Minggu, 16 Maret 2008

HITLER MENJADI KOMANDAN ANGKATAN BERSENJATA

Beberapa hari menjelang natal pada tahun 1937, Adolf Hitler menghadiri pemakamanan Jenderal Erich Ludendorff, pemimpin terkemuka Perang Dunia I dan pernah mendukung Nazi. Pada upacara pemakaman Hitler memilih tidak bicara, tidak ingin mengucapkan sepatah katapun doa untuk orang yang telah memandang rendah padanya.

Ludendorff ikut berpartisipasi dalam Kudeta Beer Hall yang gagal empat belas tahun sebelumnya dan tidak pernah memaafkan Hitler yang melarikan diri di tengah-tengah tembak-menembak yang terjadi. Ketika Presiden Paul von Hindenburg menyetujui Hitler sebagai Kanselir Jerman pada tahun 1933, Ludendorff mengirimkan telegram pada Hindenburg yang berkata bahwa dia telah "menyerahkan tanah suci Jerman kepada pemimpin terbesar sepanjang masa. Saya meramalkan bahwa orang jahat ini akan membawa negara kita ke dalam jurang dan menimbulkan kemalangan tak terkira pada bangsa kita..."

Ludendorff, bersama dengan jenderal-jenderal senior lainnya adalah orang dari sistem pendidikan lama, lahir dalam keluarga-keluarga Prussia aristokrat dengan tradisi militer yang panjang, yang bahkan mengetahui di masa kanak-kanaknya, mereka suatu hari akan menjadi Panglima batalion tentara seperti ayah atau kakek mereka.

Dalam lingkungan tertutup ini, Adolf Hitler akan selalu merupakan orang luar, orang yang dianggap Hindenburg sebagai "Kopral Austria." Walaupun Führer boleh jadi dihormati oleh jutaan orang, dia tidak akan pernah diterima penuh oleh eselon atas dari staf jenderalnya sendiri. Hitler, tentu saja tahu, posisinya diantara mereka dan dia memberi toleransi penghinaan diam mereka selama mereka tetap berguna baginya.

Bagaimanapun, pada awal tahun 1938, tampaknya jenderal-jenderal dari sekolah tua itu kurang punya keberanian untuk mengikuti rencana Führer yang ambisius untuk mendapatkan ruang hidup yang lebih bagi rakyat Jerman. Selama defile yang beresiko ke Rhineland beberapa tahun yang lalu mereka berulang-ulang menyarankan Hitler untuk menarik pasukannya karena takut Perancis akan menyerang. Selama dan sesudah konferensi Hossbach, saat Hitler pertama mengungkapkan rencana perangnya, mereka memperlihatkan ketakutan besar karena menduga bahwa Lebensraum akan membawa Jerman ke dalam perang Eropa baru yang berakibat timbulnya bencana besar.

Tetapi Hitler tidak peduli dengan akibatnya. Dia hanya tertarik dengan hasilnya. Dan setiap usaha untuk membuatnya mengubah pikiran adalah benar-benar membuang waktu saja. Jenderal-jenderal itu tidak menyadari bahwa mereka berhadapan dengan orang yang tidak pernah mengubah pendiriannya, sekali dia membuat keputusan yang tegas, dia akan melakukan apapun untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Bagi Hitler, waktunya sudah tiba untuk membersihkan rumah, untuk mengganti jenderal-jenderal tua yang tidak ramah dengan orang-orang muda yang ingin melayani Führer mereka dan mengikuti perintah, dengan mengabaikan akibatnya. Dua pejabat tertinggi di Jerman saat ini adalah dibawa dari pemerintahan Presiden Hindenburg; Marsekal Medan Werner von Blomberg, Panglima Angkatan bersenjata dan Jenderal Werner von Fritsch, Panglima angkatan darat. Orang-orang berbibir kaku dengan kode kehormatan yang keras akan dijatuhkan dengan kondisi yang paling hina dari sudut pandang mereka, termasuk skandal kehidupan seks pribadi.

Blomberg yang pertama kali dijatuhkan. Dia seorang duda kesepian dalam usia enam puluh tahun yang isteri pertamanya meninggal pada tahun 1932. Dia jatuh cinta dengan seorang Fräulein yang usianya separuhnya bernama Erna Gruhn. Bagaimanapun, karena gadis itu berasal dari latar belakang pekerja rendahan, Blomberg khawatir bagaimana perkawinan seperti itu dapat diterima di kalangan rekan-rekannya. Dia memutuskan bertanya pada Hermann Göring bagaimana pendapatnya dan merasa lega saat Göring berkata bahwa hal itu bukan masalah. Betapapun, Göring berkata padanya, bahwa dia menikah dengan artis yang sudah bercerai.

Dan begitulah pernikahan dilangsungkan pada tanggal 12 Januari 1938. Merupakan upacara khusus yang diadakan di gedung Menteri Peperangan disaksikan oleh Göring dan Hitler. Pasangan yang berbahagia itu kemudian berangkat bulan madu ke Italia. Tetapi saat mereka pergi, segala macam rumor keji muncul di permukaan tentang masa lalu pengantin wanita. Di Berlin, sebuah dokumen polisi segera ditemukan menyangkut namanya dan menjadi perhatian kepala polisi Berlin Graf von Helldorf.

Helldorf, yang dulunya prajurit angkatan bersenjata, memutuskan untuk memberikan dokumen itu pada Jenderal Wilhelm Keitel. Bagaimanapun, Keitel segera mengatakan bahwa dia tidak ingin terlibat dalam masalah seperti itu dan menyarankan agar membawa dokumen itu kepada Göring sendiri, Helldorf melakukan apa yang dikatakan Keitel.

Göring membaca dokumen itu dan sangat gembira mempelajari bahwa isteri baru Panglima angkatan bersenjata masuk dalam catatan polisi sebagai pelacur dan juga berpose untuk foto porno, yang terdapat juga dalam dokumen itu. Göring tahu ini berarti akhir dari karir Blomberg, dengan kemungkinan dia yang akan menggantikan Blomberg. Maka Göring membawa dokumen itu pada Hitler tanggal 25 Januari dan berdiri tegak saat Führer meledak dengan kemarahan karena telah menjadi saksi pada pernikahan mantan pelacur itu.

Sekarang waktunya untuk menghadapi Blomberg, yang baru kembali ke Berlin. Göring memaksa untuk menemuinya di kantornya. Blomberg, sampai saat ini benar-benar tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Ketika mendengar berita yang mengejutkan itu, Blomberg segera menawarkan melakukan perceraian untuk menyelamatkan karirnya. Göring mengatakan bahwa perceraian tidak menyelesaikan masalah karena dia telah memalukan seluruh korps.

Kemudian pada hari itu juga, Hitler memanggil Blomberg ke istana kanselir Reich dan memaksanya cuti panjang, setelah menjanjikan akan mengembalikan pada tugasnya jika kontroversi telah memudar. Blomberg kembali ke Italia dan melanjutkan memperpanjang bulan madu dengan isterinya yang jadi skandal, kemudian istirahat di sebuah desa di Bavaria. Dia tidak pernah dipanggil kembali menjalankan tugasnya oleh Hitler. Dan mengabaikan semua yang telah terjadi, Blomberg tetap setia pada isterinya sampai akhir.

Skandal Blomberg lebih ringan dari yang berikutnya, dirancang oleh Himmler dan Heydrich untuk Jenderal Werner von Fritsch, Panglima angkatan darat. Fritsch dikenal punya sikap merendahkan pada Himmler dan pasukan seragam hitam SS. Himmler selalu mencari kesempatan untuk merendahkan anggota militer yang congkak itu. Himmler dibantu oleh Göring dalam kelicikannya yang berharap mendapat keuntungan dari kejatuhan Fritsch.

Pada hari yang sama saat Blomberg dijatuhkan, Göring memberikan pada Hitler sebuah dokumen Gestapo yang disediakan oleh Himmler dan Heydrich. Dokumen itu menceritakan kisah kotor Jenderal Fritsch, seorang bujangan seumur hidup, terlibat dalam tindakan homoseksual pada tahun 1935. Menurut dugaan, seorang mantan narapidana, yang khusus memata-matai hubungan seks yang tidak wajar dan memeras pelakunya, telah menyaksikan Fritsch dalam suatu janji pertemuan di stasiun kereta api di Berlin. Berdasarkan dokumen itu, dia memeras Fritsch selama bertahun-tahun setelah itu.

Saat dokumen itu ditunjukkan pada Hitler, ajudan militernya, Kolonel Friedrich Hossbach, berada di sana. Diluar kesetiaan angkatan bersenjata, dia bergegas menceritakan hal itu pada Jenderal Fritsch, walaupun telah diingatkan oleh Hitler untuk tidak membicarakan masalah itu pada siapapun. Fritsch, saat mendengar pernyataan tanpa bukti itu, dengan datar menyangkalnya.

Keesokan harinya, Hossbach dengan berani menceritakan pada Hitler tentang pembicaraannya dengan Fritsch dan mengulangi penyangkalan kuat Jenderal itu. Hossbach juga menyarankan pada Hitler untuk memberi kesempatan pada Fritsch menejelaskannnya secara pribadi dengan kesempatan untuk membersihkan namanya. Anehnya, Hitler menyetujui, dan Fritsch diundang ke kantor kanselir.

Fritsch datang pada pertemuan malam itu untuk bertemu dengan Himmler dan Göring yang sudah siap menunggunya. Hitler kemudian mengutarakan tuduhan pemerasan seks dan memberi Fritsch kesempatan untuk menanggapi. Fritsch sekali lagi menyangkal semuanya.

Tetapi sekarang, Himmler mempertemukan Fritsch dengan seorang saksi kejutan, pemerasnya sendiri, seorang berkarakter buruk bernama Hans Schmidt yang meneruskan untuk berlawanan dengan Fritsch, menyatakan bahwa dia mengenali Fritsch sebagai perwira yang terlihat melakukan hubungan seks sejenis di stasiun kereta. Schmidt juga mengaku telah sukses memeras Fritsch sejak malam itu.

Jenderal Fritsch begitu terperdaya oleh peristiwa yang aneh itu sehingga dia tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun, yang dipandang Hitler sebagai tanda bersalah. Hitler kemudian memintanya untuk mengundurkan diri. Tetapi Fritsch, setelah mendapatkan kembali ketenangan dan kebanggaannya, menolak dengan tegas. Sebagai gantinya dia menuntut pengadilan kehormatan militer. Hitler menanggapinya dengan memberinya cuti tanpa batas.

Penyelidikan pendahuluan pengadilan militer dengan cepat mengungkap cerita sebenarnya dari tuduhan palsu itu. Schmidt, si pemeras, memergoki seorang prajurit angkatan bersenjata melakukan hubungan seks di stasiun kereta api, tetapi prajurit itu bernama Frisch, bukan Fritsch, dan sekarang pensiunan pasukan berkuda. Pemeras itu telah ditekan dengan ancaman mati oleh agen-agen Heydrich untuk menjebak Jenderal Fritsch.

Sementara itu, desas-desus beredar di Berlin bahwa para pemimpin angkatan bersenjata, merasa sakit hati atas perlakuan keji pada pimpinan mereka, merencanakan gerakan perlawanan terhadap keseluruhan hirarki Nazi, yang mungkin dilakukan pada tanggal 30 Januari, pada peringatan lima tahun Hitler berkuasa, saat Reichstag diundang untuk mendengar pidato Hitler.

Nazi dengan mendadak membatalkan rapat Reichstag, karena mempercayai desas-desus itu. Di markas besar Gestapo terjadi kegelisahan bahwa angkatan bersenjata mungkin akan menyerang tempat itu dalam usaha meruntuhkan kekuasaan Himmler dan Heydrich.

Tetapi dalam kenyataannya, para pemimpin angkatan bersenjata tidak mempunyai rencana untuk melakukan apapun pada tanggal 30 Januari, sebagian takut akan konsekuensinya dan juga memegang teguh sumpah setia mereka. Hitler menanggapi keraguan mereka dengan merampas kesempatan untuk mengakhiri kekuasaannya. Pada tanggal 4 Februari 1938, Hitler mengadakan rapat kabinet dan mengumumkan dekrit yang berbunyi: "Mulai sekarang aku akan mengambil alih secara pribadi komando dari seluruh angkatan bersenjata."

Hitler menghapuskan seluruh kementrian peperangan, menggantinya dengan Komando Tinggi Angkatan Bersenjata (Oberkommando der Wehrmacht atau OKW) dipimpin oleh dirinya sendiri dengan kontrol penuh atas angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara. Kepala staf OKW diserahkan pada Jenderal Keitel. Untuk mengganti posisi Fritsch sebagai panglima angkatan darat, Hitler memilih Jenderal Walther von Brauchitsch.

Göring, yang berharap menjadi panglima angkatan bersenjata, ditenangkan dengan promosi sebagai Marsekal Medan, merupakan pangkat tertinggi di Reich.

Kepada rakyat Jerman, Hitler mengumumkan bahwa Blomberg dan Fritsch mengundurkan diri "dengan alasan kesehatan." Bersama dengan pemecatan mereka, Hitler memberhentikan enam belas jenderal senior termasuk von Rundstedt, von Kluge dan von Kleist. Empat puluh empat lainnya ditugaskan kembali. Jenderal-jenderal dipecat dan ditembak sesuai kehendak Führer, kapanpun mereka tidak menyenangkannya.

Angkatan bersenjata Jerman sekarang berada di tangan seorang amatir, seorang yang belajar strategi sendiri yang pengalamannnya di peperangan termasuk sebagai penyampai pesan pada Perang Dunia I. Walaupun dia menerima Salib Besi kelas satu untuk keberanian, Hitler gagal mendapat kenaikan pangkat karena kurang memiliki potensi kepemimpinan. Anggota-anggota militer, dengan pemahaman tentang karakter manusia, tidak cukup percaya menjadikan Kopral Austria itu sebagai sersan. Sekarang, setelah beberapa tahun berlalu, mereka masih tidak percaya padanya, tetapi mereka tidak mempunyai keberanian untuk menentang dia.

Hitler sebaliknya juga tidak mempercayai jenderal-jenderalnya, lebih percaya pada nalurinya sendiri dengan memilih seorang lemah penurut seperti Keitel. Gaya kepemimpinan militer di tangan Hitler terdiri atas dua kebiasaan utama; pertama, dia selalu menuruti pemikirannya sendiri, secara tetap membatalkan keputusan besar saat dia sedang tidak yakin, walaupun keadaan sangat kritis; kedua, sekali dia memikirkannya, keputusannya menjadi suatu kehendak Führer yang tak tergoyahkan, tidak peduli bagaimana celakanya hal itu, suatu sikap keras kepala fatal yang akan mengirimkan ribuan tentara Jerman ke pemakaman lebih awal.

Sekarang, pada musim semi tahun 1938, kebanyakan kaum tua konservatif yang ditunjuk pada era Hindenburg dipecat oleh Hitler tanpa upacara penghormatan. Bersama dengan pembersihan angkatan bersenjata, Menteri Luar Negeri Constantin von Neurath diganti oleh Joachim Ribbentrop. Hjalmar Schacht diganti sebagai Menteri Ekonomi oleh Walther Funk. Beberapa pembersihan diplomatik juga dilakukan. Duta besar-duta besar di Roma, Tokyo, bersama dengan Franz von Papen di Vienna, dibebastugaskan.

Dalam buku hariannya, Ulrich von Hassell, yang diusir sebagai duta besar di Roma, mencatat komentar-komentar yang pernah diucapkan kepadanya oleh Fritsch. "Orang ini, Hitler, adalah takdir Jerman untuk kebaikan dan untuk kejahatan. Jika dia sekarang membawa kita ke tepi jurang, yang dipercaya Fritsch dia akan melakukannya, dia akan menyeret kita semua jatuh bersamanya. Tidak ada sesuatupun yang dapat kita lakukan."

Masa depan terbuka luas bagi Hitler. Bangsa Jerman dan seluruh angkatan bersenjata berada dalam komandonya. Waktu untuk Lebensraum telah datang. Sasaran awalnya adalah Austria, langkah awal yang akan membawa pada perang dunia baru.

Tidak ada komentar: