Selasa, 04 Maret 2008

MALAM PEDANG PANJANG

Tantangan terbesar kelangsungan pemerintahan Hitler dalam tahun-tahun awal Reich ketiga datang dari pasukan strom trooper seragam coklat -nya sendiri, SA (Sturmabteilung) pimpinan, Ernst Röhm.

Röhm, penyebar ketakutan di peperangan, yang menghiasi Perang Dunia I sebagai prajurit tempur dan setelah perang sebagai tukang ribut jalanan telah bersama dengan Hitler sejak awal. Pasukan storm trooper yang di komandani Röhm bertanggung jawab besar dalam menempatkan Hitler di kekuasaan. Di garis depan revolusi politik Nazi, mereka mempertaruhkan leher mereka memerangi kaum Komunis untuk mengendalikan jalanan dan menghentikan siapapun yang menghalangi jalan Hitler.

Bagaimanapun, pada awal 1934, setahun penuh setelah Hitler berkuasa, segalanya telah berubah. Kegunaan SA sebagai kekuatan revolusioner penuh kekerasan secara efektif telah berakhir. Untuk menjaga posisinya sebagai Diktaktor Jerman, Hitler sekarang membutuhkan dukungan dari semua kekuatan Staff Jenderal Jerman bersama dengan 100,000 pasukannya –yang mempunyai kekuatan untuk menghancurkan pemerintahan diktaktor Hitler kapan saja mereka suka.

Masalah besar bagi Hitler adalah bahwa Röhm dan pasukan seragam coklat muda yang arogan membayangkan diri mereka adalah inti dari "tentara rakyat " baru yang akan menggantikan tentara Jerman tradisional – seperti tentara revolusi Napoleon.

Hal ini membuat pertentangan langsung dengan Staff Jenderal. Mereka mengancam untuk mengakhiri gaya hidup berabad-abad di Jerman. Staff Jenderal mempunyai kelas sendiri dalam masyarakat, meliputi kekayaan dan perlakuan khusus, banyak dari mereka adalah keturunan pangeran-prajurit abad pertengahan Jerman. Selama usaha mencapai kekuasaan, Hitler mendapatkan dukungan mereka karena secara terus menerus meyakinkan mereka bahwa dia akan mengembalikan kejayaan mereka dengan memecahkan "belenggu" Perjanjian Versailless yang membatasi angkatan bersenjata hanya 100,000 orang dan mencegah modernisasi.

Dan muncullah masalah dengan SA. Sentimen anti-kapitalis yang suarakan oleh mulut besar para pemimpin SA dan diikuti oleh massa storm trooper pengangguran yang resah mengakibatkan kekhawatiran besar bagi pebisnis Jerman yang menyerahkan uangnya untuk menaikkan Hitler ke kekuasaan. Seperti para Jenderal, Hitler mendapat dukungan mereka dari janji yang diulang-ulang. Dalam hal ini, dia berjanji untuk memadamkan masalah yang timbul akibat serikat buruh dan penghasut Marxis, yang telah dilakukannya. Tetapi sekarang, storm trooper-nya sendiri membicarakan tentang Revolusi Kedua yang kedengarananya seperti Marxis itu sendiri. (Revolusi Pertama telah membuat Nazi berkuasa pada awal 1933.)

Banyak dari orang kelas pekerja yang menjadi SA percaya benar pada 'sosialisme' dari Sosialisme Nasional dan ingin meraih bagian mereka dari kekayaan Jerman, atas pengorbanan orang lain, dan jika perlu dengan kekerasan. Revolusi kedua ini yang telah lama mereka perjuangkan, atau setidaknya mereka percaya.

Sebagai tambahan atas semua itu, rata-rata penduduk Jerman benar-benar tidak menyukai seragam coklat dengan tingkah laku mereka yang mirip gangster termasuk memeras uang dari pemilik toko lokal, berputar-putar dengan pamer mobil baru, mabuk-mabukan, memukuli dan bahkan membunuh orang tak bersalah untuk kesenangan.

Bagi Adolf Hitler, tingkah laku SA adalah suatu masalah yang sekarang mengancam kelangsungan politiknya dan seluruh masa depan Jerman.

Hitler memulai proses untuk mengatasi masalah SA dengan mengadakan pertemuan pata akhir Februari 1934 dihadiri oleh para pemimpin SA dan angkatan bersenjata termasuk Röhm dan Menteri Pertahanan Jerman, Jenderal Werner von Blomberg. Pada pertemuan itu, Hitler terus terang memberitahukan pada Röhm bahwa SA tidak akan menjadi kekuatan militer di Jerman tetapi malah terbatas pada fungsi politik tertentu. Röhm, di hadapan Führer-nya, menyetujui hal itu dan bahkan menandatangani semacam perjanjian dengan Blomberg.

Tetapi secepatnya setelah pertemuan, Röhm membiarkan perasaannya diketahui. "Apa yang dikatakan Kopral yang menggelikan itu tidak berarti apa-apa bagi kita," Röhm berkata pada teman karibnya seragam coklat. "Aku tidak mempunyai niat sedikitpun untuk memelihara perjanjian itu. Hitler adalah seorang pengkhianat, dan yang paling sedikit harus pergi...Jika kita tidak dapat ke sana bersamanya, kita akan ke sana tanpa dia."

Kata-kata itu dilaporkan kembali pada Hitler oleh salah seorang seragam coklat. Dua bulan kemudian, Röhm menggali lubang lebih dalam untuk dirinya dengan mengadakan konferensi pers di Berlin dihadiri oleh koresponden asing, saat itu dia dengan berani memproklamasikan: "SA adalah revolusi Nasional Sosialis!"

Pada saat itu, bersama dengan SA terdapat juga organisasi berdiplin tinggi SS (Schutzstaffel) yang dipimpin oleh Heinrich Himmler. SS loyal kepada Adolf Hitler secara pribadi dan tidak pada orang lain.

Merasakan bahwa Röhm telah melangkah terlalu jauh secara membahayakan dan peka, Himmler yang ambisius, bersama orang keduanya dalam memberi perintah, Reinhard Heydrich, mulai merencanakan sesuatu. Dan mereka segera bergabung dengan oportunis Nazi lainnya, Hermann Göring, yang berharap dapat mengambil keuntungan dari kejatuhan Röhm. Bersama, mereka mulai menciptakan desas-desus palsu dan setengah benar pada Hitler mengenai Röhm.

Sebagai hasilnya, pada tanggal 4 Juni, Hitler dan Röhm bertemu secara pribadi untuk berbicara dari hati ke hati yang berlangsung selama lima jam penuh. Atas permintaan Hitler, Röhm akan mengumumkan beberapa hari kemudian bahwa dia mengambil liburan untuk penyembuhan "penyakit pribadi " dan empat juta anggota SA akan cuti pada bulan Juli.

Röhm kemudian merencakanan konferensi pimpinan tinggi SA pada akhir Juni yang diadakan di sebuah villa peristirahatan dekat Munich. Hitler berjanji untuk menghadiri pertemuan itu untuk membantu meredakan situasi.

Akan tetapi, sungguh tak terduga, sikap buruk wakil kanselir Franz von Papen mengacaukan segalanya. Papen, yang membantu Hitler menjadi kanselir, menarik perhatian semua orang dengan memberi pidato di Universitas Marburg tanggal 17 Juni yang mencela perilaku kasar SA dan juga Nazi yang berlebihan dalam melakukan sensor terhadap pers. Papen juga menyebutkan kemungkinan Revolusi Kedua dari Röhm dan menyarankan Hitler untuk mencegahnya.

"Sudahkah kita melakukan suatu revolusi anti-Marxis dalam rangka mengakhiri program Marxis?" Papen bertanya pada pendengarnya. Pertanyaannya dijawab dengan tepuk tangan meriah dari para pendengar yang konservatif.

Pidato Papen segera meningkatkan ketegangan antara pemimpin angkatan bersenjata Jerman dan SA, juga membahayakan posisi Hitler.

Dan segalanya dengan cepat memburuk. Beberapa hari kemudian, 21 Juni, Hitler mengunjungi Presiden Paul von Hindenburg di istana kepresidenan. Presiden tua itu yang ditemani oleh Jenderal Blomberg, dengan keras mengingatkan Hitler bahwa masalah SA harus diatasi atau dia akan mengumumkan keadaan darurat dan membiarkan angkatan bersenjata menguasai negara, yang secara efektif akan mengakhiri rezim Nazi.

Sementara itu, Himmler dan Heydrich sibuk menyebarkan rumor bahwa Röhm dan SA sedang merencanakan suatu kudeta. Himmler juga bertemu dengan anggota Staff Jenderal dan melakukan suatu perjanjian kerja rahasia yang memastikan kerja sama antara SS dan angkatan bersenjata dalam setiap tindakan untuk menghadapi SA. Angkatan bersenjata setuju menyediakan senjata dan transportasi, tetapi akan tetap tinggal di barak dan membiarkan SS yang menangani.

Masalah bagi Himmler dan Göring sekarang adalah tindakan itu tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan Hitler. Dan walaupun Hitler mendapat dorongan dari berbagai pihak untuk bertindak melawan Röhm, dia merasa kesulitan untuk mengizinkan bertentangan secara langsung dengan teman lamanya di angkatan bersenjata itu dan organisasi SA yang telah melayaninya dengan baik. Göring, bersama Himmler dan Heydrich, bereaksi terhadap keraguan Hitler dengan menyebarkan lebih banyak rumor untuk tetap menjaga ketegangan.

Tanggal 25 Juni, angkatan bersenjata Jerman berada dalam posisi siaga. Semua cuti dibatalkan dan pasukan dikurung dalam barak sesuai dengan perjanjian rahasia dengan Himmler.

Tiga hari kemudian, Kamis, 28 Juni, Hitler dan Gör ing menghadiri pernikahan Gauleiter Josef Terboven di kota Essen. Dalam acara itu, Hitler ditelepon dan diberitahu oleh Himmler bahwa dia mengalami ancaman pertarungan dari suatu kudeta yang akan terjadi oleh Röhm dan kemungkinan revolusi oleh kaum konservatif yang menginginkan Hindenburg untuk mengumumkan keadaan darurat.

Percaya bahwa dia dalam bahaya kehilangan segalanya, Hitler mengirimGöring kembali ke Berlin dan memberi wewenang padanya untuk memulai rencana menjatuhkan SA dan kaum konservatif. Pasukan SS Himmler juga disiagakan penuh.

Hari Jumat 29 Juni, Hitler membuat rencana inspeksi keliling dari kamp Penyediaan Tenaga Kerja di Westphalia lalu menuju ke hotel dekat Bonn untuk menginap. Dia menerima beberapa telepon tengah malam dari Himmler dan Göring yang menunjukkan bahwa pasukan SA mengetahui tindakan yang akan dilakukan dan menyiapkan diri untuk melakukan serangan balasan. Hitler meninggalkan hotel sekitar pukul 2 pagi untuk terbang ke Munich dalam rangka konfrontasi personal dengan Röhm dan pimpinan SA yang berkumpul di resort di Bad Wiessee.

Hitler mendarat di Munich waktu fajar pada hari Sabtu 30 Juni dan mendapat informasi dari Gauleiter Adolf Wagner bahwa beberapa demonstrasi SA di jalanan terjadi sepanjang malam tetapi sekarang telah menghilang. Kabar tentang demonstran yang tidak setia membuat Hitler marah besar. Ditemani dengan pasukan SS, dia menuju ke gedung Menteri Dalam Negeri di Munich di sana dia bertemu tiga orang petinggi SA dan menyobek lencana Nazi dari seragam mereka.

Berikutnya adalah mendapatkan Röhm. Arak-arakan mobil yang berisi Hitler dan pasukan SS melaju dengan cepat ke resort hotel di Bad Wiessee untuk mengejutkan Röhm. Bersama dengan mereka bergabung pula truk-truk yang mengangkut bodyguard pribadi Hitler, Leibstandarte-SS, dibawah komando Sepp Dietrich.

Tiba sekitar pukul 6:30 pagi, hotel lebih dulu diamankan oleh SS sebelum Hitler masuk. Ditemani oleh beberapa orang SS, Hitler kemudian mendobrak pintu kamar Röhm dan berhadapan dengan pemimpin SA bermata sayu itu, Hitler meneriakkan tuduhan pengkhianatan padanya selama beberapa menit.

"Ernst," Hitler akhirnya mengumumkan, "kamu ditahan."

Dengan demikian mengakhiri hubungan lima belas tahun antara Hitler dan salah satu anggota asli dari partai Nazi. Röhm dan orang-orang SA lainnya yang dibangunkan secara kasar digiring dibawah pengawasan SS ke penjara Stadelheim di luar Munich. Sebuah perkecualian dibuat dalam kasus Edmund Heines, seorang pemimpin SA yang ditemukan ditempat tidur dengan seorang pemuda. Ketika diberitahu hal ini, Hitler memerintahkan agar dia segera dieksekusi.

Sejumlah pemimpin SA, termasuk Röhm, adalah homoseksual. Sebelum pembersihan, Hitler sebagian besar mengabaikan kelakuan mereka karena kegunaan mereka padanya. Bagaimanapun, kegunaan mereka dan toleransi Hitler sekarang telah berakhir. Selanjutnya, homoseksualitas mereka akan digunakan sebagai alasan untuk eksekusi berikutnya.

Sekitar pukul 10, Sabtu pagi, sebuah panggilan telepon dilakukan dari Hitler pada Göring di Berlin memberi kata sandi yang sudah diatur sebelumnya "Kolibri" yang berarti tanda untuk melanjutkan sepenuhnya pembersihan. Hal ini mengakibatkan gelombang pembunuhan dengan kekerasan oleh SS di Berlin dan 20 kota lainnya. Pasukan eksekusi SS bersama dengan Gestapo dan pasukan polisi khusus Göring bergemuruh sepanjang jalan memburu para pemimpin SA dan siapapun yang ada dalam daftar musuh (kemudian disebut Daftar Negara Orang yang Tak Diinginkan).

Termasuk dalam daftar itu:

Gregor Strasser, pendiri partai Nazi dan dulunya penting bagi Hitler, yang berpisah dengan Hitler karena ketidakcocokan politik. Di bawa ke markas besar Gestapo di Berlin, dia ditembak di punggung dan mengakibatkan luka yang membawa kematian.

Kurt von Schleicher, kanselir Jerman sebelumnya dan seorang master pembuat intrik politik, yang membantu merobohkan demokrasi di Jerman dan menempatkan Hitler di kekuasaan. Dia mencoba kembali ke kancah politik, mungkin atas biaya Hitler. Dia ditembak di rumahnya bersama dengan isteri yang sekarang.

Si tua Gustav von Kahr, 73 tahun, pensiunan pegawai pemerintah yang berani menantang Hitler selama kudeta Beer Hall di tahun 1923. Dia ditemukan dicincang sampai mati di dalam suatu rawa dekat Dachau.

Bernhard Stempfle, pendeta yang membantu mengedit buku Hitler Mein Kampf dan yang tahu terlalu banyak tentang hubungan tragis Hitler dengan Geli Raubal. Dia ditembak di rawa yang sama.

Pemimpin SA Berlin, Karl Ernst, ditembak bersama dengan tiga SA lainnya yang terlibat dalam pembakaran gedung Reichstag bulan Februari 1933.

Erich Klausener, aktivis Katholik yang menyiapkan pidato Papen di Marburg, ditembak bersama Edgar Jung, sekertaris pribadi Papen, yang juga ikut membantu membuat pidato. Papen sendiri selamat karena hubungan dekatnya dengan Presiden Hindenburg.

Pada Sabtu malam, Hitler yang lelah dan tidak bercukur, yang tidak tidur selama empat puluh jam, terbang kembali ke Berlin. Dia dijemput di airport oleh Göring dan Himmler dalam suatu adegan yang kemudian digambarkan oleh Hans Gisevius, pegawai Gestapo, yang saat itu hadir:

"Dalam perjalanannya menuju armada mobil, yang berada beberapa ratus yard jaraknya, Hitler berhenti untuk berbicara dengan Göring dan Himmler. Tampaknya dia tidak bisa menunggu beberapa menit lagi untuk mencapai kediaman kanselir? Dari salah satu sakunya Himmler mengeluarkan daftar panjang yang tersobek. Hitler membacanya sementara Göring dan Himmler berbisik terus-menerus ke telinganya. Kami dapat melihat telunjuk Hitler bergerak turun perlahan di lembaran kertas itu. Kadang-kadang berhenti sebentar pada salah satu nama. Pada saat itu dua orang yang berkomplot itu berbisik lebih bersemangat. Tiba-tiba Hitler menggeleng-gelengkan kepalanya. Terdapat begitu banyak emosi kejam, banyak kemarahan dalam sikapnya, apakah orang-orang itu memperhatikannya? Akhirnya mereka berlalu, Hitler di depan, diikuti oleh Göring dan Himmler. Hitler masih berjalan dengan lebih lambat. Berlawanan dengan dua bajingan yang tampak bersemangat?"

Sedangkan bagi Ernst Röhm, yang duduk di selnya dalam penjara Stadelheim – pada mulanya Hitler bimbang tetapi secara bertahap didorong oleh Göring dan Himmler untuk menyetujui kematiannya. Röhm kemudian diberi senjata yang berisi satu peluru dan batas waktu sepuluh menit untuk melakukan bunuh diri. Tetapi Röhm, yang congkak sampai akhir, menolak. "Jika aku harus dibunuh biarkan Adolf yang melakukannya."

Dua prajurit SS, salah satunya adalah Panglima Dachau, Theodor Eicke, memasuki sel Röhm setelah lima belas menit dan menembaknya langsung. Dilaporkan, kata-kata terakhir Röhm adalah: "Mein Führer (Führerku), Mein Führer!" yang oleh Eicke yang brutal direspon: "Kamu seharusnya memikirkan hal itu sebelumnya! Sekarang sudah terlambat."

Tawanan tingkat tinggi SA lainnya yang ada di penjara secara sistematis dihabisi oleh satu regu tembak yang terdiri atas anggota Leibstandarte-SS dibawah komando Dietrich. Masing-masing anggota SA itu diberitahu oleh Dietrich: "Kamu telah dihukum sampai mati oleh Führer karena pengkhianatan tingkat tinggi. Heil Hitler!"

Regu tembak SS lainnya beroperasi di barak-barak Lichterfelde dekat Berlin, markas besar Leibstandarte-SS. Tembakan berbunyi setiap dua puluh menit seperti jarum jam saat orang-orang SA ditempatkan di depan dinding, diikuti oleh perintah: "Dengan perintah Führer. Bidik. Tembak!"

Pada Minggu malam 1 Juli, saat beberapa penembakan masih berlangsung, Hitler tanpa perasaan bersalah menjadi tuan rumah dari suatu pesta minum teh yang diadakan di istana kanselir Reich di Berlin bagi anggota kabinet dan keluarganya untuk memberi kesan bahwa segalanya telah kembali normal.

Pada pukul 4 sore, Senin 2 Juli, pembersihan berdarah 72 jam berhenti atas perintah Hitler. Jumlah pasti yang dibunuh tidak diketahui karena semua dokumen Gestapo yang berhubungan dengan pembersihan itu dihancurkan. Diperkirakan korbannya antara 200 sampai ribuan atau lebih. Lebih dari separuh yang dibunuh adalah anggota SA. Banyak dendam lama telah dituntaskan oleh Hitler, Göring, Himmler, dan Heydrich.

Dan beberapa kekeliruan telah dibuat. Dalam salah satu kasus, seorang bernama Willi Schmid sedang di rumah dengan keluarganya bermain cello. Empat anggota SS membunyikan bel pintu, masuk dan dengan kasar membawanya pergi, meninggalkan isteri dan anak-anaknya di belakang dengan tatapan tak percaya. Tampaknya mereka telah salah menangkap Dr. Willi Schmid, seorang kritikus musik untuk surat kabar Munich, yang dikira Schmid yang ada dalam daftar musuh. Meskipun demikian, mereka tetap menembaknya. Tubuh Dr. Schmid kemudian dikembalikan ke keluarganya dalam peti mati yang disegel dengan pesan dari Gestapo tidak boleh dibuka.

Dengan segera setelah pembersihan, Hitler menerima telegram ucapan selamat dari Presiden Hindenburg yang memujinya "tindakan yang diputuskan dan intervensi pribadi yang gagah berani menghancurkan tunas pengkhianatan dan menyelamatkan rakyat Jerman dari bahaya besar." Demikian juga, Jenderal-jenderal angkatan bersenjata menyatakan persetujuannya.

Bagi Hitler, tugas yang tersisa sekarang adalah bagaimana menjelaskan semua itu pada rakyat Jerman yang terguncang dan pers asing yang meragukan hal itu. Pada tanggal 13 Juli, Hitler muncul di hadapan Reichstag Nazi dan memberikan dua jam pidato emosional yang merupakan salah satu yang terpenting dalam karirnya. Dia membenarkan tindakan pembunuhan itu dengan berbagai rumor tentang kudeta sebagai fakta dan kemudian bertanggung jawab penuh atas tindakannya, memberitahukan bahwa tujuh puluh tujuh telah di binasakan.

"Jika seseorang menyalahkan aku dan bertanya mengapa aku tidak meminta pada pengadilan reguler untuk memutuskan, maka yang dapat kukatakan adalah ini: dalam jam ini aku bertanggung jawab atas nasib rakyat Jerman, dan jadi aku menjadi hakim tertinggi dari rakyat Jerman!"

"Bukan rahasia bahwa kali ini revolusi menjadi berdarah; saat kita membicarakan hal itu maka kita sebut sebagai 'Malam Pedang Panjang (Night of the Long Knives).' Setiap orang harus tahu untuk setiap saat di masa depan jika dia mengangkat tangannya untuk menentang negara, maka kematian yang pasti adalah nasibnya!"

Hitler tidak hanya menyingkirkan ancaman seragam coklat, tetapi dia sekarang mengumumkan bahwa dia adalah hakim tertinggi rakyat Jerman, pada hakekatnya menempatkan dirinya sendiri di atas hukum.

Jenderal-jenderal angkatan bersenjata, dengan memaafkan pembersihan, mengunci diri mereka dalam satu langkah bersama Hitler dan mulai perjalanan panjang yang akan membawa mereka selama sebelas tahun ke kancah penaklukan dunia dan akhirnya berakhir di dermaga penggantungan di Nuremberg.

Beberapa minggu setelah pembersihan, Hitler memberi hadiah pada Himmler dengan meningkatkan status SS menjadi independen. Bukan lagi bagian dari SA, Himmler sekarang hanya bertanggung jawab pada Hitler. Reinhard Heydrich, pembantu utama pembersihan, dipromosikan menjadi Gruppenführer SS (Letnan Jenderal). Himmler menghadiahi anggota SS yang melakukan penembakan dengan memberikan masing-masing pisau berukir SS.

Seragam coklat berhenti menjadi ancaman bagi Hitler dan dari waktu ke waktu nyaris menghilang menjadi angkatan bersenjata reguler setelah Hitler mengenalkan kembali wajib militer. Tetapi Jerman sekarang punya ancaman baru yang lebih besar, pasukan seragam hitam SS pimpinan Himmler. Loyal sepenuhnya kepada Hitler, mereka akan membunuh siapapun yang diperintahkan dan akan menjadi alat teror pribadi Führer pada skala kecil maupun kekuatan militer besar.

Sekarang, pada musim panas 1934, hanya ada satu orang yang berdiri antara Adolf Hitler dan kekuasaan mutlak di Jerman. Dan orang itu, Presiden Paul von Hindenburg, 87 tahun terbaring sekarat di rumahnya. Untuk beberapa minggu setiap orang menunggu kematian orang tua itu dengan ketidakpastian dan bertanya-tanya apa artinya kematian orang tua itu bagi masa depan Jerman. Hitler, bagaimanapun, tahu dengan pasti apa artinya hal itu.