gembira dengan perhatian dan uang mereka. Dia diajak naik mercedes merah baru keliling daerah pedesaan di bawah pandangan rekan-rekannya di Nazi.

Selama tahun-tahun tenang ini, Joseph Goebbels untuk pertama kalinya menarik perhatian Hitler dan mengalami peningkatan yang cepat dalam hirarki Nazi. Goebbels, seorang yang brilian tetapi agak neurotik akan menjadi penulis, memperlihatkan bakat yang besar dalam membuat pidato, mengorganisasi, dan propaganda. Dia merupakan orang yang langka di antara anggota Nazi, seorang dengan pendidikan tinggi, dengan Ph.D. sastra dari Heidelberg.

Goebbels adalah orang yang kecil, sekitar lima feet tingginya, yang berjalan dengan pincang karena polio pada masa kanak-kanak. Dia mempunyai buku harian yang mengungkapkan bagaimana cepatnya dia menjadi tergila-gila pada Hitler.

"Kegembiraan besar. Dia menyambutku seperti seorang teman lama. Dan menjagaku. Betapa aku cinta dia!" – tulis Goebbels setelah pertemuannya dengan Hitler.

Tetapi 'cinta' ini ternoda oleh perbedaan ideologi. Goebbels pengikut fraksi Nasi pimpinan Gregor Strasser yang benar-benar percaya pada 'sosialisme' dari Partai National Socialist dan mempunyai simpati pada Marxisme, suatu yang tidak dapat diterima Hitler.

Dalam buku hariannya, Goebbels menjelaskan reaksinya dalam suatu pertemuan dengan Hitler, saat dia mencoba meluruskannya.

"Kami bertanya. Dia memberi jawaban yang brilian. Aku cinta dia. Pertanyaan Sosial. Perspektif yang benar-benar baru. Dia mengeluarkan semua pikirannya...dia menata pikiranku pada semua poin. Dia adalah seorang lelaki dengan segala cara, dalam segala respek. Seperti penghasut, dia dapat menjadi pemimpinku. Aku menundukkan diri pada orang besar ini, seorang politikus yang jenius!"

Dan kemudian, setelah menghabiskan beberapa hari dengan Hitler di Berchtesgaden...

"Hari-hari ini merupakan penunjuk jalanku! Sebuah bintang bersinar memimpinku dari kesengsaraan terdalamku! Aku miliknya sampai akhir. Keraguan terakhirku telah lenyap. Jerman akan hidup. Heil Hitler!"

Goebbels dikirim Hitler pada bulan Oktober 1926, ke ibukota Jerman, Berlin, sebagai Gauleiter. Saat disana, dia menghadapi tugas besar untuk mengorganisir dan mempublikasikan partai Nazi yang terlupakan.

Berlin terbukti sebagai tempat pelatihan bagi Menteri Propaganda masa depan. Dia dengan kemampuannya menjadikan berita baik dan bahkan berita buruk agar partainya diperhatikan. Dia mengatur pertemuan-pertemuan, memberikan pidato, menerbitkan surat kabar, menempelkan poster di seluruh lingkungan, dan menganjurkan konfrontasi dengan kaum Marxist. Anggota partai bertambah.

Tetapi masalah muncul ketika pasukan Nazi menghajar seorang pastur tua yang mengomeli Goebbels saat acara Nazi. Polisi mengumumkan Nazi sebagai partai terlarang di Berlin dan bahkan melarang pidato Nazi dilakukan di seluruh propinsi Prussia Jerman.

Larangan itu hanya berlaku pendek, dicabut pada musim semi tahun 1927. Hitler kemudian datang ke Berlin dan memberikan pidato dihadapan sekitar 5000 pendukungnya.

Pada tanggal 20 Mei, pemilihan umum dilakukan di Jerman. Nazi menunjukkan hasil yang buruk, walaupun Goebbels mendapatkan kursi di Reichstag (dewan perwakilan). Untuk hasil rata-rata pemilihan umum, Nazi saat itu hanya mempunyai sedikit pemilih. Tampaknya semuanya baik-baik saja tanpa mereka. Ekonomi kuat, infalasi terkendali, dan rakyat bekerja kembali.

Adolf Hitler menunggu saatnya tiba, dia tahu bahwa semua itu tak akan berlangsung lama. Di Berchtesgaden, Hitler menyelesaikan mendiktekan jilid kedua Mein Kampf pada Rudolph Hess. Pada musim panas tahun 1928, Hitler menyewa sebuah rumah kecil dengan pemandangan indah pegunungan Bavaria. Bertahun-tahun kemudian tempat itu akan menjadi villa peristirahatannya.

Sekarang, pada usia 39 tahun, Hitler akhirnya mempunyai tempat yang dapat disebut rumah. Dia tinggal di rumah desa yang kecil dan mengundang saudara tiri perempuannya, Angela, agar meninggalkan Vienna untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Angela datang bersama dua putrinya, Friedl dan Geli.

Geli berusia dua puluh tahun dengan rambut pirang gelap dan keramahan Vienna, kualitas yang luar biasa menarik, tanpa kecuali lelaki yang berusia hampir dua kali lipat usianya. Hitler dengan cepat jatuh cinta padanya. Dia bertindak seperti remaja yang baru jatuh cinta untuk pertama kali. Hitler pergi belanja dengannya dan dengan sabar berdiri saat dia mencoba baju. Hitler mengajaknya ke teater, cafe, konser dan bahkan pertemuan-pertemuan partai.

Hubungan antara Hitler dengan keponakannya itu secara sosial dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat sesuai dengan kebiasaan lokal, karena Geli adalah anak dari saudara tirinya.

Hubungan itu akan berakhir dengan sangat tragis beberapa tahun kemudian akibat kematian Geli dengan bunuh diri. Tetapi sekarang, di akhir tahun 1929, Geli menjadi obyek kasih sayang Hitler.

Di bagian lain dunia, Wall Street di New York, suatu peristiwa sedang terjadi yang akan membuat akhir dari masa tenang Adolf Hitler dan akhirnya akan membantu Nazi berkuasa di Jerman.

Pada tanggal 29 Oktober, bursa saham Wall Street dirobohkan oleh pengaruh menghancurkan dari seluruh dunia. Pertama di Amerika, kemudian ke seluruh dunia, perusahaan-perusahaan bangkrut, bank-bank tutup dan orang-orang dengan cepat kehilangan tabungannya.

Pengangguran segera membumbung tinggi dan kemiskinan dan kelaparan menjadi kemungkinan yang nyata bagi setiap orang.

Masyarakat panik. Pemerintahan terlihat tak berdaya menghadapi keruntuhan ekonomi dunia. Ketakutan menguasai. Pemerintahan berdiri di tepi jurang. Depresi Besar telah dimulai.

Adolf Hitler tahu waktu baginya sudah tiba.

SUATU PERMULAAN BARU

Beberapa hari sebelum hari natal tahun 1924, Adolf Hitler menjadi orang bebas setelah sembilan bulan di penjara, telah mempelajari kesalahannya. Selain membuat buku Mein Kampf, Hitler juga memikirkan kegagalan revolusi Nazi (Kudeta Beer Hall) pada bulan November 1923, dan pengaruhnya untuk masa depan.

Dia sekarang menyadari bahwa terlalu dini untuk berusaha menjatuhkan pemerintahan demokratik dengan kekuatan tanpa dukungan dari angkatan bersenjata Jerman dan institusi mapan lainnya. Dia menetapkan untuk tidak membuat kekeliruan lagi. Sekarang, tidak peduli berapa banyaknya anggota partai Nazi yang menginginkan tindakan untuk mengambil alih republik demokrasi Jerman yang masih muda, itu tidak akan terjadi. Dia tidak akan menuruti mereka seperti yang telah dilakukan pada bulan November 1923, dengan hasil yang mencelakakan, bahkan menggelikan.

Hitler mempunyai ide baru bagaimana menjatuhkan pemerintahan dan mengambil alih Jerman untuk dirinya dan Nazi – menggunakan peraturan demokrasi dan terpilih.

"...Daripada berusaha untuk mencapai kekuasaan dengan kudeta bersenjata kita harus menahan diri dan memasuki Reichstag (dewan perwakilan) melawan wakil kelompok Katholik dan Marxist. Jika mengalahkan mereka dalam pemilihan membutuhkan waktu lebih lama dari menembak mereka, setidaknya hasilnya akan dijamin oleh konstitusi mereka sendiri! Setiap proses yang sah menurut hukum adalah lambat. Tetapi cepat atau lambat kita akan menjadi mayoritas – dan setelah itu Jerman." - Hitler mengatakan saat dalam penjara.

Partai Nazi akan diorganisir seperti pemerintahan itu sendiri, sehingga jika kekuasaan telah dicapai dan demokrasi dengan sah diakhiri, ‘pemerintahan dalam penantian’ ini dapat masuk dengan tepat.

Tetapi sebelum semua itu dapat dimulai, Hitler mempunyai beberapa masalah yang harus dihadapi. Setelah Kudeta Beer Hall, pemerintahan propinsi Bavaria melarang Partai Nazi dan surat kabarnya, Völkischer Beobachter (Pengamat Rakyat). Juga, Partai Nazi sekarang tidak terorganisir dan banyak perselisihan di antara pemimpinnya.

Pad awal tahun 1925, Hitler menemui Perdana Menteri Bavaria dan mencoba meyakinkannya untuk mencabut larangan, dengan janji berkelakuan baik, dan setelah menjanjikan itu Nazi akan bekerja dengan peraturan perundang-undangan demokratik. Hitler kemudian menulis sebuah editorial panjang untuk Völkischer Beobachter dengan judul "Suatu Permulaan Baru" diterbitkan tanggal 26 Februari 1925.

Pada tanggal 27 Februari, Nazi melakukan pertemuan besar pertama sejak Kudeta Beer Hall, waktu itu Hitler menegaskan posisinya sebagai pemimpin mutlak partai Nazi dan meredakan perselisihan. Tetapi selama dua jam pidato di hadapan empat ribu pendukung Nazi, Hitler membawa dan mulai mengeluarkan kata-kata ancaman lama kepada republik demokratik, Marxists, dan Yahudi.

Untuk hal itu, pemerintahan Bavaria menghukumnya dengan larangan dua tahun tidak boleh berbicara di depan umum. Ini merupakan kemunduran besar bagi Hitler yang banyak berhutang pada kemampuannya berpidato dalam mencapai sukses. Tetapi daripada berkecil hati atau melemah, Hitler secepatnya mulai menata kembali partai Nazi dengan sepenuh tenaga.

Partai Nazi sendiri dibagi menjadi dua organisasi politik utama.

PO I – Dirancang untuk merongrong dan menjatuhkan republik demokrasi Jerman.

PO II – Dirancang untuk menciptakan pemerintahan dalam penantian, organisasi tingkat tinggi pemerintahan Nazi dalam republik yang suatu hari akan digantikannya. PO II bahkan mempunyai departemen sendiri seperti Pertanian, Ekonomi, Dalam Negeri, Urusan Luar Negeri, Propaganda, Keadilan, bersama dengan Ras dan kultur.

Jerman dibagi-bagi oleh Nazi menjadi tiga puluh empat distrik, atau Gaue, dengan masing-masing memiliki Gauleiter, atau pemimpin. Gaue sendiri dibagi menjadi lingkungan-lingkungan, Kreise, dan masing-masing mempunyai Kreisleiter, atau pemimpin lingkungan. Lingkungan di bagi menjadi Ortsgruppen, atau kelompok lokal. Dan di kota besar, kelompok lokal dibagi menjadi jalan-jalan dan blok-blok.

Untuk anak muda, dibentuk Hitler Jugend, atau Pemuda Hitler. Anggotanya anak lelaki berusia 15 sampai 18, dan meniru program pramuka yang sudah terkenal. Anak lelaki yang lebih muda berusia antara 10 sampai 15 tahun dapat bergabung dengan Deutsches Jungvolk. Ada juga organisasi untuk gadis remaja disebut Bund Duetscher Maedel dan untuk wanita, Frauenschaften.

Pada saat itu juga, Hitler mulai menata kembali SA, pasukan storm trooper Nazi, yang disebutnya dalam Mein Kampf sebagai "...suatu instrumen untuk mengatur dan memperkuat pergerakan perjuangan untuk filosofi hidup."

SA dimulai sebagai organisasi pembuat ribut jalanan Nazi yang aslinya disebut "pasukan pengawas " yang menjaga pertemuan Nazi dari ganguan kaum Marxist dan berkelahi dengan mereka di jalanan. Juga merupakan ‘instrumen’ utama Hitler dalam kudeta yang gagal.

Menyadari kegemaran orang Jerman akan seragam, SA menggunakan perlengkapan seragam warna coklat, dengan sepatu boot, ban lengan swastika, lencana dan topi. Seragam Nazi bersama dengan lambang swastika akan merupakan alat penting dalam pengenalan dan penglihatan, sehingga meningkatkan kesadaran publik pada keberadaan partai.

Saat itu, bersamaan dengan SA, sebuah unit pengawal baru berdisiplin tinggi dibentuk oleh Hitler, yang akan menjadi satu-satunya yang bertanggung jawab padanya dan akan melayani sebagai pengawal pribadi. Unit itu disebut Schutzstaffel, staf pengawal atau SS untuk singkatnya. SS menggunakan seragam hitam, meniru pakaian kaum Fasisme Italia. Salesman alat tulis terkemuka, Josef Berchtold, menjadi pemimpin pertamanya. Seorang anak muda yang telah melakukan berbagai tugas sulit untuk partai menjadi anggota nomer 168. Namanya adalah Heinrich Himmler.

Tetapi di samping semua usaha itu, Nazi sekarang mendapat halangan besar yang membatasi kesuksesan partai. Segala sesuatu mulai membaik di Jerman. Ekonomi mulai membaik dan pengangguran menurun. Industriawan besar Jerman sekarang bebas hutang. Hasil pabrik meningkat dan modal investasi mengalir dari Amerika Serikat.

Seorang Amerika bernama Charles G. Dawes mempersiapkan rencana, yang disetujui oleh sekutu, untuk mengurangi pampasan perang Jerman (jumlah uang yang harus dibayar Jerman untuk membayar kerusakan akibat perang dunia pertama). Rencana Dawes adalah menstabilkan mata uang Jerman, mark. Rencana itu juga termasuk pinjaman besar dari Amerika untuk membantu membangun kembali industri Jerman. Pemerintah Jerman juga meminjam dari Amerika Serikat untuk membiayai program-program sosial baru dan proyek bangunan-bangunan publik termasuk bandar udara, stadion, dan bahkan kolam renang.

Dan Jerman sekarang mempunyai presiden baru, seorang tua bermata sayu bernama Paul von Hindenburg, panglima terkenal dalam perang dunia satu. Dia secara bulat didukung oleh partai konservatif dan moderat untuk membantu mengembalikan stabilitas republik dan merintangi segala usaha dari partai-partai radikal untuk mengisi kursi kepresidenan.

Angkatan bersenjata Jerman membuat perdamaian dengan republik muda itu. Walaupun dilarang oleh Perjanjian Versailles untuk melebihi 100,000 tentara dan tidak boleh menggunakan peralatan modern dan pesawat tempur, ribuan orang berada di organisasi bersifat kemiliteran yang dibiayai oleh angkatan bersenjata. Staff Jendera Jerman yang dibubarkan oleh perjanjian itu, menyamarkan diri diantara pasukan. Angkatan bersenjata juga secara rahasia sibuk mengembangkan teknologi baru di pabrik-pabrik Russia dan terlibat dalam latihan militer dengan pasukan Russia.

Jadi, di samping penampilan diri kepada sekutu, staf Jenderal Jerman dan pasukannya diizinkan untuk mencapai tujuan utama mereka, penjagaan diri dan kemajuan, dan juga mendukung demokrasi Jerman untuk sementara waktu.

Saat segala sesuatu membaik secara ekonomi, terdapat pikiran untuk melakukan relaksasi di kalangan rakyat Jerman. Karena mereka tidak lagi berjuang keras untuk kebutuhan sehari-hari, mereka punya waktu untuk bersantai, rekreasi di luar rumah, seni, dan duduk-duduk di cafe dan beer hall. Diantara orang-orang itu, nama Adolf Hitler mungkin menimbulkan senyuman, barangkali dia sedikit dikacaukan dengan pelawak film terkenal, Charlie Chaplin, yang tampak seperti dia dan bahkan mempunyai beberapa bahasa tubuh yang sama.

Di antara semua itu, Adolf Hitler tahu bahwa akan menjadi lambat bagi partainya, yang mengalami banyak kejadian tak menyenangkan, anggota partai terdahulu yang tidak puas. Tetapi Hitler juga mempunyai perasaan bahwa waktu yang baik itu tidak akan bertahan lama. Republik Jerman hidup dari uang pinjaman dan waktu pinjaman. Dasar dari ketegangan politik dan rasial yang dimanfaatkannya dengan baik masih ada, hanya tidak aktif. Dan jika waktu yang baik telah berlalu, mereka akan sekali lagi datang mencarinya. Tetapi sekarang dia hanya dapat menunggu.