Senin, 25 Februari 2008

HITLER TIDAK LULUS UJIAN SEKOLAH SENI

Setelah keluar dari sekolah menengah pada tahun 1905 pada usia 16 tahun, Adolf Hitler menghabiskan waktunya beberapa tahun untuk bermalas-malasan. Ibunya yang sabar menyarankan padanya untuk belajar berdagang atau mendapatkan pekerjaan. Tetapi bagi Hitler muda, ide melakukan pekerjaan sehari-hari yang tunduk pada penguasa adalah sangat memuakkan.

Dengan kematian ayahnya, tidak ada lagi yang dapat memberitahu Hitler muda apa yang harus dilakukannya, sehingga dia melakukan apa yang disukainya. Dia menghabiskan waktunya dengan berkeliling kota Linz, Austria, mengunjungi museum, menghadiri pertunjukan opera, dan duduk di tepi sungai Danube memimpikan menjadi seniman besar.

Hitler suka tidur larut malam dan keluar pada sore hari, sering berpakaian seperti bangsawan muda dan bahkan membawa tongkat gading. Ketika pulang, dia akan tetap terjaga sampai larut malam, membaca dan mengambar.

Dia menjelaskan dikemudian hari bahwa masa remajanya yang bebas dari tanggung jawab adalah masa paling membahagiakan sepanjang hidupnya.

Teman satu-satunya adalah pemimpi muda lainnya bernama August Kubizek, yang ingin menjadi pemusik besar. Mereka bertemu di sebuah pertunjukan opera di Linz. Kubizek menemukan bahwa Hitler sangat mempesona dan persahabatan dengan cepat terbangun. Kubizek berubah menjadi pendengar yang sabar. Dia merupakan pendengar yang baik bagi Hitler, yang sering melantur selama berjam-jam tentang harapan dan impiannya. Kadang-kadang Hitler memberikan pidato lengkap dengan gerakan tangan yang liar pada pendengar satu-satunya itu..

Kubizek kemudian menjelaskan kepribadian Hitler sebagai "berperasaan halus dan kejam." Hitler hanya mau menerima persetujuan dari temannya dan tidak mau di koreksi, sebuah kepribadian yang telah ditunjukkan di sekolah menengah dan pada masa mudanya juga.

Hitler muda tidak mempunyai pacar. Tetapi dia terobsesi dengan seorang gadis pirang bernama Stephanie. Dia akan menatap saat gadis itu berjalan dan kadang-kadang mengikutinya. Dia banyak menulis puisi cinta untuk gadis itu. Tetapi tidak pernah mengirimkan puisi itu atau memberanikan diri untuk memperkenalkan diri, menjaga agar gadis itu tetap dalam fantasinya. Hitler menceritakan pada Kubizek bahwa dia sanggup berkomunikasi dengan gadis itu dengan intuisinya dan gadis itu memahami pemikirannya dan menghormatinya. Dia juga merasa sangat cemburu jika gadis itu menunjukkan perhatian pada lelaki lain..

Dalam kenyataannya, gadis itu tidak tahu bahwa Hitler tertarik padanya. Bertahun-tahun kemudian, ketika dikatakan bahwa pengagum rahasianya adalah orang yang terkenal, dia merasa terkejut, walaupun dia ingat pernah menerima satu surat aneh tanpa nama pengirim.

Pandangan Hitler tentang dunia, juga didasarkan atas fantasi, mulai ditentukan bentuknya. Dia meminjam sejumlah besar buku dari perpustakaan tentang sejarah Jerman dan mitologi Nordic. Dia juga sangat terinspirasi oleh karya opera Richard Wagner dan penyembah berhala mereka, dongeng tentang perjuangan melawan musuh yang dibenci. Kubizek menjelaskan setelah melihat opera Wagner berjudul "Rienzi," Hitler bertingkah laku seolah-olah kesurupan. Hitler mengajak temannya ke puncak suatu bukit yang curam kemudian dia bicara dengan suara yang aneh tentang misi besar yang akan dipimpinnya untuk mengantar rakyat menuju kebebasan, sesuai dengan cerita dari opera yang baru dilihatnya.

Saat itu, Hitler juga mempunyai kebanggaan yang kuat di dalam ras Jerman dan semua hal tentang Jerman bersamaan dengan kuatnya ketidaksukaan terhadap Kerajaan Hapsburg dan ras non-Jerman dalam kerajaan multikultural Austro-Hungarian yang telah memerintah Austria dan negeri sekitarnya selama berabad-abad.

Pada musim semi 1906, pada usia 17 tahun, Hitler melakukan perjalanan pertama ke Vienna, ibukota kerajaan dan salah satu pusat seni, musik dan peradaban kuno Eropa paling penting di dunia. Dengan uang saku pemberian ibunya, dia pergi kesana untuk melihat opera dan mempelajari lukisan-lukisan di museum Court. Bahkan, dia juga terpikat dengan keindahan arsitektur kota itu.

Hitler mengembangkan ketertarikannya yang besar pada arsitektur. Dia dapat menggambar dengan detail dari ingatan bangunan yang hanya dilihatnya sekali. Dia juga sering merenungkan bagaimana memperbaiki bangunan yang sudah ada, membuatnya semakin megah, dan mengefektifkan tata ruang kota. Di Vienna, dia berdiri berjam-jam untuk melihat bangunan-bangunan besar seperti gedung opera dan gedung parlemen, dan memperhatikan Boulevard Ring.

Sebagai anak muda dia telah menunjukkan bakat alami dalam menggambar. Kemampuannya menggambar juga telah diketahu oleh instruktur di sekolah menengah. Tetapi semuanya menjadi buruk baginya di sekolah menengah. Dia anak yang malas dan tidak bisa diajak kerjasama, yang gagal dalam ujian. Untuk lari dari kenyataan akibat kegagalan itu dan menghindari kenyataan yang menakutkan dari hari-hari biasa, Hitler menaruh semua harapannya dalam mimpi untuk mencapai kebesaran sebagai seorang seniman.

Hitler memutuskan untuk memasuki Akademi Seni Rupa yang bergensi di Vienna. Pada bulan October 1907, dalam usia 18 tahun, dia mengambil uang warisannya dari bank dan pergi untuk belajar dan tinggal di Vienna. Ibu Hitler saat itu menderita akibat kanker payudara dan mengalami kegagalan operasi pada bulan Januari. Tetapi ambisi Hitler untuk menjadi seniman besar mengatasi keengganannya untuk meninggalkan ibunya.

Dia mengikuti dua hari ujian untuk masuk akademi melukis. Percaya diri dan sangat yakin, dia menunggu hasilnya, sangat yakin dia akan diterima. Tetapi kegagalan menghantamnya seperti petir. Hasil ujian gambarnya dinyatakan tidak memuaskan dan dia tidak diterima. Hitler sangat terguncang dengan penolakan ini. Dia kembali ke akademi untuk mendapat penjelasan dan diberi penjelasan bahwa gambarnya menunjukkan dia kurang berbakat menjadi pelukis, khususnya kurangnya apresiasi terhadap bentuk manusia. Dia diberitahu, bahwa dia mempunyai kemampuan untuk berkarya dalam bidang arsitektur.

Tetapi tanpa ijazah dari sekolah menengah, menuju sekolah bangunan dan setelah itu ke akademi arsitektur, tampaknya meragukan. Hitler memutuskan untuk mengikuti ujian masuk sekolah melukis lagi tahun depan. Saat itu, merasa sangat tertekan, Hitler meninggalkanVienna dan kembali ke rumah, tempat ibu yang dicintainya menderita akibat kanker, membuat segala sesuatu semakin buruk.

Tidak ada komentar: