Minggu, 02 Maret 2008

LAHIRNYA GESTAPO

Walaupun Gestapo secara umum di hubungkan dengan pemimpin SS Heinrich Himmler, kenyataanya didirikan oleh Hermann Göring pada bulan April 1933.

Saat menjadi kanselir Jerman, Adolf Hitler mengangkat Göring sebagai Menteri Dalam Negeri untuk propinsi Prussia, propinsi terbesar dan terpenting Jerman, yang mengendalikan dua pertiga negara, termasuk ibukota Jerman Berlin dan pusat industi besar. Sebagai Menteri Dalam Negeri, Göring juga mengendalikan polisi.

Hal pertama yang dilakukannya adalah melarang polisi reguler untuk mencampuri urusan seragam coklat Nazi di jalanan. Ini berarti penduduk Jerman yang tak bersalah tidak akan ada yang membantu manakala mereka dianiaya oleh pasukan storm trooper muda yang sedang mabuk. Pemuda Nazi akan mengambil keuntungan dari kelonggaran polisi untuk merampas barang-barang di toko dan menteror Yahudi atau orang lain yang secara tidak sengaja bertemu mereka pada waktu dan tempat yang tidak tepat.

Selanjutnya, Göring membersihkan departemen kepolisian Berlin dari polisi yang tidak dapat dipercaya secara politis dan mengangkat 50,000 storm trooper sebagai polisi pembantu khusus (Hilfspolizei). Sekarang storm trooper mempunyai kekuasaan yang sebenarnya untuk melakukan penahanan dan mereka menikmati hal itu. Penjara segera dipenuhi oleh orang-orang yang diambil dari "pengawasan protektif" mengakibatkan kebutuhan kamp-kamp penjara meningkat pesat, dan juga merupakan lahirnya sistem kamp konsentrasi.

Setelah melakukan kesepakatan dengan divisi berseragam, Göring selanjutnya mengalihkan perhatiannya kepada agen rahasia polisi (detektif). Pada tanggal 26 April 1933, sebuah undang-undang dikeluarkan untuk menciptakan Agen Rahasia Polisi (Geheime Polizei Amt) yang dengan cepat dikenal dengan nama GPA. Tetapi singkatan itu hampir mirip dengan GPU singkatan yang digunakan oleh polisi politik Soviet. Jadi, namanya dubah menjadi Polisi Rahasia Negara (Geheime Staats Polizei). Istilah 'Gestapo' menurut dugaan diciptakan oleh pegawai kantor pos Berlin yang menginginkan nama yang tepat untuk ukuran stempel yang sesuai peraturan. Gestapo diambil dari tujuh huruf dari nama panjangnya Geheime Staats Polizei. Tanpa diketahuinya, petugas kantor pos itu telah menemukan salah satu nama paling buruk dalam sejarah.

Göring dengan segera menggunakan Gestapo untuk membungkam lawan-lawan politik Hitler di Berlin dan seluruh negeri dan juga untuk mempertinggi kekuasaan pribadinya. Menambah kesenangannya, Göring menemukan bahwa polisi Prussia lama banyak menyimpan dokumen rahasia dari kehidupan pribadi pimpinan Nazi, yang dipelajarinya dengan senang.

Göring mengangkat Rudolf Diels sebagai kepala Gestapo pertama. Walaupun Diels bukan seorang anggota partai, dia telah menjadi anggota Menteri Dalam Negeri Prussia sejak 1930 dan bertugas sebagai penasehat senior di kepolisian. Göring mengambil keuntungan penuh dari pengetahuan Diels untuk menjalankan suatu kepolisian politis. Dia juga menganjurkan Diels untuk menjaga dan memperbanyak dokumen rahasia pemimpin-pemimpin Nazi. Göring yang ambisius dan cerdik akan menggunakan informasi itu untuk membantu memperkuat kedudukannya dalam partai Nazi.

Anggota Nazi yang ambisus lainnya, pemimpin SS Heinrich Himmler, segera mengarahkan perhatiannya pada Gestapo. Sebuah persaingan sengit kemudian terjadi antara Himmler dan Göring, yang saling menjelekkan satu sama lain untuk mendapat perhatian Hitler siapa yang sebenarnya mengendalikan Gestapo. Pada tanggal 20 April 1934, setelah banyak percekcokan, Göring memutuskan untuk memberikan Gestapo pada Himmler dan rekannya, Reinhard Heydrich, yang mengambil alih kepala Gestapo dua hari kemudian.

Si ambisius Göring telah mengarahkan pandangannya pada sesuatu yang lebih besar daripada menjadi polisi. Penerbang ulung pada Perang Dunia I dan penerima medali bergengsi Pour le Mérite itu membayangkan dirinya sebagai pemimpin militer. Dia ingin bertanggung jawab atas peremajaan angkatan udara Jerman. Minatnya pada kepolisian dan Gestapo mengecil saat rencana Hitler membangun militer yang besar menjadi kenyataan.

Dalam beberapa tahun, Himmler menjadi kepala Polisi Jerman sebagai tambahan atas tugasnya sebagai pimpinan SS. Heydrich, adalah orang nomor duanya, terbukti jenius dalam menciptakan sistem intelijen nasional besar efektif yang mempunyai data lengkap seseorang. Tidak seorangpun bebas dari intaian Gestapo, tidak peduli betapa tinggi kedudukannya dalam hirarki Nazi.

Pada tanggal 10 Februari 1936, Reichstag Nazi meloloskan 'Hukum Gestapo' yang didalamnya terdapat kata-kata berikut: "Tidak ada perintah atau pekerjaan Gestapo akan dibuka untuk ditinjau oleh pengadilan administratif." Hal ini berarti Gestapo sekarang berada di atas hukum dan tidak ada yang lebih sah dari yang mereka lakukan.

Tentu saja, Gestapo menjadi hukum atas diri mereka sendiri. Sangat mungkin bagi setiap orang untuk ditahan, diinterogasi dan dikirim ke kamp konsentrasi untuk penahanan atau dieksekusi, tanpa prosedur yang sah.

Keadilan dalam masa Hitler di Jerman adalah sepenuhnya sewenang-wenang, tergantung pada siapa orang yang berkuasa, orang yang memiliki setiap orang dalam gengamannya. Kebijakan yang sah dinyatakan oleh Hitler pada tahun 1938 adalah: "Setiap tindakan, sekalipun tidak sesuai dengan hukum yang ada dan tidak dapat dijadikan teladan, adalah sah selama mereka menentang kehendak Führer."

Yang mengejutkan, Gestapo tidak pernah benar-benar menjadi organisasi yang sangat besar. Jumlah pegawai terbesarnya hanya sekitar 40,000 orang, termasuk pegawai kantor dan agen rahasia. Tetapi setiap agen Gestapo beroperasi di pusat jaringan besar mata-mata dan informan. Masalah bagi warga biasa adalah mereka tidak pernah tahu siapa dan dimana informan itu berada. Bisa siapa saja, tukang susu, wanit tua yang menyeberang jalan, pekerja yang pendiam, bahkan anak sekolah. Sebagai hasilnya, ketakutan menguasai hari-hari rakyat Jerman. Banyak orang menyadari pentingnya sensor diri sendiri dan secara umum menutup mulut tentang politik, kecuali mereka punya hal baik yang akan dikatakan.

Setiap orang yang cukup bodoh untuk mengatakan sesuatu yang beresiko atau menceritakan lelucon tentang anti-Nazi di tengah kerumunan orang mungkin mendapatkan ketukan di pintu pada tengah malam atau tepukan di bahu saat berjalan sepanjang jalan. Surat-surat juga dikirimkan berdasarkan tingkah laku itu dari Prinz Albrecht Strasse No.8, markas besar Gestapo di Berlin, surat itu berisi pertanyaan yag harus dijawab. Pusat penjara Gestapo di Berlin (Columbia-Haus) menjadi terkenal keburukannya karena orang yang berjalan di sepanjang jalan di luar gedung akan mendengar jeritan dari dalam.

Metode interogasi Gestapo meliputi: menengelamkan tahanan dalam bak mandi yang dipenuhi air es; sengatan listrik dengan menghubungkan kabel ke tangan, kaki, telinga, dan alat kelamin; menghancurkan testis laki-laki dengan cara khusus; memborgol pergelangan tangan tahanan di belakang, kemudian digantung tangannya yang menyebabkan bahu terkilir; dipukul dengan tongkat polisi dan cambuk sapi; dan membakar kulit dengan korek api atau solder besi.

Saat organisasi SS dengan cepat meluas di akhir tahun 1930, Heydrich yang sangat ambisius mendapatkan kekuasaan dan tanggung jawab yang besar sekali. Salah satu tugas utama yang diselesaikannya adalah penataan ulang dan pelurusan birokratik di seluruh kepolisian Nazi Reich. Pada September 1939, sesaat setelah pecah perang, dia menciptakan Kantor Keamanan Utama Negara (Reich Main Security Office/RSHA). Organisasi baru ini mempunyai tujuh cabang utama. Gestapo dirancang sebagai cabang keempat dan dikepalai oleh Heinrich Müller (yang dijuluki sebagai Gestapo Müller). Kembali ke tahun 1931, sebagai anggota polisi Munich, Müller dengan sukses menutup skandal sekitar bunuh dirinya Geli Raubal, keponakan Hitler. Hal itu membuktikan dia adalah orang yang dapat diandalkan.

Seksi B4 dari Gestapo berurusan secara khusus dengan "Pertanyaan Yahudi " dan dibawah kendali tetap Adolf Eichmann. Orang yang terkenal enerjik dan pengatur organisasi yang efisien ini akan menjaga kereta api tetap berjalan tepat waktu dari seluruh penjuru Eropa ke kamp kematian Nazi yang berlokasi di daerah Polandia selama Solusi Akhir dari Pertanyaan Yahudi.

Gestapo mengikuti tentara Hitler ke setiap negara selama penaklukan Eropa. Dengan mengadu domba antar tetangga, agen Gestapo mengembangkan mekanisme teror yang sama di setiap negara yang dikuasai yang berjalan sangat baik di Jerman.

Pada tahun 1942, Gestapo melangkah lebih lanjut melalui undang-undang Malam dan Kabut Hitler. Orang yang dicurigai anti-Nazi akan menghilang tanpa jejak ke dalam malam berkabut dan tidak pernah terlihat lagi. Pengaruh yang diinginkan seperti dikatakan Himmler adalah untuk "meninggalkan keluarga dan masyarakat dalam ketidakpastian sebagai nasib dari pelanggar." Korbannya kebanyakan dari Perancis, Belgia dan Belanda. Mereka biasanya ditangkap di tengah malam dan dibawa diam-diam ke penjara yang jauh untuk interogasi penuh siksaan, dan dikirim ke kamp konsentrasi di Jerman jika mereka masih hidup.

Sejak awal rezim Hitler, ancaman yang terus menerus tentang penahanan dan pengurungan tak tentu dalam kamp konsentrasi telah merampas kebebasan rakyat Jerman dan membuat mereka tidak bebas, serta dipaksa menjadi obyek yang patuh.

Tetapi hal itu belum cukup. Nazi ingin mengubah cara berpikir masyarakat. Dan demikianlah, seperti mereka membersihkan musuh politik yang dibenci, mereka mulai kampanye untuk membersihkan gagasan yang "bukan Jerman". Usaha itu dimulai pada bulan Mei 1933 dengan kejahatan terburuk terhadap pemikiran dan peradaban manusia – pembakaran buku.

Tidak ada komentar: