Minggu, 02 Maret 2008

HITLER MENJADI DIKTAKTOR

Setelah pemilihan umum pada tanggal 5 Maret 1933, Nazi mulai secara sistematik mengambil alih pemerintahan propinsi di seluruh Jerman, mengakhiri tradisi tua berabad-abad kemandirian politikus lokal. Pasukan bersenjata SA dan SS yang kejam menerjang masuk ke kantor pemerintahan lokal menggunakan pernyataan undang-undang darurat sebagai dalih untuk melemparkan pegawai sah kantor itu dan menggantinya dengan komisaris Nazi Reich.

Ribuan lawan-lawan politik ditahan dan ditempatkan di penjara yang dibangun dengan terburu-buru. Barak militer tua dan pabrik-pabrik yang tak terpakai digunakan sebagai penjara. Sekali berada di dalam, tahanan diperlakukan dengan latihan model militer dan disiplin yang keras. Mereka sering dipukuli dan kadang-kadang dianiaya sampai tewas. Ini merupakan asal mula sistem kamp konsentrasi Nazi.

Pada waktu itu, bentuk awal kamp konsentrasi di organisir secara bebas di bawah kendali SA dan saingannya SS. Beberapa hanya berupa pagar tembok dengan kawat berduri yang di kenal sebagai kamp konsentrasi 'liar', dirancang oleh Gauleiter lokal dan pemimpin SA.

Bagi Adolf Hitler, tujuan untuk mengesahkan kediktaktoran semakin dekat. Pada tanggal 15 Maret 1933, sebuah rapat kabinet digelar selama Hitler dan Göring mendiskusikan bagaimana meninggalkan proses demokrasi untuk mendapatkan undang-undang yang disetujui Reichstag. Undang-undang ini akan mengalihkan fungsi konstitusional Reichstag kepada Hitler, termasuk kekuasaan untuk membuat undang-undang, mengendalikan anggaran dan menyetujui perjanjian dengan negara lain.

Undang-undang darurat ditandatangani oleh Hindenburg pada 28 Februari, setelah kebakaran Reichstag, memudahkan bagi mereka untuk menghadapi perwakilan non-Nazi dengan cara menangkap mereka.

Ketika Hitler merencanakan untuk mengakhiri demokrasi di Jerman, Menteri Propaganda Joseph Goebbels memasang pengumuman publik saat upacara pembukaan dari anggota Reichstag yang baru dipilih.

Pada tanggal 21 Maret, di gereja Garrison di Potsdam, makam dari Frederick yang Agung, suatu upacara yang panjang dilaksanakan untuk menarik perhatian masyarakat pada Hitler dan rezim barunya yang mirip gangster.

Upacara itu dihadiri oleh Presiden Hindenburg, diplomat-diplomat asing, staf jenderal dan semua pengawal tua pada hari-hari kejayaan kaisar. Dengan berpakaian seragam yang berkilauan oleh medali, mereka melihat pidato Hitler yang paling hormat memberi penghargaan pada Hindenburg dan merayakan bersatunya tradisi militer Prussia dan Nazi Reich baru. Sebagai lambang atas hal ini, bendera tua kerajaan akan segera ditambah simbol swastika.

Mengakhiri pidatonya, Hitler berjalan ke arah Hindenburg dan dengan penuh hormat membungkuk di depannya sambil menjabat tangan orang tua itu. Adegan itu direkam dalam film dan oleh photographer surat kabar dari seluruh dunia. Kesan itulah yang tepat diinginkan Hitler dan Goebbels untuk ditunjukkan pada dunia, semua itu direncanakan untuk menyingkirkan Hindenburg dan Reichstag yang terpilih.

Kemudian di hari yang sama, Hindenburg menandatangani dua dekrit yang diletakkan di depannya oleh Hitler. Pertama berisi pengampunan pada semua Nazi yang sedang dalam penjara. Pintu penjara terbuka dan keluarlah bermacam-macam penjahat Nazi yang kejam dan pembunuh.

Dekrit kedua ditanda tangani oleh orang tua yang kebingungan itu memperkenankan penahanan siapa saja yang dicurigai menyebar kritik atau desas-desus pada pemerintahan dan partai Nazi.

Dekrit ketiga hanya ditanda tangani oleh Hitler dan Papen tentang pendirian mahkamah luar biasa untuk mengadili pelanggar politik. Pengadilan itu diselenggarakan dengan gaya pengadilan militer dari mahkamah militer tanpa juri dan biasanya tanpa pembela.

Pada tanggal 23 Maret, anggota baru Reichstag mengadakan rapat di gedung opera Kroll di Berlin untuk mempertimbangkan meloloskan Hak Bertindak (Enabling Act) yang diusulkan Hitler. Yang secara resmi disebut "Hukum untuk Menghilangkan Kesukaran pada Rakyat dan Negara." Jika lolos, akan membuat demokrasi hilang keberadaannya dari Jerman dan menetapkan kediktaktoran yang sah dari Adolf Hitler.

Pasukan coklat storm trooper Nazi bergerombol di bawah bayangan gedung tua itu dalam rangka unjuk kekuatan dan sebagai ancaman yang nyata. Mereka berdiri di luar, di gang-gang, dan bahkan diantara deretan tempat duduk di dalam, memandang dengan tak menyenangkan pada siapapun yang menentang kehendak Hitler.

Sebelum pemungutan suara, Hitler melakukan pidato dengan janji untuk menggunakan pengekangan.

"Pemerintah akan menggunakan kekuasaan ini hanya sejauh hal itu perlu dilakukan untuk menyelesaikan hal-hal yang penting...Banyaknya kasus keperluan internal untuk menghasilkan suatu undang-undang hanya ada dalam orang tertentu," Hitler mengatakan pada Reichstag.

Dia juga berjanji untuk mengakhiri pengangguran dan berjanji untuk mempertimbangkan perdamaian dengan Perancis, Inggris dan Uni Soviet. Tetapi dalam rangka melakukan semua itu, kata Hitler, pertama-tama dia membutuhkan Enabling Act. Mayoritas dua pertiga diperlukan, karena undang-undang itu akan benar-benar mengubah konstitusi. Hitler membutuhkan 31 suara non-Nazi untuk dapat meloloskan undang-undang itu. Dia mendapatkan suara itu dari Partai Catholic Center setelah membuat janji palsu untuk mengembalikan hak-hak dasar yang telah diambil oleh dekrit.

Sementara itu, storm trooper Nazi bernyanyi di luar: "Kekuasaan penuh – atau tidak! Kami ingin rancangan undang-undang – atau menembak dan membunuh!!"

Tetapi seorang muncul diantara kekuatan yang berlimpah itu. Otto Wells, pemimpin Social Democrat berdiri dan berbicara dengan tenang pada Hitler.

"Kami Social Democrat Jerman berjanji dengan sungguh-sungguh pada diri kami sendiri dalam saat bersejarah ini untuk prinsip kemanusiaan dan keadilan, kebebasan dan sosialisme. Tidak ada undang-undang yang dapat memberimu kekuatan untuk mengancurkan gagasan yang abadi dan tidak dapat dihancurkan."

Hitler sangat marah dan melompat untuk bereaksi.

"Kamu tidak lagi dibutuhkan! – Bintang Jerman akan terbit dan kamu akan tenggelam! Lonceng kematianmu telah berbunyi!"

Pengambilan suara dilakukan - 441 setuju dan hanya 84, dari Social Democrat yang menentang. Anggota Nazi melonjak-lonjak, menghentakkan kaki dan berteriak, kemudian diakhiri dengan lagu kebangsaan Nazi, lagu Hörst Wessel.

Demokrasi telah berakhir. Mereka telah menjatuhkan republik demokrasi Jerman secara sah. Sejak hari itu dan seterusnya, Reichstag hanya merupakan pengeras suara, bagian bersorak untuk pengumuman Hitler.

Menariknya, partai Nazi sekarang dibanjiri oleh pelamar untuk menjadi anggota. Para pendaftar itu secara sinis oleh anggota Nazi yang lama disebut sebagai 'March Violets.' Pada bulan Mei, partai Nazi menghentikan penerimaan anggota. Banyak dari mereka yang mendaftar di SA dan SS yang memang masih menerima anggota. Bagaimanapun, di awal tahun 1934, Heinrich Himmler akan menyingkirkan 50,000 dari 'March Violets' itu dari SS.

Nazi Gleichschaltung sekarang dimulai, koordinasi besar dari semua aspek kehidupan di bawah swastika dan kepemimpinan mutlak Adolf Hitler.

Di bawah Hitler, Negara, bukan individu, yang berkuasa.

Sejak saat kelahirannya seseorang hadir untuk melayani negara dan mematuhi perintah Führer. Yang menentang akan dibuang.

Banyak yang setuju. Birokrat-birokrat, para industrialis, bahkan para intelektual dan penulis, termasuk Gerhart Hauptmann, pengarang drama terkenal di dunia, secara terbuka mendukung Hitler.

Banyak yang tidak setuju dan meninggalkan Jerman. Banyak para pemikir, termasuk lebih dari dua ribu penulis, ilmuwan, dan seniman pergi meninggalkan Jerman pindah ke negeri baru, terutama ke Amerika Serikat. Diantara mereka adalah - penulis Thomas Mann, sutradara Fritz Lang, artis Marlene Dietrich, arsitek Walter Gropius, musisi Otto Klemperer, Kurt Weill, Richard Tauber, psikolog Sigmund Freud, dan Albert Einstein, yang mengunjungi California saat Hitler mulai berkuasa dan tidak pernah kembali ke Jerman.

Di Jerman, sekarang selalu ada rapat umum Nazi, parade, barisan, dan pertemuan-pertemuan di antara propaganda yang tak kenal lelah dari Goebbels dan keberadaan swastika dimana-mana. Bagi yang tetap tinggal disana terdapat campuran aneh antara ketakutan dan optimisme di udara.

Sekarang, untuk pertama kalinya sebagai diktaktor, Adolf Hitler mengalihkan perhatiannya kepada penggerak utama yang menyebabkan dia terjun dalam dunia politik, kebenciannya pada Yahudi. Diawali dengan boikot pada 1 April 1933, dan akan diakhiri bertahun-tahun kemudian dalam tragedi terbesar dalam sejarah manusia.

Tidak ada komentar: