Selasa, 26 Februari 2008

DEPRESI BESAR DIMULAI

Saat bursa saham jatuh di Wall Street pada Selasa 29 Oktober 1929, itu mengakibatkan pasar uang di seluruh dunia berputar dengan efek yang mencelakakan.

Ekonomi Jerman sangat peka karena dibangun atas dasar pinjaman asing, terutama pinjaman dari Amerika dan sangat tergantung pada perdagangan luar negeri. Ketika waktu pembayaran pinjaman tiba dan pasar dunia untuk barang-barang Jerman mengering, industri Jerman dengan mendadak berhenti.

Saat tingkat produksi jatuh, para pekerja Jerman diberhentikan, bank-bank seluruh Jerman bangkrut. Tabungan yang merupakan hasil bertahun-tahun kerja keras, dengan cepat menyusut. Inflasi segera menyusul membuat semakin sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan yang mahal akibat menurunnya nilai uang.

Dalam semalam, standar hidup kelas menengah kebanyakan masyarakat Jerman hancur oleh peristiwa yang terjadi di luar Jerman, di luar kontrol mereka. Depresi besar dimulai dan mereka jatuh dalam kemiskinan dan kesengsaraan dan mulai mencari solusi, solusi apapun.

Adolf Hitler tahu kesempatannya telah datang.

Pada masa-masa baik sebelum Depresi Besar partai Nazi berkembang sangat lambat, hanya mencapai 100,000 anggota dalam negara yang berpenduduk enam puluh juta. Tetapi partai Nazi, walaupun berukuran kecil, secara ketat terkontrol, organisasi berdisiplin tinggi fanatik yang menunggu waktu untuk beraksi.

Sejak kegagalan di Beer Hall tahun 1923, Hitler telah mengubah taktik dan banyak bermain dengan mengikuti aturan demokrasi. Hitler melakukan spekulasi pada tahun 1923, berusaha untuk menjatuhkan republik demokrasi Jerman yang masih muda dengan kekerasan, dan gagal. Sekarang dia memutuskan untuk menjatuhkannya secara sah dalam pemilihan umum, sementara pada saat yang sama membangun pemerintahan bayangan Nazi yang suatu hari akan menggantikan pemerintahan demokrasi.

Hitler memulai karir politiknya sebagai revolusioner jalanan akibat ketidakpuasaannya sebagai veteran perang dunia satu dan cenderung pada kekerasan. Pada tahun 1930 dia sangat berbeda, atau begitu kelihatannya. Hitler terhitung mempunyai pendukung dari beberapa industrialis Jerman, dan masyarakat kelas sosial menengah ke atas, berbeda jauh dengan pendukung yang tak terpelajar saat dia mulai karirnya.

Dia sengaja meluaskan daya tariknya karena hal itu sangat penting. Sekarang dia butuh meluaskan daya tariknya ke massa yang lebih besar dari pemilih di Jerman. Modal utamanya adalah kemampuannya melakukan pidato dan perasaan yang tajam untuk mengetahui apa yang ingin didengar rakyat.

Pada pertengahan tahun 1930, diantara tekanan ekonomi akibat Depresi Besar, pemerintahan demokratik Jerman mulai runtuh.

Gustav Stresemann, mentri luar negeri Jerman terkemuka, telah meninggal pada bulan 1929, sebelum kejatuhan Wall Street. Dia bekerja bertahun-tahun untuk menstabilkan dan memulihkan ekonomi Jerman dan meninggal karena terlalu melelahkan diri sendiri dalam proses.

Krisis dari Depresi Besar membawa perpecahan dalam partai-partai politik di Reichstag. Mereka malah pecah dalam percekcokan, kelompok-kelompok tanpa kompromi, daripada melakukan perserikatan untuk membuat undang-undang yang diperlukan. Pada bulan Maret 1930, Heinrich Bruening, anggota partai pusat katholik, menjadi kanselir.

Walaupun banyak yang menginginkan program finansial untuk membantu rakyat Jerman, Kanselir Bruening menghadapi perlawanan yang keras untuk rencananya. Untuk memecahkan kebuntuan, dia menemui Presiden Hindenburg dan meminta orang tua itu untuk memberlakukan pasal 48 dari undang-undang Jerman yang memberi kekuasaan darurat pada presiden untuk memerintah dengan dekrit. Hal ini menimbulkan kegusaran dari pihak oposisi, yang meminta penarikan dekrit.

Karena terpaksa, Bruening meminta Hindenburg pada bulan Juli 1930 untuk membubarkan Reichstag sesuai dengan peraturan parlemen dan meminta pemilihan baru.

Pemilihan ditentukan pada tanggal 14 September. Hitler dan Nazi mulai beraksi. Waktu untuk kampenye telah tiba.

Rakyat Jerman telah bosan dengan tawar menawar politik di Berlin. Mereka bosan dengan kesengsaraan, bosan menderita, bosan menjadi lemah. Saat itu adalah zaman keputusasaan dan mereka akan mendengarkan siapapun, bahkan Adolf Hitler.

Tidak ada komentar: