Selasa, 26 Februari 2008

TAHUN-TAHUN YANG TENANG

Adolf Hitler menjelaskan tahun-tahun yang tenang antara tahun 1926 sampai 1929 sebagai suatu waktu yang membahagiakan dalam hidupnya. Dalam pemandangan pegunungan di atas desa Berchtesgaden di provinsi Bavaria Jerman, dia menemukan rumah yang ideal. Dia menghabiskan waktunya dengan mencari inspirasi, dengan mengamati pemandangan pegunungan dan memimpikan masa depan penuh kemenangan baginya dan bagi negara Jerman.

Mimpi itu terpusat pada penegasan supremasi dari ras Jerman, mendapatkan lebih banyak ruang hidup (Lebensraum) untuk rakyat Jerman, dan berhadapan dengan kasar dengan orang Yahudi dan Marxist.

Pada bulan Mei 1926, Hitler dapat mengatasi semua perseteruan yang ada dalam partai Nazi dan memastikan gelar pemimpin tertinggi (Führer). Perbedaan ideologi dan perseteruan antara fraksi dalam partai Nazi diselesaikan Hitler melalui kekuasaannya terhadap pendekatan personal selama pertemuan-pertemuan tertutup dengan pemimpin-pemimpin yang bertikai.

Partai sendiri mengalami pertumbuhan lambat, berjumlah hanya sekitar 17,000 pada awal tahun 1926. Hitler telah dilarang berbicara di depan publik sampai tahun 1927 oleh pemerintahan Bavaria. Dia masih dalam masa pembebasan bersyarat, menghadapi kemungkinan untuk dideportasi ke Austria.

Dengan banyak kentungannya, bagaimananpun, dia menikmati diikuti oleh masyarakat kelas atas yang secara aneh tertarik pada orang yang karismatik tapi canggung secara sosial ini. Hitler merasa gembira dengan perhatian dan uang mereka. Dia diajak naik mercedes merah baru keliling daerah pedesaan di bawah pandangan rekan-rekannya di Nazi.

Selama tahun-tahun tenang ini, Joseph Goebbels untuk pertama kalinya menarik perhatian Hitler dan mengalami peningkatan yang cepat dalam hirarki Nazi. Goebbels, seorang yang brilian tetapi agak neurotik akan menjadi penulis, memperlihatkan bakat yang besar dalam membuat pidato, mengorganisasi, dan propaganda. Dia merupakan orang yang langka di antara anggota Nazi, seorang dengan pendidikan tinggi, dengan Ph.D. sastra dari Heidelberg.

Goebbels adalah orang yang kecil, sekitar lima feet tingginya, yang berjalan dengan pincang karena polio pada masa kanak-kanak. Dia mempunyai buku harian yang mengungkapkan bagaimana cepatnya dia menjadi tergila-gila pada Hitler.

"Kegembiraan besar. Dia menyambutku seperti seorang teman lama. Dan menjagaku. Betapa aku cinta dia!" – tulis Goebbels setelah pertemuannya dengan Hitler.

Tetapi 'cinta' ini ternoda oleh perbedaan ideologi. Goebbels pengikut fraksi Nasi pimpinan Gregor Strasser yang benar-benar percaya pada 'sosialisme' dari Partai National Socialist dan mempunyai simpati pada Marxisme, suatu yang tidak dapat diterima Hitler.

Dalam buku hariannya, Goebbels menjelaskan reaksinya dalam suatu pertemuan dengan Hitler, saat dia mencoba meluruskannya.

"Kami bertanya. Dia memberi jawaban yang brilian. Aku cinta dia. Pertanyaan Sosial. Perspektif yang benar-benar baru. Dia mengeluarkan semua pikirannya...dia menata pikiranku pada semua poin. Dia adalah seorang lelaki dengan segala cara, dalam segala respek. Seperti penghasut, dia dapat menjadi pemimpinku. Aku menundukkan diri pada orang besar ini, seorang politikus yang jenius!"

Dan kemudian, setelah menghabiskan beberapa hari dengan Hitler di Berchtesgaden...

"Hari-hari ini merupakan penunjuk jalanku! Sebuah bintang bersinar memimpinku dari kesengsaraan terdalamku! Aku miliknya sampai akhir. Keraguan terakhirku telah lenyap. Jerman akan hidup. Heil Hitler!"

Goebbels dikirim Hitler pada bulan Oktober 1926, ke ibukota Jerman, Berlin, sebagai Gauleiter. Saat disana, dia menghadapi tugas besar untuk mengorganisir dan mempublikasikan partai Nazi yang terlupakan.

Berlin terbukti sebagai tempat pelatihan bagi Menteri Propaganda masa depan. Dia dengan kemampuannya menjadikan berita baik dan bahkan berita buruk agar partainya diperhatikan. Dia mengatur pertemuan-pertemuan, memberikan pidato, menerbitkan surat kabar, menempelkan poster di seluruh lingkungan, dan menganjurkan konfrontasi dengan kaum Marxist. Anggota partai bertambah.

Tetapi masalah muncul ketika pasukan Nazi menghajar seorang pastur tua yang mengomeli Goebbels saat acara Nazi. Polisi mengumumkan Nazi sebagai partai terlarang di Berlin dan bahkan melarang pidato Nazi dilakukan di seluruh propinsi Prussia Jerman.

Larangan itu hanya berlaku pendek, dicabut pada musim semi tahun 1927. Hitler kemudian datang ke Berlin dan memberikan pidato dihadapan sekitar 5000 pendukungnya.

Pada tanggal 20 Mei, pemilihan umum dilakukan di Jerman. Nazi menunjukkan hasil yang buruk, walaupun Goebbels mendapatkan kursi di Reichstag (dewan perwakilan). Untuk hasil rata-rata pemilihan umum, Nazi saat itu hanya mempunyai sedikit pemilih. Tampaknya semuanya baik-baik saja tanpa mereka. Ekonomi kuat, infalasi terkendali, dan rakyat bekerja kembali.

Adolf Hitler menunggu saatnya tiba, dia tahu bahwa semua itu tak akan berlangsung lama. Di Berchtesgaden, Hitler menyelesaikan mendiktekan jilid kedua Mein Kampf pada Rudolph Hess. Pada musim panas tahun 1928, Hitler menyewa sebuah rumah kecil dengan pemandangan indah pegunungan Bavaria. Bertahun-tahun kemudian tempat itu akan menjadi villa peristirahatannya.

Sekarang, pada usia 39 tahun, Hitler akhirnya mempunyai tempat yang dapat disebut rumah. Dia tinggal di rumah desa yang kecil dan mengundang saudara tiri perempuannya, Angela, agar meninggalkan Vienna untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Angela datang bersama dua putrinya, Friedl dan Geli.

Geli berusia dua puluh tahun dengan rambut pirang gelap dan keramahan Vienna, kualitas yang luar biasa menarik, tanpa kecuali lelaki yang berusia hampir dua kali lipat usianya. Hitler dengan cepat jatuh cinta padanya. Dia bertindak seperti remaja yang baru jatuh cinta untuk pertama kali. Hitler pergi belanja dengannya dan dengan sabar berdiri saat dia mencoba baju. Hitler mengajaknya ke teater, cafe, konser dan bahkan pertemuan-pertemuan partai.

Hubungan antara Hitler dengan keponakannya itu secara sosial dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat sesuai dengan kebiasaan lokal, karena Geli adalah anak dari saudara tirinya.

Hubungan itu akan berakhir dengan sangat tragis beberapa tahun kemudian akibat kematian Geli dengan bunuh diri. Tetapi sekarang, di akhir tahun 1929, Geli menjadi obyek kasih sayang Hitler.

Di bagian lain dunia, Wall Street di New York, suatu peristiwa sedang terjadi yang akan membuat akhir dari masa tenang Adolf Hitler dan akhirnya akan membantu Nazi berkuasa di Jerman.

Pada tanggal 29 Oktober, bursa saham Wall Street dirobohkan oleh pengaruh menghancurkan dari seluruh dunia. Pertama di Amerika, kemudian ke seluruh dunia, perusahaan-perusahaan bangkrut, bank-bank tutup dan orang-orang dengan cepat kehilangan tabungannya.

Pengangguran segera membumbung tinggi dan kemiskinan dan kelaparan menjadi kemungkinan yang nyata bagi setiap orang.

Masyarakat panik. Pemerintahan terlihat tak berdaya menghadapi keruntuhan ekonomi dunia. Ketakutan menguasai. Pemerintahan berdiri di tepi jurang. Depresi Besar telah dimulai.

Adolf Hitler tahu waktu baginya sudah tiba.

Tidak ada komentar: