Senin, 31 Maret 2008

MALAM PECAHNYA KACA

Setelah hasil yang memuaskan dari Perjanjian Munich, banyak pemimpin internasional berharap bahwa Hitler adalah negarawan yang dapat diajak bernegoisasi. Tetapi pada malam 9 November 1938, sebuah peristiwa terjadi yang mengungkapkan sifat asli rezim Hitler pada dunia dan juga menandai awal radikalisasi mematikan dari kebijaksanaan Nazi tentang Yahudi.

Untuk beberapa bulan sekarang, anti-Semit moderat dalam hirarki Nazi telah mengalami kemunduran dengan ukuran ekstrim seperti pembersihan Yahudi dari Jerman dengan segera. Pembersihan pertama kelompok besar Yahudi di akhir Oktober 1938 menyulut rangkaian peristiwa yang menghasilkan Malam Pecahnya Kaca (Night of Broken Glass), serangan besar, yang terkoordinasi terhadap Yahudi di seluruh Jerman.

Pada tanggal 27 Oktober, sekitar 17,000 Yahudi asli Polandia termasuk 2,000 anak-anak, dengan kasar diusir dari Jerman atas perintah Reinhard Heydrich, pemimpin kedua SS. Keluarga Grynszpan dari kota Hanover adalah satu diantara Yahudi yang dibawa paksa dengan kereta kemudian dibuang di perbatasan Polandia sebagai orang-orang yang tak diinginkan. Petugas perbatasan Polandia pada mulanya menolak mereka untuk masuk. Orang-orang Yahudi itu kemudian terdampar di tanah tak bertuan antara perbatasan Jerman dan Polandia.

Keluarga Grynszpan tidak membawa anak mereka yang berusia 17 tahun, Herschel. Dia pergi ke Paris untuk diamankan pada usia 15 tahun untuk tinggal dengan pamannya yang bekerja di sana sebagai penjahit. Herschel adalah anak muda yang sensitif, pemuda sakit-sakitan yang tingginya lebih dari lima feet dan beratnya sekitar 100 pound. Dia termasuk kaum Ortodox yang taat, mengunjungi kuil secara teratur, dan dengan keras mengamati berbagai peraturan tentang imannya.

Bangga dengan kebudayaan Yahudinya, Herschel mempunyai minat mengamati keluarganya dan setengah juta Yahudi yang masih tinggal di seluruh Jerman. Selama hari-harinya di Paris dia secara teratur membaca surat kabarYiddish yang dibawa pamannya pulang yang memberitakan tentang penurunan "orang-orangnya " di bawah kendali Nazi di Jerman, Austria dan Sudetenland yang baru diduduki. Surat kabar itu juga melaporkan pengusiran masal Yahudi Polandia dari Jerman.

Tepat sebelum pengusiran itu, Herschel menderita kemunduran hebat pada dirinya. Permintaannya sebagai penduduk tetap di Perancis ditolak oleh pejabat-pejabat lokal Perancis, diikuti oleh dekrit pengusiran yang berlaku pada tanggal 15 Agustus 1938. Herschel mengabaikan dekrit pengusiran itu dan tetap tinggal di Paris secara ilegal untuk sementara sampai dia dapat menentukan kemana dia harus pergi.

Dia menjadi seperti keluarganya, manusia tanpa negara, tidak diinginkan dimanapun karena nenek moyangnya Yahudi. Herschel tenggelam dalam depresi yang dalam pada perputaran peristiwa itu dan bahkan mempertimbangkan bunuh diri. Membuat semuanya makin buruk, dia kemudian menerima surat dari keluarganya yang menceritakan penderitaan akibat pengusiran mereka dari Jerman.

Kakak perempuannya, Esther, yang berusia 22 tahun menulis: "Kamu pasti mendengar tentang kesialan besar kami. Aku akan menjelaskan kepadamu apa yang terjadi...Pada Kamis malam pada pukul 9, seorang Sipo [Polisi Keamanan Nazi] datang kepada kami dan memberitahukan bahwa kami harus datang ke markas besar polisi dan membawa serta pasport kami...Kami tidak diberitahu untuk apa semua ini, tetapi kami melihat bahwa semuanya telah berakhir bagi kami. Kami masing-masing mendapat perintah ekstradisi di tangannya, dan masing-masing harus meninggalkan Jerman sebelum tanggal 29. Mereka tidak mengizinkan kami kembali ke rumah lagi. Aku meminta untuk diizinkan kembali ke rumah untuk mengambil setidaknya beberapa benda. Aku pergi, didampingi oleh Sipo, dan membawa pakaian yang dibutuhkan dalam sebuah koper. Dan itulah yang dapat kuselamatkan. Kami tidak mempunyai uang..."

Ayahnya telah menghabiskan waktu selama 28 tahun untuk membangun usaha konveksi di Hanover.

Dikendalikan setengah kegilaan dengan kesedihan dan kemarahan terhadap semua yang telah terjadi, Herschel memutuskan untuk melakukan tindakan radikal kekerasan untuk mendapatkan perhatian terhadap nasib buruk bangsa Yahudi.

Pada hari Senin pagi, 7 November, dia berjalan menuju toko senjata Paris dan membeli revolver kaliber 6.35 bersama dengan sekotak peluru berisi 25 butir. Ketika pemilik toko bertanya mengapa dia membutuhkan senjata, Herschel menjawab bahwa kadang-kadang dia membawa sejumlah besar uang untuk ayahnya dan membutuhkan perlindungan.

Setelah membeli senjata, Herschel berjalan menuju kafe terdekat, memasuki ruang santai disana dan mengisi senjatanya, kemudian meletakkan senjata itu di saku kiri mantelnya. Dia menumpang kereta bawah tanah Paris menuju kedutaan besar Jerman, tiba pukul 9:35 pagi. Dia memasuki gedung kedutaan dan bertanya pada orang pertama yang ditemuinya, isteri penjaga pintu, apakah dia dapat menemui seorang pejabat kedutaan mengenai beberapa dokumen penting yang akan dia sampaikan. Dia ditunjukkan ke suatu tangga dan diberitahu untuk menemui Herr Nagorka, juru tulis penerima tamu di atas sana.

Di atas, Herschel mengatakan pada Nagorka bahwa dia mempunyai dokumen penting yang ingin diberikan pada pejabat kedutaan. Nagorka meminta untuk menyerahkan dokumen itu padanya, tetapi Herschel meminta dengan tegas untuk memberikannya sendiri karena pentingnya dokumen itu. Inilah bagaimana dia menembak Sekertaris kedutaan berusia 29 tahun, Ernst vom Rath, yang merupakan pejabat paling yunior kedutaaan yang bertugas pagi itu.

Vom Rath mendudukkan Herschel, mengambil tempat duduk tak jauh darinya, kemudian meminta untuk melihat dokumen. Herschel menanggapi permintaan itu dengan berteriak: "Kamu Kraut kotor atas nama dua belas ribu Yahudi yang dianiaya, ini dokumennya!"

Herschel meraih ke dalam saku mantelnya, mengeluarkan senjatanya, dan ditembakkan ke arah vom Rath, melakukan lima tembakan secara liar, menghantam dua kali vom Rath saat dia berdiri. Peluru pertama bersarang di bahu kiri vom Rath dan menimbulkan sedikit luka. Peluru kedua menembusnya lebih rendah di sebelah kiri, menyebabkan beberapa luka dalam.

Herschel menjatuhkan senjata kosong itu ke lantai. vom Rath yang terluka memberi suatu pukulan pada Herschel, kemudian dia melemparkan dirinya ke pintu, memegangi perutnya dan memanggil bantuan. Herschel tidak pernah meninggalkan kantor itu tetapi menunggu sampai dia ditangkap. Dia ditahan oleh Nagorka dan pekerja kedutaan lainnya. Atas permintaan Herschel, dia diserahkan pada polisi Perancis.

Vom Rath dilarikan ke rumah sakit untuk mengalami operasi darurat untuk memindahkan limpanya yang pecah, dan untuk memulihkan pankreas dan perutnya yang luka. Disamping operasi dan transfusi darah dalam jumlah besar, vom Rath menderita demam tinggi yang berangsur-angsur menurun sampai dia meninggal pada pukul 4:25 sore, Rabu, 9 November.

Saat hal itu terjadi, Adolf Hitler dan kebanyakan pejabat tinggi Nazi ada di Munich untuk peringatan tahunan Beer Hall Putsch. Setiap 9 November, veteran pelaku Kudeta 1923 berkumpul untuk melacak jejak yang telah mereka ambil dalam usaha yang gagal untuk menjatuhkan pemerintahan demokratik Jerman. Hari itu juga merupakan hari nasional yang disebut sebagai Hari Pergerakan saat warga Jerman menikmati libur kerja dan anak-anak libur sekolah.

Saat pertama mendengar peristiwa penembakan itu, Hitler mengirim dokter pribadinya ke Paris untuk menolong vom Rath. Menteri Propaganda Joseph Goebbels, sementara itu, dengan segera mengetahui bahwa penembakan itu sebagai kesempatan emas. Goebbels saat ini merupakan anti-Semit terkuat dalam hirarki Nazi, kedua setelah Hitler. Orang kecil dengan kaki cacat, yang waktu muda diejek bertampang Yahudi, bekerja sepanjang hidupnya, dalam kebencian mendalam terhadapYahudi. Selama lima tahun, mesin propaganda Goebbels telah memuntahkan arus pesan yang tidak pernah henti yang menggambarkan Yahudi adalah musuh abadi rakyat Jerman. Bagi Goebbels, penembakan di Paris adalah kesempatan untuk menghasut rakyat Jerman untuk "membangkitkan pembalasan berdarah terhadap Yahudi."

Goebbels, tentu saja, tidak akan melakukan apapun tanpa persetujuan Führer-nya. Pada jam-jam pertama malam 9 November, sebuah pesan datang membawa berita kematian vom Rath tepat saat Hitler dan rekan-rekan lamanya duduk-duduk dalam pesta makan malam di Balai Kota Tua di Munich, setelah sepanjang hari perayaan, arak-arakan dan kemegahan Nazi. Saat diberitahu bahwa vom Rath telah meninggal, dengan wajah marah Hitler mengajak Goebbels ke pojok dan berbincang secara pribadi untuk beberapa menit, akhirnya memberitahu Goebbels bahwa pasukan storm troopers SA perlu melakukan suatu "tindakan" atas biaya orang Yahudi.

Setelah makan malam, Hitler meninggalkan balai kota tanpa melakukan pidato, meninggalkan Goebbels mengirimkan perintah perang pada para pimpinan Nazi yang diundang. Goebbels pertama mengumumkan kematian vom Rath, kemudian mengatakan pidato anti-Semit, menganjurkan SA dan para pemimpin Partai Nazi menghasut secara populer untuk meningkatkan perlawanan terhadap Yahudi di seluruh Jerman tanpa kelihatan bahwa Partai Nazi sebagai penggeraknya.

Ketika Goebbels menyelesaikannya keterangannya, kebanyakan para pemimpin yang diundang segera menuju ke telepon terdekat untuk menghubungi SA lokal mereka dan pejabat partai untuk mengirimkan instruksi yang sesuai. Bagaimanapun, nuansa pesan Goebbels entah bagaimana telah hilang ditengah semua pembicaraan telepon. Sebagai hasilnya, pasukan SA tak berseragam dan aktivis partai membawa simbol swastika turun ke jalanan sebagai ganti penduduk netral.

Sesungguhnya, pemberontakan populer yang yang diharapkan Hitler dan Goebbels tidak pernah terwujud. Kebanyakan penduduk menutup jendela mereka dan tinggal di dalam atau berdiri diam di trotoar bersama dengan polisi Jerman reguler dan memandang saat pasukan storm trooper, SS dan Pemuda Hitler, ditemani oleh berbagai orang jalanan memecahkan kaca jendela rumah warga Yahudi, memukuli dan membunuh laki-laki Yahudi dan menteror anak-anak dan wanita Yahudi.

Malam itu di seluruh Jerman dan Austria, toko-toko Yahudi dan department store dipecahi kaca jendelanya. Synagog adalah target utama untuk dirusak, termasuk penistaan terhadap gulungan suci Taurat yang dirobek-robek dan dilemparkan ke tumpukan sampah lalu dibakar.

Ratusan synagog dibakar sementara pemadam kebakaran hanya berdiri memandang atau menyemprot disekitar lokasi untuk mencegah penyebaran api. Hampir semua kuburan Yahudi dekat synagog juga dinistakan.

Sekitar 25,000 Yahudi dibawa ke kamp konsentrasi Dachau, Buchenwald dan Sachsenhausen tempat mereka diperlakukan secara brutal oleh penjaga-penjaga SS dan dalam beberapa kasus mereka secara acak dipilih untuk dipukuli sampai mati. Secara keseluruhan, diperkirakan lebih dari 2,500 Yahudi tewas akibat dipukuli di jalanan, dikurung dalam kamp-kamp, dan juga beberapa kejadian bunuh diri, termasuk kematian seluruh keluarga.

Ribuan kaca jendela pecah menghasilkan istilah Kristallnacht atau Night of Broken Glass (Malam Pecahnya Kaca) untuk menggambarkan peristiwa 9 November yang berakhir sampai pagi hari tanggal 10. Walaupun Nazi tidak mendapatkan pemberontakan populer yang mereka harapkan, mereka memperhatikan bahwa 60 juta penduduk Jerman secara keseluruhan telah menunjukkan ketidak pedulian yang luar biasa terhadap penganiayaan massal yang pertama terhadap Yahudi itu. Mereka yang terguncang atau sakit hati cukup tahu untuk menyimpan pikirannya untuk mereka sendiri atau dengan resiko dikirim ke kamp konsentrasi.

Di luar Jerman, bagaimanapun, guncangan dan sakit hati tidak terdiam. Komentator Radio dan wartawan suratkabar di Amerika Serikat menyatakan bahwa Jerman telah menurun dalam tingkat barbarisme yang tak pernah terlihat sejak pogrom pada Abad Pertengahan.

Gelombang publikasi negatif mengakibatkan Jerman terisolasi dari bangsa-bangsa berperadaban di Barat dan melemahkan setiap sentimen pro-Nazi di negara-negara itu. Sebelum Kristallnacht, pergerakan pro-Hitler kecil terdapat di Inggris dan Amerika. Setelah Kristallnacht, simpati untuk rezim Hitler secara bertahap menguap. Amerika Serikat juga secara permanen memanggil duta besarnya dari Jerman.

Bagaimanapun, anit-Semit radikal dalama hirarki Nazi tidak peduli dengan apa yang dipikirkan dunia. Beberapa hari setelah Kristallnacht, pada tanggal 12 November, selusin pimpinan tinggi Nazis termasuk Joseph Goebbels, Reinhard Heydrich, dan Hermann Göring, berkumpul untuk mendiskusikan apa yang terjadi dan memutuskan tindakan selanjutnya.

Heydrich melaporkan 7,500 bisnis Yahudi dihancurkan, 267 synagog dibakar (dengan 177 benar-benar dihancurkan) dan 91 Yahudi terbunuh selama Kristallnacht. Heydrich kemudian meminta undang-undang baru yang melarang Yahudi melakukan kontak sosial dengan orang Jerman dengan melarang mereka dari transportasi publik, sekolah, dan rumah sakit, pada dasarnya memaksa mereka ke dalam tempat tinggal minoritas atau keluar negeri. Goebbels berkata bahwa Yahudi harus membersihkan puing-puing dari synagog yang terbakar dan mengubahnya menjadi tempat parkir.

Pada pertemuan itu terdapat persetujuan umum untuk menyingkirkan Yahudi dalam keseluruhan kehidupan ekonomi di Reich dengan memindahkan seluruh hak milik dan perusahaan ke non-Yahudi, dengan ganti rugi diberikan kepada Yahudi dalam bentuk surat obligasi Jerman.

Mengenai kerusakan ekonomi akibat Kristallnacht dan besarnya klaim asuransi, Göring menyatakan bahwa Yahudi sendiri yang harus membayar atas kerusakan dan setiap uang asuransi yang dibayarkan harus disita oleh pemerintah.

"Aku akan menutup pertemuan dengan kata-kata ini," kata Göring, "Yahudi Jerman, sebagai hukuman atas kejahatan mereka yang buruk sekali, dan sebagainya, harus membayar kontribusi sebesar satu milyar mark. Itu akan bekerja. Babi itu tidak akan melakukan pembunuhan lagi. Sebagai tambahan, aku akan mengatakan bahwa aku tidak akan suka menjadi seorang Yahudi di Jerman."

Sedangkan untuk Herschel Grynszpan, dia dinterogasi oleh polisi Perancis dan menyatakan: "Itu tidak dengan kebencian atau balas dendam terhadap orang yang aku tindak, tetapi karena aku cinta pada orang tuaku dan rakyatku yang secara tidak adil diperlakukan dengan tindakan yang memalukan. Meskipun demikian, tindakan ini tidak menyenangkan bagiku dan aku sangat menyesalinya. Bagaimananpun, aku tidak punya maksud lain selain memperlihatkan perasaanku...Betapapun, bukanlah suatu kejahatan menjadi seorang Yahudi. Aku bukan anjing. Aku punya hak untuk hidup. Rakyatku punya hak untuk hidup di bumi ini. Dan sekarang dimanapun mereka diburu seperti binatang."

Herschel secepatnya berada dalam genggaman Gestapo dan menghabiskan waktunya dalam berbagai penjara dan kamp konsentrasi Nazi, dan lenyap tanpa jejak.

Minggu, 16 Maret 2008

PENAKLUKAN DI MUNICH

Adolf Hitler selalu percaya bahwa dia ditakdirkan untuk menderita kematian dini karena kesakitan yang hebat, sama seperti orang tuanya. Ayahnya roboh tiba-tiba suatu hari akibat pendarahan paru-paru ketika Hitler masih anak-anak. Kemudian Ibunya menderita sangat lama akibat kanker selama masa remaja Hitler.

Yakin bahwa dia tidak hidup sampai tua, Hitler ingin berperang lebih cepat untuk Lebensraum daripada terlambat, saat dia masih relatif muda dan bertenaga. "Aku lebih suka berperang saat aku berusia 50 daripada saat aku berusia 55 atau 60," katanya berkali-kali. Dan waktu sekarang telah mengejarnya. Dia akan berusia lima puluh dalam satu tahun mendatang.

Walaupun dia telah mengambil alih Austria tanpa mengeluarkan tembakan, dia memutuskan keinginannya untuk "mendobrak" Czechoslovakia dengan kekuatan militer. Maka dia mengumpulkan jenderal-jenderal tingginya dan memerintahkan mereka untuk menyiapkan sebuah serangan pada republik demokratik kecil itu pada tanggal 1 Oktober 1938.

Tetapi perintah itu menggemparkan Staff Jenderal. Mereka tahu sebuah serangan ke Czechoslovakia mungkin akan meletus menjadi perang melawan Inggris dan Perancis, dan bahkan kemungkinan dengan Uni Soviet. Angkatan bersenjata Jerman pada saat ini tidak siap untuk perang semacam itu. Hanya ada 31 divisi yang bersenjata lengkap bersama dengan 7 divisi cadangan. Perancis sendiri mempunyai lebih dari 100 divisi sementara Czech mempunyai 45 divisi dan mempunyai benteng pertahanan sepanjang perbatasan Czech-Jerman.

Untuk meringkas semua permasalahan, Jenderal Ludwig Beck, Pimpinan Staff Jenderal, menulis analisa detail mengenai bencana militer jika Jerman menyerang Czechoslovakia. Beck memberikan laporan itu pada Jenderal Walther von Brauchitsch, Panglima angkatan bersenjata, menyarankan pada Brauchitsch untuk mengadakan rapat rahasia dari jajaran para jenderal untuk membahas hal itu.

Pada tanggal 4 Agustus 1938, pertemuan rahasia angkatan bersenjata benar-benar dilakukan. Beck membaca laporan panjangnya kepada para undangan. Mereka semua setuju sesuatu harus dilakukan untuk mencegah keruntuhan yang pasti. Beck berharap mereka mengundurkan diri bersama-sama saat itu juga. Tetapi tidak ada yang mengundurkan diri kecuali Beck, beberapa hari kemudian, yang merasa muak dengan keseluruhan situasi.

Hitler dengan segera menggantinya dengan Jenderal Franz Halder dan memastikan tidak ada berita yang bocor mengenai pengunduran diri Beck yang mendadak. Tanpa sepengetahuan Hitler, Jenderal Halder bersimpati kepada Beck tentang kebodohan rencana Hitler menyerang Czechoslovakia. Pada hari-hari berikutnya, Beck dan Halder membentuk kelompok konspirasi terdiri atas beberapa jenderal top, bersama dengan diplomat Ulrich von Hassell, Admiral Wilhelm Canaris yang merupakan kepala badan Intelejen Jerman, dan Kepala polisi Berlin, Graf von Helldorf.

Mereka merancang suatu rencana untuk menangkap Hitler pada saat dia memberi perintah untuk suatu invasi. Berdasarkan rencana mereka, Berlin akan diisolasi oleh unit khusus angkatan bersenjata untuk mencegah SS campur tangan. Unit lainnya, dibantu oleh anti-Nazi di kepolisian Berlin, akan menguasai bangunan penting pemerintah sementara pemimpin-pemimpin tinggi Nazi seperti Göring, Goebbels dan Himmler akan ditangkap. Jika semua ini berhasil, Hitler akan dibawa ke hadapan pengadilan khusus dan akan didakwa membawa Jerman menuju bencana militer.

Tetapi masih terdapat satu jika besar dalam keseluruhan rencana itu. Rencana itu hanya dapat berjalan jika Inggris dan Perancis mengambil sikap memerangi Hitler dan membuat dunia tahu bahwa mereka akan bertempur untuk melindungi republik Czech yang kecil. Hal ini akan meyakinkan rakyat Jerman bahwa kekalahan pasti terjadi jika Jerman menyerang Czechoslovakia dan akan menjadi pembenaran untuk menjatuhkan Hitler.

Untuk memastikan bahwa Inggris dan perancis memahami bagaimana besarnya yang dipertaruhkan, para konspirator mengirimkan wakil-wakilnya ke Inggris untuk secara rahasia memberitahu Perdana Menteri Neville Chamberlain bahwa Hitler merencanakan menyerang Czechoslovakia. Mereka juga menginformasikan pada Inggris bahwa mereka berniat menjatuhkan Hitler dan meminta Inggris dan Perancis mengambil sikap yang agresif secara terbuka menentang Hitler.

Bagaimanapun, masalah-masalah utama mencegah hal itu terjadi. Pertama, para utusan itu tidak dianggap serius oleh Inggris yang mengetahui mereka tidak dapat dipercaya sama seperti angkatan bersenjata Jerman yang telah dengan setia membantu Hitler sejak dia berkuasa pada tahun 1933. Kedua, Perdana Menteri Chamberlain mempunyai agenda perdamaian sendiri dalam pikirannya dan bermaksud melakukan negoisasi untuk mencegah perang Eropa berikutnya.

Perang dunia pertama tidak saja telah berakhir dua puluh tahun yang lalu dan telah menyapu bersih seluruh generasi muda di Inggris, Perancis, dan Jerman. Tidak ada seorangpun yang benar pikirannya akan melakukan perang di Eropa lagi - kecuali Hitler.

Setelah perang dunia pertama, Republik demokratik Czechoslovakia didirikan sekutu barat keluar dari sisa-sisa kerajaan Hapsburg. Tetapi Czechoslovakia terhambat dari hari ke hari oleh konflik serius diantara suku bangsa yang berbeda termasuk Czech, Slovakia, Hungaria dan lebih dari tiga juta suku bangsa Jerman.

Suku bangsa Jerman tinggal di bagian barat negeri itu yang dikenal sebagai Sudetenland, sebuah wilayah yang dikepung dari tiga sisi oleh angkatan bersenjata Hitler. Wilayah itu memiliki organisasi kuat yang pro-Nazi bernama Partai Jerman Sudeten dipimpin oleh guru senam bernama Konrad Henlein. Organisasi itu didanai dan diperintah langsung dari Berlin. Kebanyakan orang Jerman di Sudetenland adalah anggotanya. Seperti Jerman Austria, mereka telah lama merindukan untuk bergabung dengan bintang yang bersinar dari Jerman, Hilter.

Pada tanggal 28 Maret 1938, tidak lama setelah peristiwa Anschluss Austria, Henlein berkunjung ke Berlin dan diberitahu oleh Hitler untuk menimbulkan masalah di Czechoslovakia dengan membuat permintaan yang semakin meningkat atas nama Partai Sudeten Jerman "yang tidak dapat diterima oleh pemerintah Czech." Strategi itu berjalan dengan baik. Setiap saat pemerintah Czech hampir memenuhi suatu tuntutan, Henlein menginginkan sesuatu yang lebih sehingga tidak ada persetujuan yang tercapai.

Selama musim panas tahun 1938, para penghasut Nazi di Sudetenland menyebabkan kerusuhan politik dan sosial sementara mesin propaganda Goebbels membiayai kampanye anti-Czech ganas yang menyatakan bahwa warga Sudeten Jerman telah dianiaya oleh orang-orang Czech. Pada rapat umum tahunan di Nuremberg awal September, Hitler dan Göring melakukan pidato mengancam yang disebut pertanyaan Sudeten.

Dengan Jerman berada di tepi peperangan, Perdana Menteri Inggris yang berpikiran damai memutuskan untuk mengirimkan telegram pribadi pada Hitler meminta untuk bertemu muka dalam suatu pertemuan "untuk mencari penyelesaian damai." Hitler benar-benar dikejutkan dengan permintaan itu dan dengan segera menyetujui pertemuan.

Maka, pada pagi hari tanggal 15 September 1938, Neville Chamberlain, 69 tahun, naik pesawat terbang untuk pertama kali dalam hidupnya dan meninggalkan Inggris. Tujuh jam kemudian dia tiba dengan mobil di Berchtesgaden dan bertemu dengan Hitler untuk pertama kalinya. Führer membawanya ke villanya dan naik ke ruangan besar dengan jendela besar dan pemandangan pegunungan Alpen.

Enam bulan sebelumnya, Kanselir Austria telah berjalan di ruang yang sama berharap melakukan negoisasi dan telah didesak tanpa belas kasihan. Kali ini, Hitler sekali lagi mendominasi keseluruhan diskusi, tetapi dengan hati-hati menghindari taktik bersikap kasar yang dia gunakan sebelumnya. Chamberlain, betapapun, adalah kepala pemerintahan kerajaan Inggris, satu dari kekuatan besar yang pernah dikenal di dunia. Kepada Perdana Menteri Inggris, Hitler mengadu sedemikian panjang tentang "peenganiayaan" warga Sudeten Jerman di dalam negeri Czechoslovakia dan kemudian secara terus terang meminta jika wilayah Sudetenland dapat diserahkan kepada Jerman.

Chamberlain menanggapi bahwa dia akan mempertimbangkan bertanya pada pemerintahan Czechs untuk menyerahkan Sudetenland tetapi dia tidak siap memberikan jawaban pada saat itu dan terlebih dahulu harus berkonsultasi dengan kabinetnya di London. Dia meminta Hitler untuk menahan diri dari setiap tindakan militer sampai dia kembali pada kunjungan berikutnya. Hitler setuju untuk menangguhkan tindakan militer.

Chamberlain kembali ke London dan berhasil mendapatkan persetujuan pemerintahannya untuk memberikan Sudetenland. Dia juga mendapat tanggapan yang baik dari sekutu Inggris di Perang Dunia I, Perancis.

Mengenai kesan pertamanya tentang Hitler, Chamberlain berkomentar: "Dalam kebengisan dan kekerasannya yang kulihat di wajahnya, aku mendapat kesan bahwa orang itu adalah orang yang dapat dipercaya manakala telah berkata."

Sementara itu, dibelakangnya, Hitler melanjutkan rencana peperangannya. Wakil dari Polandia dan Hungaria secara rahasia didekati oleh Nazi dan ditanya apakah mereka masing-masing menginginkan bagian dari Czechoslovakia sebagai imbalan membiarkan Hitler menyerang negara itu. Pemerintahan militer Polandia, bersama dengan pemerintahan Fasis Hungaria, setuju untuk tinggal diam dan membiarkan Hitler menyerbu Czechoslovakia sebagai balasan untuk pembagian barang rampasan itu.

Inggris dan Perancis, yang telah melakukan persetujuan diantara mereka untuk memberikan Hitler wilayah Sudetenland, sekarang berselisih dengan pemerintah Czech. Pada tanggal 19 September, duta besar Inggris dan Perancis di Prague dengan kejam menasehatkan kepada pemerintahan Czech bahwa mereka harus menyerahkan seluruh wilayah di sepanjang perbatasan Jerman yang 50 persen atau lebih populasinya adalah orang Jerman. Pemerintah Czech, menyadari bahwa telah ditinggalkan oleh sekutu barat, dengan enggan menyerah dan menyetujui hal itu.

Pada tanggal 22 September, Chamberlain yang optimis kembali ke Jerman untuk menemui Hitler, kali ini di sebuah hotel di Godesberg sepanjang sungai Rhine. Perdana Menteri itu memberitahukan pada Hitler bahwa dia akhirnya dapat memiliki Sudetenland, seperti yang diinginkannya.

"Apakah aku mengerti bahwa pemerintahan Inggris, Perancis, dan Czech telah setuju memindahkan Sudetenland dari Czechoslovakia ke Jerman?" Hitler bertanya padanya.

"Ya," jawab Chamberlain sambil tersenyum.

"Aku sangat menyesal," Hitler menangggapi, "tetapi itu tidak cukup lagi...solusi ini tidak lagi digunakan."

Chamberlain menjadi bingung, harapannya untuk perdamaian yang mudah mendadak hancur. Hitler sekarang menaikkan taruhannya dengan menginginkan pendudukan angkatan bersenjata Jerman di Sudetenland pada tanggal 1 Oktober dan pengusiran semua penduduk non-Jerman yang tinggal disana.

Chamberlain, sangat dikejutkan oleh perubahan situasi yang berbahaya ini, memberitahu Hitler bahwa itu sama dengan ultimatum militer dan mengatakan bahwa Czech tidak akan menyetujui syarat itu. Tetapi Hitler berkata dia tidak peduli. Czech harus menyetujui pendudukan angkatan bersenjata, atau tidak.

Perdana Menteri Inggris telah menjadi korban kedua dari diplomasi gangster Hitler. Dia telah mempertaruhkan seluruh karir politik dan martabat kerajaan Inggris untuk menenangkan Hitler, hanya untuk dengan kasar ditolak tanpa alasan yang jelas.

Chamberlain kembali ke rumah dengan kekecewaan mendalam untuk merenungkan apa yang harus dilakukan tentang hal itu. Perancis, saat mendengar ultimatum Führer, mengerahkan seratus divisi angkatan bersenjata dan mulai bergerak menuju perbatasan Perancis-Jerman. Angkatan bersenjata Czech yang terdiri atas satu juta orang dikerahkan. Inggris juga meletakkan armada angkatan lautnya dalam keadaan siaga dan menyatakan keadaan darurat di London.

Eropa, tampaknya, akan dibawa menuju peperangan. Ini merupakan kabar baik bagi konspirator anti Hitler di Jerman. Segalanya berjalan sesuai dengan harapan mereka, dan mereka menyiapkan serangan terhadap Hitler di Berlin secepat dia memerintahkan menyerbu Czechoslovakia.

Menariknya, Hitler mencoba meningkatkan dukungan populer untuk perang yang akan datang dengan menggelar parade satu divisi angkatan bersenjata sepanjang jalanan Berlin. Tetapi sepanjang rute parade masyarakat berbalik atau berlindung di toko-toko terdekat dan jalan masuk kereta bawah tanah. Führer berdiri di balkon istana Kanselir Reich mengamati pasukannya. Tetapi setelah melihat hanya sedikit masyarakat yang peduli melihatnya, Hitler kembali masuk ke dalam.

Sekitar dua dekade sebelumnya, pada awal Perang Dunia I, kerumunan masyarakat memenuhi jalanan Berlin untuk memberi semangat pada prajurit-prajurit muda mereka dan menaburkan bunga saat mereka berbaris didepan mereka. Sekarang, tak ada yang menyambut. Masyarakat Jerman jelas tidak ingin ada perang lain, dan Hitler mengetahui hal ini.

Sebagai hasilnya, Hitler memutuskan untuk mundur dan menunda perang demi Lebensraum untuk sementara. Dia mengirim surat pada Chamberlain menjanjikan bahwa jika sekutu barat menyerahkan Sudetenland kepada angkatan bersenjata Jerman, tidak akan ada penghancuran Czechoslovakia. Jerman bahkan dengan bangga bergabung dengan Inggris dan Perancis dalam menjaga seluruh Czechoslovakia dari segala agresi lebih lanjut.

Chamberlain memutuskan menyambar kesempatan terakhir ini untuk menyelamatkan perdamaian. Dia mengirimkan telegram kepada Hitler bahwa dia siap kembali untuk pembicaraan lebih banyak "seketika." Dia juga mengirim telegram pada pemimpin Fasis Italia, Benito Mussolini, memintanya untuk menjadi perantara dengan Hitler atas namanya. Mussolini kemudian menghubungi Hitler dan mengajukan suatu pertemuan puncak yang terdiri atas Jerman, Inggris, Perancis, dan Italia. Hitler setuju. Lokasi yang dipilih adalah Munich.

Sebelum meninggalkan Inggris untuk perjalanan ketiganya dan yang terakhir ke Jerman, Chamberlain menyatakan: "Ketika aku masih anak-anak, aku selalu mengulang-ulang, 'Jika kamu gagal, coba, coba, coba lagi.' Itulah yang aku lakukan. Saat aku kembali kuharap aku dapat mengatakan, seperti yang dikatakan Hotspur pada Henry IV, 'Keluarkan duri ini, berbahaya, kita memetik bunga ini, dengan aman.' "

Pertemuan Munich bertempat di bangunan baru Nazi yang disebut Führerbau pada tanggal 29 September dan berlangusng sampai pagi hari tanggal 30. Dihadiri oleh Hitler, Chamberlain, Mussolini, dan Perdana Menteri Perancis, Edouard Daladier. Perwakilan Czech juga hadir tetapi menunggu di luar ruangan pertemuan karena Hitler menolak mereka masuk untuk berpartisipasi.

Pada pertemuan itu, Mussolini berkata bahwa dia mempunyai suatu usulannya sendiri yang mungkin dapat membantu memecahkan masalah dengan cepat. Tanpa diketahui Chamberlain dan Daladier, usulan itu telah diberikan pada Mussolini oleh Nazi dan pada dasarnya sama dengan keinginan ultimatum Hitler. Bagaimanapun, Chamberlain dan Daladier menerima usulan itu tanpa keraguan dalam keinginan besar mereka untuk menghindari pertumpahan darah.

Sekitar pukul 1 siang pada tanggal 30 September, empat pemimpin menandatangani Perjanjian Munich yang mengizinkan angkatan bersenjata Jerman untuk menduduki Sudetenland dimulai pada tanggal 1 Oktober, berakhir pada 10 Oktober. Sekitar pukul 1:30 siang. Perwakilan Czech diberitahu isi perjanjian itu oleh Chamberlain dan Daladier. Mereka tidak mengatakan apa-apa dalam hal itu dan tidak punya pilihan selain harus mematuhi.

Saat kembali di London, Chamberlain menyatakan: "Penyelesaian dari masalah Czechoslovakia yang sekarang telah dicapai adalah dalam pandanganku hanya permulaan dari penyelesaian besar tempat seluruh Eropa dapat menemukan kedamaian."

Sedikit politisi Inggris yang tidak setuju. Winston Churchill menyuarakan protes tunggal terkeras, menyebut Perjanjian Munich sebagai "suatu total, kekalahan sempurna."

Kembali di Jerman, jenderal-jenderal angkatan bersenjata yang telah menyiapkan untuk menyingkirkan Hitler menyerah dalam kecemasan yang sangat. Semua rencana yang bertujuan menjatuhkan Hitler ditangguhkan. Para jenderal sekarang menghentikan diri mereka untuk mengikuti Hitler membawa Jerman ke dalam jurang yang membentang di depan.

Pada hari Sabtu, 1 Oktober, angkatan bersenjata Jerman bergerak menuju Sudetenland sesuai jadwal. Banyak orang Czech yang tinggal disana lari dari rumah mereka dengan hanya pakaian yang melekat di badan.

Sekali lagi Hitler telah mendapatkan apa yang dia inginkan tanpa mengeluarkan satu tembakan pun. Hebatnya, kali ini dia bahkan mengeluh. Dengan sangat jengkel, dia berkata: "Aku tidak berpikir itu mungkin bahwa Czechoslovakia akan secara nyata dihidangkan padaku di piring oleh teman-temannya."

Mengenai kesannya pada sekutu barat, Hitler dikemudian hari berkata: "Musuh-musuh kami hanyalah cacing kecil. Aku melihatnya di Munich."

Mengenai kesan terakhirnya pada Hitler, Chamberlain berkata: "Hitler adalah babi kecil biasa yang pernah kutemui."

Tetapi sekarang, sukses demi sukses membuat Hitler dan Nazi mabuk kekuasaan. Mereka mulai berpikir bahwa mereka dapat melakukan apapun, bahkan menaklukkan dunia.

Tujuan utama Hitler untuk Lebensraum telah tercapai langkah demi langkah, seperti yang direncanakannya. Sekarang adalah waktunya untuk memusatkan perhatian pada tujuan keduanya, perhitungan dengan Yahudi. Selama ini, Nazi secara besar-besaran telah menahan perhatian opini internasional. Tetapi hal itu tidak berarti banyak lagi.

Dan begitulah, pada bulan November 1938, lima tahun kebencian yang terkurung telah lepas dalam suatu peristiwa yang membingungkan dunia dan menandai suatu permulaan dari apa yang disebut dengan Holocaust – Malam Pecahnya Kaca (Night of Broken Glass).

NAZI MENDUDUKI AUSTRIA

Sembilan bulan akan berlalu sejak Hitler mengambil kendali angkatan bersenjata Jerman sampai awal mulainya Perang Dunia II. Selama bulan-bulan itu, Hitler mulai bekerja dengan semacam diplomasi gangster yang meliputi menggertak, omong kosong, ancaman, dan berbohong kepada pemimpin-pemimpin Eropa dalam rangka memperluas perbatasan Reich.

Korban pertamanya adalah Dr. Kurt von Schuschnigg, Kanselir Austria, negara yang sedang dipecah-pecah dari dalam oleh penghasut Nazi dan juga merasa terancam dari luar oleh kekuatan militer baru Jerman. Berharap untuk penyelesaian singkat perdamaian dengan Hitler, Schuschnigg setuju untuk bertemu muka dengan Hitler di Berchtesgaden. Pertemuan itu dirancang oleh Franz von Papen, mantan duta besar Austria.

Pada pagi hari yang dingin tanggal 12 Februari 1938, mobil Schuschnigg dijemput di perbatasan Jerman-Austria oleh Papen, yang bergabung dengannya sampai di tempat peristirahatan Hitler di puncak gunung. Papen memberitahu Schuschnigg bahwa Hitler berada dalam suasana hati yang baik pagi itu. Tetapi, Papen menambahkan, Hitler berharap bahwa Schuschnigg tidak keberatan jika tiga jenderal penting Jerman juga hadir dalam pembicaraan hari itu.

Schuschnigg merasa sedikit terkejut dengan hal itu, tetapi sudah terlalu terlambat untuk mengubah segala sesuatunya sekarang. Dia tiba di tangga villa Hitler dan disambut oleh Führer sendiri. Berdiri di belakang Hitler adalah tiga jenderal; Wilhelm Keitel, Kepala Komando Tinggi, Walter von Reichenau, Komandan angkatan bersenjata sepanjang perbatasan Jerman-Austria, dan Jenderal angkatan udara Hugo Sperrle.

Hitler mengajak Schuschnigg ke dalam villanya dan naik ke aula besar di lantai kedua, sebuah ruangan besar dengan jendela kaca bening besar yang menampilkan pemandangan pegunungan Alpen, dan di kejauhan, tampak Austria. Schuschnigg, memandang semua itu, memecahkan kebisuan dengan sedikit basa-basi tentang pemandangan itu. Tetapi Hitler segera memotong perkataannya. "Kita tidak bertemu di sini untuk berbicara tentang pemandangan indah atau cuaca!"

Maka dimulailah dua jam seperti di neraka saat kanselir Austria pendiam itu dicerca tanpa ampun oleh Führer. "Kamu telah melakukan segalanya untuk mengabaikan kebijakan persahabatan!" Hitler berteriak. "Keseluruhan sejarah Austria adalah tindakan pengkhianatan tingkat tinggi tanpa henti...Dan sekarang aku dapat mengatakan padamu, Herr Schuschnigg, bahwa aku benar-benar memutuskan untuk membuat semua ini berakhir. Jerman Reich adalah salah satu kekuatan besar, dan tidak ada yang akan membuatnya bersuara jika itu menyangkut masalah-masalah perbatasan."

Setelah mendapatkan ketenangannya kembali, Schuschnigg mencoba untuk menenangkan Hitler, dengan mengatakan: "Kami akan melakukan apapun untuk menghilangankan rintangan demi saling pengertian yang lebih baik, sejauh hal itu memungkinkan."

Tetapi Hitler tidak berhenti. "Itu yang kamu katakan!...Tetapi kukatakan padamu bahwa aku akan menyelesaikan yang disebut dengan masalah Austria dengan satu cara atau lainnya...Aku punya suatu misi bersejarah, dan misi ini akan kupenuhi karena Tuhan telah mentakdirkan aku untuk melakukannya sehingga...Aku hanya tinggal memberi perintah dan seluruh mekanime pertahananmu yang menggelikan itu akan hancur berkeping-keping. Kamu tidak dengan serius percaya kamu dapat menghentikanku atau bahkan menundaku untuk setengah jam, begitu?"

Hitler menunjukkan bahwa Austria secara diplomatik terisolasi dan tidak dapat menahan invasi Nazi. "Jangan berpikir sedetikpun bahwa seseorang di dunia ini akan menghalangi keputusanku. Italia? Aku telah bertemu mata dengan Mussolini...Inggris? Inggris tidak akan menggerakkan satu jaripun untuk Austria...dan Perancis?"

Hitler berkata bahwa Perancis punya kekuatan untuk menghentikannya selama pendudukan Rhineland tetapi tidak melakukan apapun dan bahwa "sekarang sudah terlambat bagi Perancis."

Schuschnigg yang jengkel akhirnya bertanya pada Hitler apa syarat-syarat yang diajukannya. Tetapi Hitler memotongnya lagi, dengan kasar membubarkan pertemuan. "Kita dapat membicarakannya sore ini."

Sore harinya, Schuschnigg yang berusia 41 tahun merasa seolah bertambah tua sepuluh tahun. Dia kemudian dikenalkan dengan Menteri Luar negeri Jerman yang baru, sosok yang tidak bermoral bernama Joachim Ribbentrop yang menunjukkan padanya dua lembar dokumen berisi tuntutan Hitler. Semua Nazi yang sekarang dipenjara di Austria harus dibebaskan. Larangan terhadap partai Nazi Austria harus dicabut. Pengacara Austria, Dr. Arthur Seyss-Inquart, pendukung Nazi yang setia, harus menjadi Menteri Dalam Negeri yang baru dengan kendali penuh atas kepolisian. Sebagai tambahan, Nazi juga menunjuk Menteri Peperangan dan Menteri Keuangan untuk persiapan asimilasi keseluruhan ekonomi ke dalam Jerman Reich. Itulah yang diberitahukan pada Schuschnigg, tuntutan terakhir Führer dan tidak ada pembicaraan lagi. Dia harus menandatangani segera, atau akan terjadi sesuatu.

Di bawah tekanan seperti itu, kanselir Austria itu tergoncang dan berkata akan mempertimbangkan untuk menandatangani, tetapi pertama dia meminta jaminan bahwa tidak ada interferensi lebih lanjut dalam urusan dalam negeri Austria oleh Hitler. Ribbentrop, didukung oleh Papen, dengan bersahabat menjamin bahwa Hitler tentu saja akan menghormati kedaulatan Austria jika tuntutannya dipenuhi.

Pada titik ini, Schuschnigg diantarkan kembali untuk menjumpai Hitler. "Kamu menandatangani itu dan memenuhi tuntutannku dalam tiga hari, atau aku akan memerintahkan pasukanku untuk menduduki Austria," kata Hitler padanya.

Schuschnigg menyerah dan setuju untuk tandatangan, tetapi memberitahu pada Hitler bahwa dalam Undang-undang Austria hanya presiden yang dapat mengesahkan dokumen semacam itu dan menyetujui syarat-syaratnya. Dan, dia menambahkan, tidak ada jaminan bahwa perjanjian itu akan disetujui oleh presiden Austria yang keras kepala Wilhelm Miklas.

"Kamu harus menjaminnya!!" Hitler meledak. Tetapi Schuschnigg berkata bahwa dia tidak sanggup. Hitler bergegas menuju pintu keluar dan berteriak mencari Jenderal Keitel. Kemudian dia berbalik kepada Schuschnigg dan dengan kasar membubarkan pertemuan. Schuschnigg dibawa ke ruang tunggu, ditinggalkan untuk mempertimbangkan apa yang dikatakan Hitler pada Keitel.

Schuschnigg tidak tahu bahwa dia telah menjadi korban dari suatu gertakan palsu. Ketika Keitel datang dan menanyakan perintah apa yang akan Hitler berikan, dengan menyeringai Hitler berkata padanya: "Tidak ada perintah. Aku hanya ingin kamu ada disini."

Setengah jam kemudian, Schuschnigg dibawa kembali menghadap Hitler. Dia diberi waktu tiga hari untuk membawa perjanjian itu ke Austria dan ditandatangani oleh presiden, atau tidak.

Schuschnigg meninggalkan Berchtesgaden, ditemani sampai ke perbatasan oleh Papen yang sedikit banyak telah dipermalukan. "Kamu telah melihat seperti apa Führer pada suatu saat," Papen menghibur dia. "Tetapi lain kali aku yakin itu akan berbeda. Kamu tahu, Führer dapat benar-benar menyenangkan."

Begitulah akhir dari permulaan dari banyak perebutan kekuasaan diplomatik yang terjadi di Berchtesgaden. Seperti Schuschnigg, semua kepala negara dan berbagai diplomat yang datang akan berada dalam suatu kerugian yang buruk sekali. Mereka berhadapan dengan orang yang selalu ingin pergi ke batas, ingin mengirim pasukan dan menumpahkan darah dalam rangka mendapatkan apa yang dia inginkan.

Hitler tahu orang yang beradab seperti Schuschnigg, dan yang bersikap seperti dia, akan siap berkompromi untuk mencegah hilangnya nyawa. Mereka akan mengetahui dengan sangat terlambat bahwa Hitler tidak menghargai nyawa dan bahwa perang adalah tujuan utamanya.

Bertahun-tahun yang lalu, Hitler pernah menceritakan rahasianya kepada temannya Hermann Rauschning: "Kita harus mempersiapkan untuk untuk pertempuran terberat yang pernah dihadapi bangsa ini. Hanya melalui tes daya tahan ini kita akan menjadi matang untuk dominasi yang kita bangun. Adalah tugasku untuk menyelesaikan peperangan ini tanpa menghiraukan kerugian. Pengorbanan hidup akan menjadi tak terukur. Kita semua tahu apa artinya perang dunia. Sebagai manusia kita akan ditempa menjadi sekeras baja. Semua kelemahan akan jatuh dari kita. Tetapi pembentukan cetakan utama akan tertinggal selamanya. Aku tidak takut pada pembinasaan. Kita harus meninggalkan semua kesayangan kita dan hari ini yang tampak tak tergantikan. Kota-kota akan menjadi tumpukan reruntuhan. Monumen-monumen indah arsitektur akan lenyap selamanya. Saat ini tanah suci kita tidak akan bertahan. Tetapi aku tidak takut akan hal ini."

Negara Jerman telah siap dengan baik pada jalan menuju peperangan. Senjata-senjata baru dibuat siang dan malam. Keseluruhan ekonomi ditempatkan dalam landasan perang dibawah rencana empat tahun Göring. Pemuda Jerman, sementara itu, dikeraskan seperti besi melalui organisasi paramiliter. Pemuda Hitler yang menempatkan Hitler pada status dewa dan sebagai nilai tertinggi pada tugas dan pengorbanan. Para pemuda diajari bahwa kehidupan individual, kehidupan mereka, tidak penting. Kewajiban pada Führer dan tanah air adalah di atas segalanya.

Sekarang, di pertengahan Februari 1938, Hitler mengirim kanselir Austria pulang untuk meyakinkan Presiden Miklas agar mengesahkan ultimatum itu. Tetapi Miklas yang keras kepala menolak menerima semua tuntutan. Dia bermaksud mengampuni Nazi yang dipenjara tetapi tidak akan menyerahkan kepolisian kepada simpatisan Nazi Seyss-Inquart.

Sementara itu, Hitler memerintahkan Jenderal Keitel untuk melakukan manuver militer di dekat perbatasan Austria untuk menunjukkan bahwa invasi segera terjadi. Gertakan itu bekerja bagai sihir dan Presiden Miklas segera runtuh. Dia mengabulkan suatu pengampunan umum untuk semua Nazi di Austria dan menunjuk Seyss-Inquart sebagai Menteri Dalam Negeri dengan kendali penuh atas kepolisian. Seyss dengan segera menuju ke Jerman menemui Hitler dan menerima instruksinya.

Pada malam tanggal 20 Februari, Hitler memberi pidato di Berlin yang juga disiarkan ke seluruh Austria. Dia menggambarkan Nazi Austria sebagai minoritas yang dianiaya, mengatakan bahwa "tak tertahankan bagi sebuah negara besar yang mengetahui bahwa di sebelahnya ada ras yang diperlakukan sampai menderita terus menerus karena mereka simpati dan menyatu dengan seluruh ras Jerman dan ideologinya." Setelah pidato itu, Nazi seluruh Austria turun ke jalan sambil berteriak 'Sieg Heil!' dan 'Heil Hitler!'

Kanselir Schuschnigg, telah mendapatkan keberaniannya beberapa derajat, menjawab Hitler empat hari kemudian melalui pidatonya sendiri di Vienna. Dia berkata bahwa Austria telah cukup tunduk pada Nazi dan tidak akan menyerahkan kemerdekaannya. "Sampai disini dan tidak lebih lanjut," dia menyatakan. Garis telah ditarik.

Tetapi Austria sedang dimakan hidup-hidup dari dalam oleh penghasut Nazi yang diberi hati. Mengepung dengan kurang ajar menurunkan merah-putih-merah bendera Austria dan menaikkan bendera swastika, sementara polisi dibawah kontrol Seyss, hanya berdiri dan memandang.

Meluasnya kerusuhan politik segera menyebabkan kepanikan ekonomi. Orang-orang bergegas ke bank dan menarik semua uang mereka. Pesanan jasa dan barang dari luar negeri secara mendadak dibatalkan. Turis tinggal di rumah. Beberapa propinsi terluar bahkan telah diambil alih oleh Nazi Austria. Di Vienna, pemerintahan Schuschnigg mulai mendapat tekanan – tepat seperti yang diharapkan Hitler dan Nazi Austria.

Dalam suatu spekulasi putus asa untuk menghentikan kematian dan untuk menunda Hitler, Schuschnigg mengumumkan bahwa akan ada pengambilan suara nasional pada hari Minggu, 13 Maret, membiarkan rakyat Austria memilih ya atau tidaknya negara mereka tetap bebas dari Jerman.

Hitler, setelah mendengar pengumuman yang mengejutkan itu, menjadi naik pitam. Dia memutuskan segera mengirim angkatan bersenjata Jerman untuk mencegah pengambilan suara itu. Rencana invasi Austria dengan tergesa-gesa dirancang oleh Jenderal Keitel dan Jenderal von Manstein dan melibatkan tiga kesatuan angkatan bersenjata dan angkatan udara.

Tetapi masih terdapat masalah besar bagi Hitler. Dia tidak yakin bagaimana pemimpin Fasis Itali yang berkuasa, Benito Mussolini, akan bereaksi terhadap invasi Jerman ke Austria. Maka Hitler buru-buru mengirim utusan ke Roma membawa surat pribadi yang berisi pembenaran atas tindakan militer yang akan dilakukan dan pembelaan agar disetujui Mussolini. Surat itu mengandung suatu pernyataan palsu yang mengatakan bahwa Austria dan Czechoslovakia merencanakan untuk mengembalikan kerajaan Hapsburg dan menyerang Jerman.

Jumat pagi tanggal 11 Maret, Kanselir Schuschnigg mengetahui penundaan invasi itu. Pada pukul 2 siang itu, dia memberitahukan pada Seyss-Inquart di Vienna bahwa pengambilan suara akan dibatalkan untuk menghindarkan pertumpahan darah. Panggilan telepon kemudian dilakukan Seyss kepada Göring di Berlin yang memberitahukan tentang keputusan Schuschnigg. Posisi kanselir melemah tanpa harapan dan Göring segera menerkamnya seperti harimau.

Serangkaian panggilan telepon, sejumlah pemerasan diplomatik, sekarang membawa akibat. Pertama, Göring dengan sukses memaksa Schuschnigg untuk berhenti, kemudian dia menuntut bahwa Presiden Miklas agar menunjuk Seyss sebagai Kanselir baru Austria. Tetapi Miklas menolak. Göring kemudian mengeluarkan ultimatum bahwa Seyss harus menyetujui penunjukkan kanselir itu atau pasukan Jerman akan menyerbu malam itu juga. Tetapi Miklas dengan keras kepala bertahan.

Hitler sekarang sudah mulai bosan dengan penentangan Austria. Pada pukul 8:45 malam, dia perintahkan pada jenderal-jenderalnya untuk memulai invasi pada waktu fajar keesokan harinya. Kemudian datanglah berita yang telah ditunggu Hitler dari Mussolini. Hitler diberitahu melalui telepon bahwa Austria dianggap "tidak penting" bagi diktaktor Italia itu. Jadi tidak ada campur tangan dalam invasi Nazi.

"Katakan pada Mussolini aku tidak akan pernah melupakannya untuk hal ini!" Hitler berkata pada utusannya di telepon. "Tidak pernah, tidak pernah, tidak pernah, tidak peduli apapun yang terjadi...Aku akan berpegang padanya apapun yang terjadi, bahkan jika seluruh dunia mengeroyoknya!"

Sekitar tengah malam, Presiden Miklas, menyadari bahwa posisinya tidak ada harapan, menunjuk Seyss sebagai Kanselir baru Austria. Sabtu fajar, 12 Maret 1938, pasukan Jerman dengan tank-tank dan kendaran berlapis baja meraung-raung melintasi perbatasan Jerman-Austria sesuai jadwal. Mereka tidak menjumpai perlawanan dan di banyak tempat mereka di sambut bagai pahlawan. Banyak dari sekitar tujuh juta etnis Jerman di Austria telah lama merindukan mengikatkan diri mereka pada bintang kejora Jerman dan Führer-nya yang dinamis, putera dari tanah Austria.

Ketika berita invasi itu terdengar oleh Inggris dan Perancis, mereka bereaksi sama saat Hitler menduduki Rhineland beberapa tahun yang lalu. Mereka tidak melakukan apapun. Di Perancis, masalah-masalah politik dalam negeri sekali lagi menghalangi setiap tanggapan militer. Inggris, yang sekarang dipimpin oleh Perdana Menteri Neville Chamberlain, telah menunjukkan indikasi meneruskan kebijakan ketenangan untuk menjaga perdamaian. Membuat semakin buruk keadaan, Austria, bersikap angkuh dan menantang dalam saat-saat yang penting, tidak pernah secara resmi meminta bantuan dari luar.

Di Jerman, edisi Sabtu seluruh surat kabar Nazi mencetak telegram palsu yang seolah-olah dikirim oleh Kanselir Seyss ke Berlin meminta "pemerintah Jerman untuk mengirim pasukan Jerman secepat mungkin " untuk memulihkan pemerintahan. Ada juga laporan palsu oleh Goebbels tentang kerusuhan di Vienna dan perkelahian jalanan yang melibatkan komunis. Itu adalah versi Hitler tentang peristiwa itu yang disampaikan pada dunia, bahwa orang Austria sendiri, yang putus asa dalam memulihkan pemerintahan, telah meminta bantuan militer dari Jerman.

Menyadari bahwa pasukannya mendapat sambutan yang luar biasa, Hitler memutuskan untuk menyertai pasukannya ke tempat kelahirannya di Braunau am Inn dan kemudian menuju Linz, tempat masa kecilnya bersekolah. Dia juga mengunjungi makam orang tuanya di Leonding dan meletakkan karangan bunga.

Di Linz dia memberi pidato emosional yang menyatakan: "Jika Tuhan memanggilku keluar dari kota ini untuk menjadi pemimpin Reich, itu pasti dilakukan untuk membebaniku suatu tugas, dan tugas itu hanyalah untuk mengembalikan tanah air tercinta kepada Reich Jerman."

Maka Hitler segera memerintahkan membuat rancangan undang-undang untuk Anschluss (penyatuan) Austria dengan Jerman. Hari berikutnya, Minggu, 13 Maret, undang-undang itu disetujui oleh pemerintahan Austria pimpinan Seyss. Pengumuman resmi kemudian dibuat keseluruh dunia. Austria telah tiada lagi. Sekarang merupakan propinsi Jerman Reich. Hitler sendiri meneteskan air mata kebahagiaan saat di tunjukkan dokumen Anschluss.

Pada Senin sore, Hitler memasuki Vienna secara besar-besaran, kota yang sangat dikenalnya bertahun-tahun yang lalu saat dia menjadi gelandangan. Dia tinggal di Hotel Imperial, hotel yang sama tempat dia pernah bekerja sebagai pekerja harian yang setengah kelaparan, menyingkirkan salju dari jalan masuk di luar dan dengan hormat melepaskan topinya pada tamu kaya yang datang dan pergi. Sebagai pemuda miskin dia tidak pernah dapat masuk kedalam. Hari ini dia menjadi tamu kehormatan.

Ketika kembali ke Jerman, Hitler merencanakan pengambilan suara (plebisit) lainnya, sama seperti yang dilakukan saat menduduki Rhineland. Rakyat Jerman dan Austria sekarang ditanya persetujuaannya tentang Anschluss. Pada tanggal 10 April, sembilan puluh sembilan persen memilih 'Ya,' kebanyakan takut memilih ‘tidak’, karena tahu pilihan mereka akan dengan mudah diketahui.

Pendudukan Nazi atas Austria ditandai oleh ledakan kekerasan anti-Yahudi, yang bahkan tidak pernah terlihat sebelumnya di Jerman. Vienna adalah rumah bagi sekitar 180,000 Yahudi. Di seluruh kota, laki-laki dan perempuan Yahudi di tangkap secara acak oleh Nazi dan dipaksa untuk menggosok dan membersihkan tembok dan trotoar yang terdapat slogan pro-kemerdekaan.Penghinaan lainnya termasuk membersihkan toilet umum dan kakus di barak-barak SS dengan kain doa Yahudi yang dianggap suci. Ribuan Yahudi juga dipenjara tanpa alasan saat polisi melakukan penggerebekan terbuka terhadap rumah-rumah Yahudi dan usaha bisnis mereka.

Pemimpin SS, Heinrich Himmler, bersama dengan Reinhard Heydrich, menemani Hitler menuju Vienna. Mereka dengan cepat menyadari bahwa Yahudi akan membayar dengan apapun agar dapat meninggalkan negeri itu. Heydrich kemudian merancang Kantor untuk Emigrasi Yahudi yang dijalankan oleh orang SS bernama Adolf Eichmann yang digunakan untuk menukarkan uang dan benda berharga lainnya dari Yahudi dengan kebebasan. Kantor itu sangat sukses sehingga menjadi percontohan bagi kantor serupa di Jerman.

Himmler juga mendirikan kamp konsentrasi pertama di luar Jerman di Mauthausen, berlokasi di dekat Linz. Sekitar 120,000 orang akan dipekerjakan sampai mati di sana dalam kamp pertambangan granit atau 'ditembak saat mencoba melarikan diri.'

Sedangkan untuk Dr. Kurt von Schuschnigg, orang yang menentang Hitler, dia ditangkap oleh Gestapo dan menghabiskan beberapa tahun dalam berbagai kamp konsentrasi Nazi termasuk Dachau dan Sachsenhausen.

Hitler telah menguasai Austria tanpa mengeluarkan satu tembakan pun. Czechoslovakia negeri tetangga di sebelahnya sekarang menggigil ketakutan dengan pikiran bahwa mereka telah dikepung dari tiga sisi oleh angkatan bersenjata Jerman. Hitler tidak menyia-nyiakan kesempatan yang menguntungkan ini. Dia mulai memikirkan rencana untuk pendudukan Sudetenland, bagian barat dari Czechoslovakia, rumah bagi sekitar tiga juta etnis Jerman.

Sebulan sebelumnya, Hermann Göring telah meyakinkan pada pemerintahan Czech yang gelisah, "Aku memberimu kata kehormatanku bahwa Czechoslovakia tidak mempunyai apapun untuk takut pada Reich."

HITLER MENJADI KOMANDAN ANGKATAN BERSENJATA

Beberapa hari menjelang natal pada tahun 1937, Adolf Hitler menghadiri pemakamanan Jenderal Erich Ludendorff, pemimpin terkemuka Perang Dunia I dan pernah mendukung Nazi. Pada upacara pemakaman Hitler memilih tidak bicara, tidak ingin mengucapkan sepatah katapun doa untuk orang yang telah memandang rendah padanya.

Ludendorff ikut berpartisipasi dalam Kudeta Beer Hall yang gagal empat belas tahun sebelumnya dan tidak pernah memaafkan Hitler yang melarikan diri di tengah-tengah tembak-menembak yang terjadi. Ketika Presiden Paul von Hindenburg menyetujui Hitler sebagai Kanselir Jerman pada tahun 1933, Ludendorff mengirimkan telegram pada Hindenburg yang berkata bahwa dia telah "menyerahkan tanah suci Jerman kepada pemimpin terbesar sepanjang masa. Saya meramalkan bahwa orang jahat ini akan membawa negara kita ke dalam jurang dan menimbulkan kemalangan tak terkira pada bangsa kita..."

Ludendorff, bersama dengan jenderal-jenderal senior lainnya adalah orang dari sistem pendidikan lama, lahir dalam keluarga-keluarga Prussia aristokrat dengan tradisi militer yang panjang, yang bahkan mengetahui di masa kanak-kanaknya, mereka suatu hari akan menjadi Panglima batalion tentara seperti ayah atau kakek mereka.

Dalam lingkungan tertutup ini, Adolf Hitler akan selalu merupakan orang luar, orang yang dianggap Hindenburg sebagai "Kopral Austria." Walaupun Führer boleh jadi dihormati oleh jutaan orang, dia tidak akan pernah diterima penuh oleh eselon atas dari staf jenderalnya sendiri. Hitler, tentu saja tahu, posisinya diantara mereka dan dia memberi toleransi penghinaan diam mereka selama mereka tetap berguna baginya.

Bagaimanapun, pada awal tahun 1938, tampaknya jenderal-jenderal dari sekolah tua itu kurang punya keberanian untuk mengikuti rencana Führer yang ambisius untuk mendapatkan ruang hidup yang lebih bagi rakyat Jerman. Selama defile yang beresiko ke Rhineland beberapa tahun yang lalu mereka berulang-ulang menyarankan Hitler untuk menarik pasukannya karena takut Perancis akan menyerang. Selama dan sesudah konferensi Hossbach, saat Hitler pertama mengungkapkan rencana perangnya, mereka memperlihatkan ketakutan besar karena menduga bahwa Lebensraum akan membawa Jerman ke dalam perang Eropa baru yang berakibat timbulnya bencana besar.

Tetapi Hitler tidak peduli dengan akibatnya. Dia hanya tertarik dengan hasilnya. Dan setiap usaha untuk membuatnya mengubah pikiran adalah benar-benar membuang waktu saja. Jenderal-jenderal itu tidak menyadari bahwa mereka berhadapan dengan orang yang tidak pernah mengubah pendiriannya, sekali dia membuat keputusan yang tegas, dia akan melakukan apapun untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Bagi Hitler, waktunya sudah tiba untuk membersihkan rumah, untuk mengganti jenderal-jenderal tua yang tidak ramah dengan orang-orang muda yang ingin melayani Führer mereka dan mengikuti perintah, dengan mengabaikan akibatnya. Dua pejabat tertinggi di Jerman saat ini adalah dibawa dari pemerintahan Presiden Hindenburg; Marsekal Medan Werner von Blomberg, Panglima Angkatan bersenjata dan Jenderal Werner von Fritsch, Panglima angkatan darat. Orang-orang berbibir kaku dengan kode kehormatan yang keras akan dijatuhkan dengan kondisi yang paling hina dari sudut pandang mereka, termasuk skandal kehidupan seks pribadi.

Blomberg yang pertama kali dijatuhkan. Dia seorang duda kesepian dalam usia enam puluh tahun yang isteri pertamanya meninggal pada tahun 1932. Dia jatuh cinta dengan seorang Fräulein yang usianya separuhnya bernama Erna Gruhn. Bagaimanapun, karena gadis itu berasal dari latar belakang pekerja rendahan, Blomberg khawatir bagaimana perkawinan seperti itu dapat diterima di kalangan rekan-rekannya. Dia memutuskan bertanya pada Hermann Göring bagaimana pendapatnya dan merasa lega saat Göring berkata bahwa hal itu bukan masalah. Betapapun, Göring berkata padanya, bahwa dia menikah dengan artis yang sudah bercerai.

Dan begitulah pernikahan dilangsungkan pada tanggal 12 Januari 1938. Merupakan upacara khusus yang diadakan di gedung Menteri Peperangan disaksikan oleh Göring dan Hitler. Pasangan yang berbahagia itu kemudian berangkat bulan madu ke Italia. Tetapi saat mereka pergi, segala macam rumor keji muncul di permukaan tentang masa lalu pengantin wanita. Di Berlin, sebuah dokumen polisi segera ditemukan menyangkut namanya dan menjadi perhatian kepala polisi Berlin Graf von Helldorf.

Helldorf, yang dulunya prajurit angkatan bersenjata, memutuskan untuk memberikan dokumen itu pada Jenderal Wilhelm Keitel. Bagaimanapun, Keitel segera mengatakan bahwa dia tidak ingin terlibat dalam masalah seperti itu dan menyarankan agar membawa dokumen itu kepada Göring sendiri, Helldorf melakukan apa yang dikatakan Keitel.

Göring membaca dokumen itu dan sangat gembira mempelajari bahwa isteri baru Panglima angkatan bersenjata masuk dalam catatan polisi sebagai pelacur dan juga berpose untuk foto porno, yang terdapat juga dalam dokumen itu. Göring tahu ini berarti akhir dari karir Blomberg, dengan kemungkinan dia yang akan menggantikan Blomberg. Maka Göring membawa dokumen itu pada Hitler tanggal 25 Januari dan berdiri tegak saat Führer meledak dengan kemarahan karena telah menjadi saksi pada pernikahan mantan pelacur itu.

Sekarang waktunya untuk menghadapi Blomberg, yang baru kembali ke Berlin. Göring memaksa untuk menemuinya di kantornya. Blomberg, sampai saat ini benar-benar tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Ketika mendengar berita yang mengejutkan itu, Blomberg segera menawarkan melakukan perceraian untuk menyelamatkan karirnya. Göring mengatakan bahwa perceraian tidak menyelesaikan masalah karena dia telah memalukan seluruh korps.

Kemudian pada hari itu juga, Hitler memanggil Blomberg ke istana kanselir Reich dan memaksanya cuti panjang, setelah menjanjikan akan mengembalikan pada tugasnya jika kontroversi telah memudar. Blomberg kembali ke Italia dan melanjutkan memperpanjang bulan madu dengan isterinya yang jadi skandal, kemudian istirahat di sebuah desa di Bavaria. Dia tidak pernah dipanggil kembali menjalankan tugasnya oleh Hitler. Dan mengabaikan semua yang telah terjadi, Blomberg tetap setia pada isterinya sampai akhir.

Skandal Blomberg lebih ringan dari yang berikutnya, dirancang oleh Himmler dan Heydrich untuk Jenderal Werner von Fritsch, Panglima angkatan darat. Fritsch dikenal punya sikap merendahkan pada Himmler dan pasukan seragam hitam SS. Himmler selalu mencari kesempatan untuk merendahkan anggota militer yang congkak itu. Himmler dibantu oleh Göring dalam kelicikannya yang berharap mendapat keuntungan dari kejatuhan Fritsch.

Pada hari yang sama saat Blomberg dijatuhkan, Göring memberikan pada Hitler sebuah dokumen Gestapo yang disediakan oleh Himmler dan Heydrich. Dokumen itu menceritakan kisah kotor Jenderal Fritsch, seorang bujangan seumur hidup, terlibat dalam tindakan homoseksual pada tahun 1935. Menurut dugaan, seorang mantan narapidana, yang khusus memata-matai hubungan seks yang tidak wajar dan memeras pelakunya, telah menyaksikan Fritsch dalam suatu janji pertemuan di stasiun kereta api di Berlin. Berdasarkan dokumen itu, dia memeras Fritsch selama bertahun-tahun setelah itu.

Saat dokumen itu ditunjukkan pada Hitler, ajudan militernya, Kolonel Friedrich Hossbach, berada di sana. Diluar kesetiaan angkatan bersenjata, dia bergegas menceritakan hal itu pada Jenderal Fritsch, walaupun telah diingatkan oleh Hitler untuk tidak membicarakan masalah itu pada siapapun. Fritsch, saat mendengar pernyataan tanpa bukti itu, dengan datar menyangkalnya.

Keesokan harinya, Hossbach dengan berani menceritakan pada Hitler tentang pembicaraannya dengan Fritsch dan mengulangi penyangkalan kuat Jenderal itu. Hossbach juga menyarankan pada Hitler untuk memberi kesempatan pada Fritsch menejelaskannnya secara pribadi dengan kesempatan untuk membersihkan namanya. Anehnya, Hitler menyetujui, dan Fritsch diundang ke kantor kanselir.

Fritsch datang pada pertemuan malam itu untuk bertemu dengan Himmler dan Göring yang sudah siap menunggunya. Hitler kemudian mengutarakan tuduhan pemerasan seks dan memberi Fritsch kesempatan untuk menanggapi. Fritsch sekali lagi menyangkal semuanya.

Tetapi sekarang, Himmler mempertemukan Fritsch dengan seorang saksi kejutan, pemerasnya sendiri, seorang berkarakter buruk bernama Hans Schmidt yang meneruskan untuk berlawanan dengan Fritsch, menyatakan bahwa dia mengenali Fritsch sebagai perwira yang terlihat melakukan hubungan seks sejenis di stasiun kereta. Schmidt juga mengaku telah sukses memeras Fritsch sejak malam itu.

Jenderal Fritsch begitu terperdaya oleh peristiwa yang aneh itu sehingga dia tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun, yang dipandang Hitler sebagai tanda bersalah. Hitler kemudian memintanya untuk mengundurkan diri. Tetapi Fritsch, setelah mendapatkan kembali ketenangan dan kebanggaannya, menolak dengan tegas. Sebagai gantinya dia menuntut pengadilan kehormatan militer. Hitler menanggapinya dengan memberinya cuti tanpa batas.

Penyelidikan pendahuluan pengadilan militer dengan cepat mengungkap cerita sebenarnya dari tuduhan palsu itu. Schmidt, si pemeras, memergoki seorang prajurit angkatan bersenjata melakukan hubungan seks di stasiun kereta api, tetapi prajurit itu bernama Frisch, bukan Fritsch, dan sekarang pensiunan pasukan berkuda. Pemeras itu telah ditekan dengan ancaman mati oleh agen-agen Heydrich untuk menjebak Jenderal Fritsch.

Sementara itu, desas-desus beredar di Berlin bahwa para pemimpin angkatan bersenjata, merasa sakit hati atas perlakuan keji pada pimpinan mereka, merencanakan gerakan perlawanan terhadap keseluruhan hirarki Nazi, yang mungkin dilakukan pada tanggal 30 Januari, pada peringatan lima tahun Hitler berkuasa, saat Reichstag diundang untuk mendengar pidato Hitler.

Nazi dengan mendadak membatalkan rapat Reichstag, karena mempercayai desas-desus itu. Di markas besar Gestapo terjadi kegelisahan bahwa angkatan bersenjata mungkin akan menyerang tempat itu dalam usaha meruntuhkan kekuasaan Himmler dan Heydrich.

Tetapi dalam kenyataannya, para pemimpin angkatan bersenjata tidak mempunyai rencana untuk melakukan apapun pada tanggal 30 Januari, sebagian takut akan konsekuensinya dan juga memegang teguh sumpah setia mereka. Hitler menanggapi keraguan mereka dengan merampas kesempatan untuk mengakhiri kekuasaannya. Pada tanggal 4 Februari 1938, Hitler mengadakan rapat kabinet dan mengumumkan dekrit yang berbunyi: "Mulai sekarang aku akan mengambil alih secara pribadi komando dari seluruh angkatan bersenjata."

Hitler menghapuskan seluruh kementrian peperangan, menggantinya dengan Komando Tinggi Angkatan Bersenjata (Oberkommando der Wehrmacht atau OKW) dipimpin oleh dirinya sendiri dengan kontrol penuh atas angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara. Kepala staf OKW diserahkan pada Jenderal Keitel. Untuk mengganti posisi Fritsch sebagai panglima angkatan darat, Hitler memilih Jenderal Walther von Brauchitsch.

Göring, yang berharap menjadi panglima angkatan bersenjata, ditenangkan dengan promosi sebagai Marsekal Medan, merupakan pangkat tertinggi di Reich.

Kepada rakyat Jerman, Hitler mengumumkan bahwa Blomberg dan Fritsch mengundurkan diri "dengan alasan kesehatan." Bersama dengan pemecatan mereka, Hitler memberhentikan enam belas jenderal senior termasuk von Rundstedt, von Kluge dan von Kleist. Empat puluh empat lainnya ditugaskan kembali. Jenderal-jenderal dipecat dan ditembak sesuai kehendak Führer, kapanpun mereka tidak menyenangkannya.

Angkatan bersenjata Jerman sekarang berada di tangan seorang amatir, seorang yang belajar strategi sendiri yang pengalamannnya di peperangan termasuk sebagai penyampai pesan pada Perang Dunia I. Walaupun dia menerima Salib Besi kelas satu untuk keberanian, Hitler gagal mendapat kenaikan pangkat karena kurang memiliki potensi kepemimpinan. Anggota-anggota militer, dengan pemahaman tentang karakter manusia, tidak cukup percaya menjadikan Kopral Austria itu sebagai sersan. Sekarang, setelah beberapa tahun berlalu, mereka masih tidak percaya padanya, tetapi mereka tidak mempunyai keberanian untuk menentang dia.

Hitler sebaliknya juga tidak mempercayai jenderal-jenderalnya, lebih percaya pada nalurinya sendiri dengan memilih seorang lemah penurut seperti Keitel. Gaya kepemimpinan militer di tangan Hitler terdiri atas dua kebiasaan utama; pertama, dia selalu menuruti pemikirannya sendiri, secara tetap membatalkan keputusan besar saat dia sedang tidak yakin, walaupun keadaan sangat kritis; kedua, sekali dia memikirkannya, keputusannya menjadi suatu kehendak Führer yang tak tergoyahkan, tidak peduli bagaimana celakanya hal itu, suatu sikap keras kepala fatal yang akan mengirimkan ribuan tentara Jerman ke pemakaman lebih awal.

Sekarang, pada musim semi tahun 1938, kebanyakan kaum tua konservatif yang ditunjuk pada era Hindenburg dipecat oleh Hitler tanpa upacara penghormatan. Bersama dengan pembersihan angkatan bersenjata, Menteri Luar Negeri Constantin von Neurath diganti oleh Joachim Ribbentrop. Hjalmar Schacht diganti sebagai Menteri Ekonomi oleh Walther Funk. Beberapa pembersihan diplomatik juga dilakukan. Duta besar-duta besar di Roma, Tokyo, bersama dengan Franz von Papen di Vienna, dibebastugaskan.

Dalam buku hariannya, Ulrich von Hassell, yang diusir sebagai duta besar di Roma, mencatat komentar-komentar yang pernah diucapkan kepadanya oleh Fritsch. "Orang ini, Hitler, adalah takdir Jerman untuk kebaikan dan untuk kejahatan. Jika dia sekarang membawa kita ke tepi jurang, yang dipercaya Fritsch dia akan melakukannya, dia akan menyeret kita semua jatuh bersamanya. Tidak ada sesuatupun yang dapat kita lakukan."

Masa depan terbuka luas bagi Hitler. Bangsa Jerman dan seluruh angkatan bersenjata berada dalam komandonya. Waktu untuk Lebensraum telah datang. Sasaran awalnya adalah Austria, langkah awal yang akan membawa pada perang dunia baru.

Selasa, 04 Maret 2008

HITLER MENGUNGKAP RENCANA PERANG

Sejak awal karirnya sampai hari kematiannya, Adolf Hitler hanya mempunyai dua tujuan utama. Tujuan utamanya adalah tambahan secara paksa Lebensraum (ruang hidup) untuk rakyat Jerman. Kedua, dia menginginkan semacam perhitungan terakhir dengan bangsa Yahudi.

Langkah awal untuk menuju Lebensraum terjadi pada tahun 1935 ketika Hitler secara terbuka melanggar Perjanjian Versailles dengan memulai lagi wajib militer dan dengan cepat membangun kembali angkatan bersenjata Jerman. Hitler kemudian mengatur untuk merundingkan suatu pakta kelautan dengan Inggris yang akan mengizinkan Jerman memiliki angkatan laut 35 persen dari armada Inggris, dan juga armada kapal selam dengan jumlah yang sama.

Hitler menyadari bahwa para pemimpin dunia akan menjadi semakin gelisah saat Jerman dipersenjatai lagi, yang berperan dalam malapetaka perang dunia dua puluh tahun yang lalu. Hitler secara terus-menerus meyakinkan para diplomat, dan siapapun yang mendengarkan, bahwa pembangunan militer Jerman adalah semata-mata untuk pertahanan yang dirancang untuk menempatkan Jerman berdiri sejajar dengan negara di sekitarnya. Betapapun, dia akan bertanya, tidakkah negara Jerman mempunyai hak untuk mempertahankan diri seperti setiap negara lain?

Hitler akan menjawab pertanyaannya sediri dengan persetujuan sementara pada saat yang sama berjanji bahwa Jerman tidak akan merusak perdamaian. Untuk menekankan hal itu, Hitler mengucapkan beberapa pernyataan luarbiasa tentang kengerian perang, yang dia saksikan sendiri sebagai prajurit di garis depan. Pada tanggal 21 Mei1935, dia menyatakan dalam pidato utamanya: "Darah yang tumpah di benua Eropa pada pertempuran dalam tiga ratus tahun terakhir tidak menghasilkan sesuatu yang berarti bagi negara-negara yang terlibat dalam peristiwa itu. Pada akhirnya, Perancis tetap Perancis, Jerman Jerman, Polandia Polandia, dan Italia Italia. Betapa keangkuhan dinasti, nafsu politik dan patriotik buta telah tercapai dengan caranya yang nyata sejauh ini untuk mencapai perubahan politik dengan sungai darah, mengenai perasaan nasional, tidak lebih dari sekedar menyentuh kulit bangsa-bangsa. Hal itu tidak secara pokok mengubah karakter dasar mereka. Jika negara-negara telah melakukan perubahan dari pengorbanan mereka menuju tujuan yang lebih bijaksana, kesuksesan akan lebih besar dan lebih tetap."

Para pemimpin Perancis dan Inggris, dan negara-negara kecil tetangga Hitler, secara alami terkesan dengan sentimen seperti itu. Bertahun-tahun kemudian, mereka akan menemukan bahwa pada saat Hitler berbicara seperti itu dia juga menyetujui Undang-undang Pertahanan Reich rahasia yang menempatkan Jerman dalam perang ekonomi dan menghidupkan kembali organisasi Staff Jenderal angkatan bersenjata, yang dilarang setelah Perang Dunia I.

Banyak diplomat secara ceroboh memegang kata-kata Hitler dan berpikir bahwa dia adalah orang yang meyakinkan, bahkan dapat dipercaya. Hal itu, tentu saja tepat seperti yang diinginkan Hitler untuk mereka pikirkan. Dia membuat mereka secara nyata berada pada keadaan yang merugikan, karena mereka tidak pernah benar-benar mengetahui apa yang ada dalam pikirannya. Mereka tidak tahu sedang berhadapan dengan seorang yang secara terus-menerus menggunakan kebohongan sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya.

Hitler dapat melihat mata seseorang dan berbohong dengan penuh kesungguhan hati. Dia juga berbohong pada seluruh dunia melalui siaran radio, diakhiri pernyataan tentang keinginannya untuk perdamaian, bahkan dia sangat cinta perdamaian, semuanya itu dikatakan sementara secara rahasia menyiapkan malapetaka peperangan lainnya.

Rakyat Jerman dan pejabat tinggi Reich tidak mengerti seberapa dalam sinisme Führer mereka, tetapi mereka akan segera mengetahuinya cepat atau lambat. Bagi pejabat tinggi angkatan bersenjata Jerman pengungkapan rahasia itu datang pada tanggal 5 November 1937, ketika Hitler mengadakan suatu konferensi rahasia dan menguraikan rencananya untuk mendapatkan Lebensraum atas negara lain.

Rapat itu diadakan di dalam istana kanselir Reich di Berlin pada pukul 4:15 sore. Hebatnya, sebelumnya pada hari yang sama, Hitler bertemu dengan duta besar Polandia dan menandatangani perjanjian yang meyakinkan bahwa Jerman akan menghormati batas wilayah Polandia.

Hadir dalam konferensi rahasia adalah dua Panglima angkatan bersenjata Jerman; Marsekal Medan Werner von Blomberg, dan Jenderal Werner von Fritsch, Panglima angkatan darat. Juga dihadiri oleh Panglima angkatan laut Erich Raeder, bersama dengan Hermann Göring yang mengepalai Angkatan udara baru Jerman (diantara banyak jabatan lainnya). Menteri Luar Negeri Constantin von Neurath juga ada di sana, bersama dengan Kolonel Friedrich Hossbach, ajudan militer Hitler, yang mencatat menit-menit selengkapnya dalam pertemuan yang kemudian dikenal sebagai konferensi Hossbach atau Memorandum Hossbach.

Hitler memulai pertemuan empat jam itu dengan menanyai masing-masing orang untuk bersumpah dengan janji rahasia. Dia kemudian memberitahu mereka bahwa peristiwa kematiannya yang terlalu muda mungkin terjadi mengikuti hal yang akan diutarakannya sehingga harus dihormati keinginan terakhir dan surat wasiatnya.

Dia mulai penjelasannya dengan menjelaskan teorinya tentang Lebensraum, menyatakan bahwa Jerman mempunyai "suatu inti rasial yang padat " dan bahwa orang Jerman berhak atas "ruang hidup yang lebih luas daripada masyarakat lainnya."

"Sejarah dari berbagai zaman – Kerajaan Romawi dan Kerajaan Inggris – telah membuktikan bahwa perluasan hanya dapat dilakukan dengan mendobrak perlawanan dan mengambil resiko...tidak pernah ada ruang tanpa pemilik...penyerang selalu berhadapan dengan suatu penguasa," Hitler menegaskan. "Pertanyaan untuk Jerman adalah: dimana dia mendapat yang terbesar dengan biaya rendah?"

Hitler menunjukkan dua halangan utama; "...dua musuh dibenci yang mengilhami, Inggris dan Perancis, yang bagi mereka Jerman di tengah Eropa adalah duri dalam daging..."

"Masalah [Lebensraum] Jerman hanya dapat dipecahkan oleh kekuatan," kata Hitler, tetapi "masih tetap menyisakan pertanyaan 'dimana' dan 'bagaimana'..."

Hitler ingin mengungkapkan persoalan Lebensraum pada tahun 1943 sampai 1945 pada saat akhir untuk menjaga terhadap kekunoan militer, usia pemimpin-pemimpin Nazi, dan, "waktu itu saat seluruh dunia masih menyiapkan pertahanan dan kita membantu penyerangan."

Walaupun tujuan utama Hitler mendapatkan Lebensraum di Timur, bernama Russia, dia memusatkan seluruh konferensi pada tujuan pertamanya, penguasaan atas Austria dan Czechoslovakia untuk melindungi sayap timur dan selatan Jerman. Hitler menguraikan tiga strategi untuk mendapatkan hal ini, masing-masing dirancang berperan besar pada kelemahan politik dan militer Perancis dan Inggris.

Dalam skenario pertama, Hitler akan menunggu sampai tahun 1943 ketika pemulihan persenjataan selesai dan Perancis dan Inggris akan dengan kesulitan mengikuti. Yang kedua, dia akan bertindak cepat dengan mengamati masalah politik internal Perancis, menunggu peluang untuk menyerang Czechoslovakia pada saat Perancis dilemahkan oleh krisis utama seperti perang sipil. Ketiga, dia akan menyerang secepatnya pada tahun 1938 ke Austria dan Czechoslovakia jika Perancis jatuh dalam konflik militer dengan negara lain, seperti dengan sekutu baru Jerman, Fasis Italia.

Penjelasan Hitler yang dapat menyebabkan resiko dimulainya perang dalam skala besar di Eropa itu mengejutkan yang hadir, terutama Blomberg dan Fritsch yang, sesuai dengan catatan Hossbach, "berulangkali meyakinkan pentingnya Inggris dan Perancis tidak berperan sebagai musuh kita."

Mereka tidak keberatan secara moral atas rencana perang Hitler tetapi hanya berdasarkan pertimbangan praktis. Jerman, dalam pandangan mereka, jauh dari siap untuk perang, dan bahkan pada tahun 1943 tidak akan cukup punya persenjataan.

Setelah konferensi, Neurath yang kebingungan pulang dan menderita serangkaian serangan jantung. Sementara itu, Blomberg dan Fritsch, tetap teguh menolak rencana Hitler. Reaksi mereka sepenuhnya tak dapat diterima oleh Führer dan dia memutuskan keduanya harus pergi. Untuk menyingkirkan dua jenderal itu, Hitler akan menyerahkan pada ahli pembuat jebakan, Himmler dan Heydrich.