Minggu, 02 Maret 2008

PEMBUKAAN DACHAU

Saat pertama kali memasuki Dachau, seorang tahanan dari Reich Hitler akan melewati sebuah gerbang besi dengan sebuah slogan diatasnya yang dipilih sendiri oleh Theodor Eicke, Bapak dari sistem kamp konsentrasi SS: "Arbeit Macht Frei" – kerja akan membebaskanmu.

Gagasan Eicke tersebut meliputi kombinasi dari disiplin yang keras, kondisi hidup yang spartan, dan kerja paksa, dia bisa mengubah siapapun yang disebut 'Musuh Negara,' kemudian membebaskannya untuk mulai lagi hidup yang berguna dalam pemerintahan Hitler. Di dalam kamp, ditulis besar-besar dengan cat sebuah moto di sepanjang atap salah satu bangunan: "Hanya satu cara untuk bebas. Petunjuknya adalah: ketaatan, semangat, kejujuran, tertib, kebersihan, kesederhanaan, kebenaran, rasa rela berkorban dan cinta tanah air."

Pendatang baru di Dachau tidak pernah diberi tahu berapa lama mereka akan ditahan, suatu fakta yang memperlemah moral mereka dan membuat mereka lebih mudah untuk dibentuk kembali. Sering, perjalanan mereka ke Dachau menandai pertama kalinya mereka ditahan atau terlibat dengan polisi. Banyak yang dikirim ke sana oleh Gestapo atas tuduhan yang tidak jelas atau pengaduan dari seseorang yang tidak menyukainya untuk membalas dendam. Beberapa bahkan ditahan dengan tuduhan bahwa mereka akan melakukan kejahatan di masa mendatang.

Saat dibawa pergi, tahanan yang kebingungan diberitahu: "Berdasarkan pasal satu dari undang-undang Presiden Reich untuk Perlindungan Rakyat dan Negara tanggal 28 Februari 1933, kamu dibawa ke dalam Pengawasan Protektif demi kepentingan keamanan publik dan pemerintah. Alasan: kecurigaan dari kegiatan yang membahayakan negara."

Keputusan tanggal 28 Februari itu telah digunakan oleh 50,000 pasukan seragam coklat storm trooper SA dan seragam hitam SS yang disumpah sebagai pembantu polisi membenarkan penangkapan masal lawan-lawan politik selama pengambil alihan kekuasaan oleh Hitler. Terdapat banyak orang dalam pengawasan pada musim semi 1933 membuat penjara konvensional Jerman segera penuh. Akibatnya, kamp penjara 'liar' bermunculan seperti jamur.

Kamp-kamp 'liar' itu hanyalah pengembangan dari tembok-tembok berpagar duri tempat tahanan dijejali gaya militer dan kadang-kadang pukulan. Pasukan storm trooper segera mengetahui bahwa anggota keluarga yang ditinggalkan akan memberikan uang atau apa saja sebagai tebusan agar orang yang mereka cintai keluar dari tempat itu. Maka dimulailah praktek menguntungkan dengan menahan seseorang sampai tebusan yang mencukupi diterima.

Bentuk awal kamp konsentrasi yang sederhana ini, secara mandiri dioperasikan oleh SA dan SS, bersama dengan berbagai agen Nazi dan Gauleiter lokal (Gubernur Nazi). Pelanggaran wilayah dan perselisihan teritorial kadang-kadang menghasilkan pertempuran terbuka antara Nazi yang sedang bercekcok.

Pada bulan Maret 1933, pemimpin SS Heinrich Himmler menjadi kepala polisi Munich dan memutuskan untuk menetapkan pasukan SS menjalankan kamp konsentrasi di bekas pabrik perlengkapan senjata yang tak terpakai di kota Dachau, 12 mil barat laut dari Munich. Komandan pertama kamp itu, Hilmar Wäckerle, menjalankan tempat itu dengan sangat buruk yang merusak reputasi SS. Himmler memecat dia pada bulan Juni dan memilih penggantinya seorang SS fanatik, Theodor Eicke.

Eicke yang berusia 40 tahun adalah seorang veteran Perang Dunia I yang mendapatkan Salib Besi kelas dua. Setelah perang dia tertarik dengan pekerjaan polisi tetapi telah kehilangan berbagai pekerjaan karena penentangan yang kuat terhadap Republik Demokratik Jerman. Dia bergabung dengan partai Nazi pada bulan Desember 1928 dan kemudian diangkat menjadi SS. Himmler mengangkat dia sebagai kolonel SS pada bulan November 1931. Empat bulan kemudian, dia terbang ke Itali atas perintah Himmler setelah divonis penjara akibat partisipasinya dalam pengeboman politik. Himmler membawa dia kembali ke Jerman pada bulan Februari 1933. Tetapi masalah lebih berat terjadi setelah Eicke berselisih dengan Gauleiter lokal yang membanya ke klinik psikiater sebagai "orang gila yang berbahaya." Himmler membebaskannya dari kurungan psikiater pada tanggal 26 Juni, dan segera menugaskannya menangani Dachau.

Dan ternyata Himmler memilih orang yang tepat. Peraturan segera dibuat oleh Eicke termasuk hukuman gantung bagi tahanan yang: "bermain politik, mengadakan rapat dan pidato yang menghasut, membentuk kelompok-kelompok, berkeliaran dengan orang-orang – yang bertujuan menyebarkan propaganda dari oposisi dengan cerita-cerita yang kejam, mengumpulkan informasi yang benar atau salah tentang kamp konsentrasi, menerima informasi semacam itu, menggalinya, membicarakan tentang hal itu pada orang lain, menyelundupkannya keluar kamp ke dalam pengunjung asing, dll."

Peraturan selanjutnya menyatakan bahwa tahanan akan ditembak atau digantung jika menolak mematuhi setiap perintah dari anggota SS. Orang-orang yang ditembak mati pada daftar kematian ditandai dengan "ditembak setelah mencoba melarikan diri." Satu-satunya pemberitahuan yang diterima oleh keluarga korban adalah suatu jambangan yang berisi abu dikirim di pintu depan mereka. Abu itu bahkan biasanya tidak diambil dari korban itu sendiri tetapi diambil dari segala sesuatu yang ada di sekitar ruang kremasi.

Hukuman rutin di Dachau termasuk: memaksa tahanan berdiri diam selama beberapa jam; pukulan keras di punggung dan pantat dengan tongkat; dua puluh lima cambukan; dikurung di tempat sempit, sel penjara berdiri, yang terlalu sempit untuk dibuat duduk.

Untuk menampung tahanannya, Eicke membangun 34 barak kayu panjang (yang kemudian disebut blok) dengan masing-masing barak memuat 270 orang, membuat kapasitas kamp hanya lebih dari 9,000 orang. Bagian dalam masing-masing barak dibagi menjadi lima ruangan, masing-masing terdapat dua tempat tidur bertingkat tiga, dapat dipakai tidur 54 orang.

54 orang dalam tiap ruangan membentuk pleton dengan seorang tahanan ditujuk sebagai kepala pleton. Kelima ruangan dalam barak, membentuk kompi tahanan, dengan seorang SS ditunjuk sebagai 'sersan' tahanan yang bertanggung jawab atas semua disiplin dalam barak.

Setiap pagi diawali dengan perintah menakutkan, "Appelle!" (upacara!). Dengan mengabaikan cuaca, tahanan harus berbaris saat fajar dan dalam formasi untuk dihitung. Saat perintah, "Lepas Topi!" seluruh tahanan yang berjumlah 9,000 orang harus melepaskan topi bersamaan untuk memuaskan petugas SS yang berwenang. Tahanan kadang-kadang berlatih hal ini dan hal-hal lain selama berjam-jam membuat beberapa orang jatuh tewas karena panjang dan kerasnya upacara. Jika jumlah tahanan lengkap dan anggota SS yang memberi perintah sudah puas, para tahanan dibubarkan untuk memulai kerja 12 jam mereka dalam kamp atau sepanjang kamp.

Dalam melatih anggota muda SS, Eicke menginginkan mereka menyingkirkan pikiran simpati atau sentimentil pada para tahanan. Latihan rutin SS termasuk latihan militer yang melelahkan selama tiga minggu, bebas hanya dalam seminggu sebagai penjaga kamp untuk menyaksikan dan berpartisipasi dalam tindakan kejam terhadap para tahanan.

Eicke menyarankan anggota SS bawahannya untuk memperlakukan para tahanan sebagai "Musuh Negara" yang berbahaya. Dia berulang-ulang memberitahu mereka: "Disana di belakang kawat berduri bersembunyi musuh dan dia mengawasi apapun yang kalian lakukan. Dia akan mencoba menolong dirinya sendiri dengan menggunakan semua kelemahanmu. Jangan biarkan dirimu terbuka dengan cara apapun. Tunjukkan pada 'Musuh Negara' itu taringmu. Siapapun yang menunjukkan sekecil apapun tanda belas kasihan pada 'Musuh Negara' harus menyingkir dari golongan kita. Aku hanya akan menggunakan orang-orang keras yang mampu melakukan apapun. Kita tidak menggunakan orang-orang yang lemah."

Rudolf Höss, Panglima Auschwitz di masa datang dilatih oleh Eicke di Dachau. Höss kemudian hari berkomentar bahwa Eicke "tidak mempunyai pemahaman kemanusian untuk tahanan secara keseluruhan " dan yang selalu ditekankan Eicke pada penjaga SS "kebencian, antipati terhadap para tahanan yang tidak dapat dibayangkan oleh orang di luar kamp. "

Kepala-kepala gundul para tahanan dalam pakaian berstrip biru adalah angka-angka, bukan orang, dilucuti dari kemanusian dan personalitas individu mereka. Mereka dianggap sebagai "babi" dan "kotoran" dan kata-kata kotor lainnya. Yahudi khususnya dianggap sebagai "kotoran-Yahudi " atau "sampah-Yahudi." Saat pertama memasuki Dachau dan mulai didaftar, Yahudi akan ditanya: "Nama pelacur yang melahirkanmu?" – untuk itu mereka harus memberikan nama ibu mereka atau dipukul.

Eicke juga sangat tegas terhadap pasukan penjaga SS, mencaci maki dan menghukum mereka bahkan untuk kesalahan sekecil apapun. Tetapi bersama dengan disiplin kerasnya, dia punya kebiasaan bersikap bersahabat dengan anak buahnya sampai tingkat terendah sehingga dia disukai, membuat dia mendapat julukan dari SS, "Papa Eicke."

Berdasarkan sukses awal di Dachau, Himmler mengangkat Eicke menjadi Inspektur Kamp Konsentrasi yang pertama pada bulan Juli 1934. Kebanyakan dari kamp 'liar' tua kemudian dirobohkan dan diganti dengan kamp baru SS yang lebih besar dengan model Dachau dan pimpin oleh orang-orang yang dilatih Eicke termasuk; Buchenwald di Jerman tengah dekat Weimar, Sachsenhausen di utara dekat Berlin, dan Ravensbrück untuk wanita.

Rumor yang tak pernah berhenti tentang kamp konsentrasi pertama ini menanamkan ketakutan pada seluruh warga Jerman yang membantu memadamkan semua potensi perlawanan dan kritik terhadap rezim Hitler. Bagaimanapun, tantangan terbesar Hitler tidak datang dari lawan-lawan politiknya tetapi dari dalam golongannya sendiri. Pada awal 1934, sepasukan pemberontak storm trooper mengancam menghancurkan segala sesuatu yang telah dilakukannya dengan kerja keras untuk mendapatkannya.

Tidak ada komentar: